• April 21, 2025
Pengungsi banjir bandang Subang mengeluh pusing dan infeksi saluran pernapasan

Pengungsi banjir bandang Subang mengeluh pusing dan infeksi saluran pernapasan

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Bencana banjir bandang diduga disebabkan oleh kerusakan lingkungan

BANDUNG, Indonesia – Puluhan warga pengungsi banjir bandang di Desa Sukakerti, Kecamatan Cisalak, Subang, Jawa Barat mengeluh pusing dan penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

“Ada 67 orang dari 388 pengungsi yang sakit. Mayoritas mengeluh pusing dan ISPA, kata Komandan Kodim 0605 Subang, Letkol Letkol. Inf. Budi Mawardi Syam saat dihubungi Rappler, Rabu malam, 25 Mei 2016.

Budi mengungkapkan persediaan obat-obatan di Kabupaten Subang terbatas. Untuk saat ini, maksimalkan pasokan obat-obatan dari puskesmas dan layanan kesehatan setempat.

“Tadi di rakor kita membahas kebutuhan obat, kebetulan di Subang kondisi obat terbatas. Jadi Pj Bupati Subang pengadaan obatnya dari dana tanggap darurat, kata Budi.

Terkait kebutuhan pangan, Budi mengatakan pihaknya menerima bantuan yang lebih dari cukup. Namun para pengungsi masih membutuhkan bantuan berupa selimut, pembalut, perlengkapan mandi (sabun mandi, pasta gigi, sikat gigi) dan susu untuk anak-anak.

“(Bantuan lainnya) kalau di lapangan ada MCK (mandi, cuci, toilet). “Kalau airnya bersih, tidak masalah, di sini banyak,” ujarnya.

Sedikitnya 5 warga Desa Sukakerti meninggal dunia pada Minggu, 22 Mei akibat banjir bandang. Mereka adalah Parmi (50), Mae (17), Nabila (7 bulan), Eni (45), dan Rizal (10). Seluruh korban dievakuasi dan dimakamkan oleh keluarganya.

Sedangkan luka berat 5 orang dan luka ringan 2 orang. Salah satu korban luka, Musa (55), mengalami luka serius hingga paru-parunya tertusuk tulang dada. Musa saat ini dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung.

Banjir bandang juga merusak sejumlah rumah. Budi mengungkapkan, sebanyak 32 rumah terpaksa direlokasi ke tempat aman.

“Ada 32 rumah yang akan dipindahkan, namun… mendesak Ada 16 rumah di bantaran Sungai Cihideung, hanya warga ini yang mau ditanya dulu. Tadi kita bahas lokasi tanahnya, biayanya dari mana, kata Budi.

Kerusakan lingkungan

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan, bencana banjir bandang yang terjadi di Subang merupakan dampak kerusakan lingkungan di wilayah tersebut.

“Saya kira mungkin saja di bagian hulu rusak, jadi… TIDAK terjadi lagi penyerapan air yang cukup besar. Anehnya padahal hujannya tidak sebesar tahun lalu, hujannya biasa saja, mungkin ada kerusakan di hulu sungai. “Nanti kita lihat, tapi yang jelas korban saat ini kita tangani dulu, terutama untuk kebutuhan logistik, tempat tinggal sementara, dan kesehatannya,” kata Deddy kepada wartawan, Selasa, 24 Mei 2016.

Mengantisipasi bencana lainnya, Deddy meminta masyarakat tidak membuang sampah ke sungai. Menurut dia, banjir bisa terjadi karena sungai tidak bisa menampung banyak air akibat tumpukan sampah dan sedimentasi.

“Sedimentasi, sampah. “Ini menjadi masalah bagi kami setiap tahun,” katanya. – Rappler.com

Pengeluaran Sydney