• July 11, 2025
Penasihat Khusus Presiden meminta kinerja Polda Papua perlu dievaluasi

Penasihat Khusus Presiden meminta kinerja Polda Papua perlu dievaluasi

Anggota Brimob menembak dan membunuh seorang siswa SMA yang mabuk

JAKARTA, Indonesia – Penasihat khusus presiden mengkritik tindakan anggota Brimob di Sukupa, ibu kota Kabupaten Intan Jaya, Papua, yang menembak mati seorang siswa SMA yang mabuk pada Sabtu, 27 Agustus.

“Kalau mabuk sama saja gila kan? Jadi harus bawa dia dulu, pegang dia dulu, tunggu sampai dia bangun,” ujarnya. Lenis Kagoya, penasihat khusus Presiden Joko Widodo Papua, di Jakarta pada hari Senin, 29 Agustus.

Anggota Brimob menembak mati Otinus Sondegau di depan rumahnya di Sukupa dan melukai dua temannya lainnya Sabtu, 27 Agustus.

Otinus dan tiga teman lainnya – Noperianus Belau, Luter Japugau dan Hans Belau – diduga masih mabuk setelah mengonsumsinya minuman beralkohol. Mereka memblokir jalan dan menghalangi pengendara yang lewat.

Mendapat laporan dari pengguna jalan, anggota Brimbo datang ke lokasi kejadian dan langsung mengejar keempat anak SMP tersebut. Otinus meninggal di halaman rumahnya sendiri karena dua luka tembak: satu di lengan dan satu lagi di dada.

Sumber Gereja mengatakan polisi juga melukai dua teman Otinus.

Kematian Otinus membuat marah keluarga besar. Mereka datang dan membakar Kantor Polisi Sugapa.

Lenis mengatakan, idealnya polisi menahan anak-anak yang mabuk terlebih dahulu sebelum memberikan hukuman.

“Bukan cuma syuting gitu, nggak bagus,” kata Lenis.

“Kinerja polisi di Papua perlu dievaluasi spesial. Pendekatannya tidak baik. “Kita akan rapat dalam waktu dekat, harus ada evaluasi terhadap kinerja Polri di Papua karena kalau terus seperti ini akan sangat berbahaya,” kata Lenis.

Anggota DPR Papua mengutuk penggunaan senjata

Sebelumnya, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) Laurenzus Kadepa juga mengecam tindakan aparat kepolisian yang dengan mudah menggunakan senjata terhadap warga sipil di Papua.

“Saya mengutuk tindakan biadab anggota Brimob di Sugapa yang dengan sangat mudahnya menggunakan senjata terhadap warga,” kata Laurenzus kepada Rappler, Sabtu malam, 27 Agustus.

“Apa pun pelanggaran yang mereka lakukan, penembakan hingga mati bukanlah cara terbaik untuk menyelesaikan kasus ini,” lanjut Laurenzus.

Ia meminta Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Paulus Waterpauw memberikan sanksi tegas kepada siapa pun yang bertanggung jawab atas kematian Otinus.

“Kamu harus bertanggung jawab. Kapolda Papua harus tegas terhadap siapa pun anggota Brimob yang menjadi pelaku. “Kita harus memberikan sanksi sesuai perbuatannya,” kata anggota Komisi I DPR Papua ini.

Kondisi Sugapa stabil

Sementara itu, Kapolda Papua, Paulus Waterpauw, pada Senin 29 Agustus mengatakan, kondisi Kota Sugapa aman dan aman sejak Minggu 28 Agustus.

“Situasinya tenang dan aman sejak Minggu,” kata Paulus kepada Rappler.

Menurut Paulus, Polda Papua saat ini sedang bernegosiasi dengan keluarga korban untuk menyelesaikan kasus tersebut.

Saat ini Wakapolri sedang bernegosiasi dengan orang tua korban mengenai kemungkinan pembayaran ganti rugi (polisi), kata Paulus.

Paulus mengaku, Sabtu malam, anggota Brimob tidak melepaskan tembakan peringatan saat mengejar mahasiswa yang mabuk tersebut.

“Prosedurnya memang seperti itu (tembakan peringatan), tapi saya belum mendapat informasi lengkap mengenai kondisi yang menyebabkan mereka langsung menembak,” kata Paulus sambil menambahkan: “Kami akan menyelidiki kejadian itu secara komprehensif.” – Rappler.com

Togel Sidney