• November 23, 2024
Pemprov DKI Jakarta akan berhenti bekerja sama dengan pengelola TPST Bantar Gebang

Pemprov DKI Jakarta akan berhenti bekerja sama dengan pengelola TPST Bantar Gebang

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Alasan diakhirinya kerja sama yang akan dimulai pada tahun 2016 ini adalah karena pengelolaan sampah secara mandiri akan menghemat anggaran karena tidak perlu mengeluarkan biaya kepada pengelola.

Jakarta, Indonesia Pemprov DKI berencana menangani sampahnya sendiri secara mandiri dan tidak akan melanjutkan kerja sama dengan pengelola Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, PT Godang Tua Jaya.

Alasan diakhirinya kerja sama yang akan dimulai pada tahun 2016 ini karena dengan pengelolaan sampah secara mandiri akan menghemat anggaran karena tidak perlu mengeluarkan biaya. biaya biaya kepada manajer.

“Anggaran swakelola sampah yang kami usulkan pada anggaran 2016 sebesar Rp 260 miliar. Jumlahnya kurang dari biaya biaya “yang memakan biaya Rp336 miliar pada APBD 2015,” kata Wakil Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Ali Maulana, Kamis, 5 November.

Dana swakelola tersebut akan digunakan untuk pembelian alat berat dan biaya operasional pengelolaan sampah.

Keputusan ini diumumkan menyusul permasalahan pembuangan sampah di Bantar Gebang dalam beberapa hari terakhir. Warga Cileungsi dan organisasi kemasyarakatan menghadang truk sampah milik Dinas Kebersihan Jakarta yang ingin melewati wilayahnya menuju Bantar Gebang. Penyebab terhambatnya jalan tersebut karena bau tidak sedap dan kondisi jalan di sana yang rusak.

“Warga khususnya Pemprov DKI harus bisa menyiapkan lahan untuk menampung sampah-sampah yang ada di Jakarta, karena kalau dibawa ke Bekasi pasti banyak,” kata Chaidir Maulana Ali, warga Bekasi, Kamis.

“Dan saya sangat mendukung jika sampah dari Jakarta tidak dibuang ke Bekasi dulu, karena kuota sampah di Bekasi tidak kalah dengan Jakarta.”

Menurut Chaidir, pelanggaran yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta adalah dengan memuat sampah terlalu banyak, melebihi kapasitas yang disediakan, menggunakan armada sampah yang rusak sehingga air sampah yang diangkut tumpah sehingga menimbulkan bau tidak sedap.

Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama bertemu dengan Presiden Finlandia Sauli Niinisto untuk meminta bantuan terkait teknologi pengelolaan sampah dan sampah yang bisa diterapkan di Jakarta.

“Tadi kita membahas pengolahan air limbah. Finlandia adalah salah satu negara terbaik dalam pengelolaan air limbah. Kita bisa belajar dari mereka (Finlandia), kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu.

Selain itu, Ahok mengatakan Pemerintah akan segera membuat Intermediate Treatment Facilities (ITF) atau tempat pembakaran sampah di berbagai titik yaitu Sunter, Cakung, Marunda dan Cengkareng yang menjadi titik ITF. — Laporan Antara/Rappler

BACA JUGA:

Sidney siang ini