Pengguna internet menjadi taruhan VP: Hancurkan monopoli telekomunikasi
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Masyarakat Filipina berhak mendapatkan layanan internet yang lebih baik. Para pendukungnya mengatakan bahwa menghentikan monopoli perusahaan telekomunikasi adalah cara untuk melakukannya.
MANILA, Filipina – Masyarakat Filipina berhak mendapatkan internet yang lebih baik.
Itulah seruan para pendukung Rappler ketika debat wakil presiden Pilipinas tahun 2016 menghidupkan konektivitas. (BACA: Taruhan VP pada kecepatan internet: Infrastruktur yang lebih baik, lebih banyak persaingan)
di sini naaaaaaaaa! koneksi internet. atasi itu! #PHVotes #Debat PiliPinas2016
— novie arren barretto (@Kenobishinobi) 10 April 2016
Diskusi mengenai kekuatan perusahaan telekomunikasi terhadap konektivitas internet di negara ini mendapat tanggapan yang kuat dari mereka dan mendorong mereka untuk menawarkan solusi yang berbeda.
Solusi mereka terbagi dua: menjadikan perusahaan telekomunikasi menjadi milik negara atau meningkatkan persaingan dengan memperbolehkan lebih banyak perusahaan telekomunikasi.
pemerintah harus menjalankan perusahaan telekomunikasinya sendiri #PHVotes #Debat PiliPinas2016
— novie arren barretto (@Kenobishinobi) 10 April 2016
Saya setuju tentang internet milik pemerintah. Sangat benar #PHVotes #PiliPinasDebates2016
— Rae Emmanuel (@raefikasi) 10 April 2016
Duopoli telekomunikasi menghambat perbaikan telekomunikasi. Izinkan persaingan untuk meningkatkan infrastruktur dan layanan. #PHVotes
— Emil Tapnio (@EmilTapnio) 10 April 2016
Semakin banyak perusahaan telekomunikasi, semakin terhubung pula kita. #PHVotes
— Badz A. Calamba (@SeptrinJohnC) 10 April 2016
Selama debat, para kandidat berbicara tentang lambatnya kecepatan internet dan kurangnya perhatian pemerintah terhadap masalah ini.
Partai Liberal bertaruh Leni Robredo menyalahkan monopoli atas kurangnya peraturan dan tindakan pemerintah.
Konektivitas yang buruk
Lambatnya internet di negara ini telah menjadi masalah besar bagi negara ini dalam beberapa tahun terakhir.
Meski pemerintah telah mematok kecepatan broadband minimum 256 kilobit per detik (kbps), namun masih banyak yang tidak puas.
Reaksi media sosial terhadap sidang Senat mengenai masalah ini mengecam perusahaan telekomunikasi atas layanan buruk mereka. (BACA: PLDT, Globe menawarkan layanan #PHInternet yang buruk – netizen)
Pada tahun 2015, perusahaan mendesak pemerintah untuk menghapus birokrasi guna menyederhanakan proses memperoleh hak untuk membangun situs seluler.
Namun yang menjadi pertanyaan kini adalah mampukah mereka menepati janjinya? – Rappler.com