• November 26, 2024
Penyidik ​​masih terus berupaya mengungkap kasus Novel

Penyidik ​​masih terus berupaya mengungkap kasus Novel

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Tidak terungkapnya kasus bukan berarti penyidik ​​tidak bekerja, kata Brigjen Pol Rikwanto, Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Humas Mabes Polri.

JAKARTA, Indonesia – Penyidik ​​masih bekerja keras mengungkap pelaku penyerangan asam terhadap penyidik ​​Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, kata Brigjen Polisi Rikwanto, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri. . Sabtu 4 November di Jakarta.

Tidak terungkapnya kasus tersebut bukan berarti penyidik ​​tidak bekerja atau tidak mengungkapnya, tetapi (ada) kendala teknis yang ditemukan di lapangan, kata Rikwanto.

Menurut Rikwanto, Penyidik ​​mendalami lima orang yang diduga pelaku, namun semuanya menyimpulkan tak terlibat.

“Sudah sekitar enam bulan kasus air ini belum terungkap siapa pelakunya,” kata Rikwanto.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat, 3 November 2017 mengatakan akan memanggil Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk menjelaskan perkembangan penyidikan kasus Novel.

“Seberapa jauh kemajuan yang telah kita capai? Yang jelas semua persoalan harus jelas, harus jelas, harus diselesaikan, kata Jokowi usai meresmikan tol yang menghubungkan Bekasi, Cawang, dan Kampung Melayu (Becakayu).

Rikwanto mengatakan, penyidik ​​biasanya menggunakan teknik induktif berdasarkan pemeriksaan tempat kejadian perkara dan deduktif yaitu menyelidiki motif dan latar belakang untuk mengungkap suatu perkara.

Namun sifat penanganan kasusnya berbeda-beda permasalahannya, seperti kasus air Novel Baswedan, ujarnya.

Dia mencontohkan ledakan KBRI Paris pada tahun 2004 dan 2012 yang hingga saat ini belum terungkap, padahal polisi Prancis memiliki kamera pemantau yang canggih.

Contoh lainnya adalah penembakan anggota Rektor Polri di Jalan HR Rasuna Said Kuningan, Jakarta Selatan, dan penembakan anggota Polri di Ciputat, Tangsel.

Rikwanto meminta Novel dan masyarakat umum menyerahkan informasi kepada penyidik ​​yang bisa menjadi dasar mengungkap kasus ini.

Ketua Umum Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan pihaknya dan kelompok masyarakat sipil lainnya siap memberikan fakta dan data kepada Presiden Jokowi sebagai dasar pembentukan tim gabungan pencari fakta (TGPF).

“Waktu yang lama cukup menjadi landasan rasional bagi Presiden Jokowi untuk menangkap sesuatu yang janggal dalam menangani kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan,” kata Dahnil dalam keterangan pers yang diterima pembuat rap pada hari Jumat, 3 November 2017.

Menurut Dahnil, sebaiknya Jokowi mendengarkan masukan, data, dan fakta yang ditemukan kelompok masyarakat sipil terhadap kasus Novel.

“Kami Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan kelompok masyarakat sipil lainnya, termasuk mantan Komisioner KPK, siap menyampaikan data dan fakta temuan kami kepada Presiden untuk mendapatkan gambaran detail apa sebenarnya yang melatarbelakangi kasus ini,” ujarnya. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com

Keluaran SGP