• October 6, 2024

Pencarian tersebut diharapkan mampu menjawab misteri bom tahun baru

Polisi telah meningkatkan keamanan karena munculnya ancaman teror

BANDUNG, Indonesia – Informasi intelijen tentang lima lokasi di Bandung yang menjadi sasaran teror membuat Kepolisian Resor Kota (Polrestabes) Kota Bandung waspada. Sebanyak 250 personel dikerahkan untuk melakukan pengamanan khusus di lokasi yang diyakini menjadi sasaran pelaku teroris.

“Ada beberapa tempat yang menjadi sasaran teroris. “Sejauh ini kami amankan khusus di lima lokasi,” kata Kapolrestabes Bandung, Kompol Angesta Romano Yoyol di Mapolrestabes Bandung, Jalan Merdeka, Selasa, 12 Januari 2016.

Polrestabes Bandung rupanya tak mau lengah lagi setelah bom meledak di depan rumah dinas Wali Kota Bandung Ridwan Kamil pada malam tahun baru.

Bom yang berada di bawah mobil sebuah stasiun televisi swasta memiliki daya ledak yang rendah. Beruntung ledakan bom tersebut tidak sempurna sehingga tidak menimbulkan korban jiwa dan kerusakan yang lebih parah.

Ledakan bom rakitan tersebut merupakan peringatan kepada polisi agar lebih waspada dan memperketat keamanan. Tim gabungan Polda Jabar dan Densus 88 Antiteror Mabes Polri pun mengungkap kasus menggemparkan di awal tahun ini.

Penangkapan terduga teroris

Hari ini, tim gabungan menggeledah rumah keluarga terduga teroris berinisial U alias Said (21) di Kompleks Bojong Malaka Indah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung.

Penggeledahan berlangsung sejak pukul 10.30 WIB hingga sekitar pukul 11.55 WIB. Pencarian ini menarik perhatian warga sekitar yang penasaran dengan pencarian tersebut.

Tersangka U ditangkap sehari sebelumnya saat pelajar Arab tersebut berada di panti asuhan di Desa Kerenceng, Desa Bojongmalaka, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung.

Sebelumnya, tim gabungan juga langsung bergerak dan menangkap tiga terduga teroris pada 8 dan 9 Januari 2016, yakni MAS, AA, dan AS. Langkah ini dilanjutkan dengan penggeledahan rumah MAS di Jalan Mengger Girang, Pasirluyu, Kota Bandung, pada Minggu 10 Januari 2016.

Kabid Humas Polda Jabar, Kompol. Sulistyo Pudjo Hartono mengatakan penggeledahan dilakukan bersama tim dari Polda Jabar, Polrestabes Bandung, Polrestabes Bandung dan Bagian Khusus (Densus) 88 Mabes Polri.

Mencari hubungan Anda dan bom Tahun Baru

Selain berstatus pelajar, terduga teroris U alias Said juga bekerja di panti asuhan. “Kami melakukan penggeledahan untuk menyita barang bukti dari U alias Said. “Ini terkait tiga tersangka yang ditangkap di Jakarta (MAS) dan kemudian di Ciwidey,” kata Pudjo di lokasi kejadian.

Pudjo belum bisa berkomentar banyak mengenai barang yang diamankan pihaknya di rumah terduga teroris tersebut. Dia meminta waktu untuk melakukan langkah klarifikasi dan kemudian menyaring jenis barang yang teridentifikasi.

Termasuk, belum mau menyebutkan, apakah ditemukan barang mencurigakan terkait alat peledak. Belum jelas juga apakah penggeledahan di kediaman U alias Said ada kaitannya dengan kasus teroris di Bandung pada malam tahun baru.

Polisi belum menyelidiki kemungkinan apa yang bisa terjadi. Berdasarkan pantauan di lapangan, tim Densus 88 Antiteror membawa tas berukuran besar yang diduga hasil penggeledahan rumah dua lantai tersebut.

Barang bukti tersebut langsung dimasukkan ke dalam mobil Inafis Polrestabes Bandung. “Kita identifikasi dulu. Karena banyak orang yang ditangkap. Tapi ini penjelasannya dulu. Nanti akan ada laporan tindak lanjutnya. Ini hanyalah sebagian kecil dari apa yang dapat kami simpulkan dari berbagai penggerebekan, penggeledahan, dan penyitaan. “Masih satu grup Solo (MAS, AA dan AS),” kata Pudjo

Keluarga yang Ramah

Sementara itu, Ketua RT 1 RW 15 Supodo mengatakan, saat dilakukan penggeledahan, ibu terduga teroris itu menangis tak menyangka anaknya terlibat kasus teroris.

Saat penggeledahan di kediaman Anda, yang hadir hanya saudara laki-laki, ibu, dan bayi terduga teroris. Supodo mengaku belum mengetahui begitu detail proses penggeledahan tersebut.

“Aku hanya menonton. Hanya diminta untuk melihat. Sebelumnya, ibunyalah yang menangis. Jika ada enam orang di rumah setiap hari, hanya ada tiga orang yang membawa bayi. Karena ayahnya bekerja. “Saat saya cek ke kamar (U alias Said), saya hanya melihat buku-buku yang dimasukkan ke dalam kantong plastik besar,” ujarnya.

Supodo tak menyangka salah satu warganya menjadi terduga teroris. Pasalnya, keseharian keluarga U sangat bersahabat dan cukup rukun dengan warga sekitar. Meski begitu, ia mengaku jarang bertemu dengan Anda karena kesibukannya sebagai mahasiswa.

“Saya kenal keluarga (U) sejak lama, mereka pindah dari Lampung kalau tidak salah dan sudah di sini sejak tahun 2000,” ujarnya. — Rappler.com

BACA JUGA

Sidney prize