Perebutan uang dalam tradisi Mesuryak Bali
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Tradisi tersebut dilakukan dengan cara melemparkan uang ke udara yang kemudian direbut warga.
TABANAN – Warga Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, Tabanan, Bali selalu menjaga tradisi mesuryak dalam rangka memperingati hari raya Kuningan. Mesuryak artinya bersorak. Tradisi tersebut dilakukan dengan cara melemparkan uang ke udara yang kemudian direbut warga.
Adat Banjar Bongan Gede Klian I Nyoman Parwata mengatakan, warga Bongan Gede percaya bahwa pada hari raya Galungan, roh nenek moyang turun ke bumi hingga hari raya Kuningan.
“Mesuryak merupakan ungkapan simbolis bagi kita yang masih hidup untuk berbagi semangat nenek moyang yang akan kembali ke alam,” ujarnya, Sabtu, 15 April 2017.
Parwata menjelaskan, tidak ada jumlah uang yang pasti untuk merayakan tradisi ini karena disesuaikan dengan kemampuan ekonomi masing-masing keluarga. Ada sebuah keluarga yang Rp. 300 ribu, ada juga yang sampai Rp. 5 juta.
“Pada tahun 1980-an, Mesuryak masih menggunakan uang kepeng,” ujarnya. Ia menambahkan, pada tahun 1990, uang yang resmi digunakan sebagai alat tukar digunakan untuk menambah kemeriahan dan daya tarik karena dapat dibelanjakan.
Kegiatan melempar uang ini dimulai pada pukul 10.00 hingga 12.00. Warga Bongan Gede percaya bahwa roh nenek moyang kembali ke akhirat pada siang hari. Parwata mengatakan, tradisi ini juga menjadi kesempatan bagi warga untuk menikmati kebahagiaan bersama.
“Meski ada warga, namun ada juga yang luka ringan akibat terbentur atau terjatuh saat berebut uang. “Biasa saja, jangan tersinggung atau marah,” ujarnya.
Puluhan warga berkumpul di rumah I Ketut Srinata. Pria yang berprofesi sebagai dokter itu melemparkan uang kertas ke depan rumahnya. Ada uang kertas dengan nilai nominal Rp. 10 ribu, Rp. 20 ribu, dan Rp. 50 ribu.
Keluarga besar Srinata yang berjumlah 5 KK memberikan kontribusi kurang lebih sebesar Rp. 5 juta. “Jumlah uangnya sesuai keikhlasan kami. “Tidak sulit, karena warga di sini semua merasakan keseruannya,” ujarnya.
Sementara I Wayan Lanus salah satu warga yang ikut berebut uang berhasil mendapatkan uang sebesar Rp. 530 ribu. “Uang ini untuk tabungan, sebagian untuk biaya sekolah anak saya SD kelas 1,” ujarnya.
Dari semua uang kertas yang diterima Lanus, ada satu uang kertas dolar AS pecahan $2. “Biasanya saya hanya menyimpan mata uang asing ini sebagai oleh-oleh,” ujarnya.
Berikut keseruan tradisi Mesuryak yang digelar di Desa Bonga, Tabanan, Bali:
—Rappler.com