• April 11, 2025
Perempuan harus bekerja empat kali lebih baik

Perempuan harus bekerja empat kali lebih baik

Menteri Siti Nurbaya berbagi cerita, pengalaman dan mimpi di acara Hari Perempuan Internasional Citi Indonesia

JAKARTA, Indonesia – Dibandingkan laki-laki, perempuan punya keunggulan, yaitu kualitas yang disebut “Aku adalah kamu”. Empati yang lebih besar, memikirkan penderitaan dan perasaan orang lain, karena tindakan mereka.

“Coba saja, kalau di jalan banyak orang… ada kecelakaan pasti perempuan itu bilang, Pak, berhenti. Lihat apakah ada korbannya? Maaf. Itu perempuan. Ayahnya akan berkata, apa yang mengganggumu?”

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar menyampaikan hal tersebut saat berbicara di hadapan ratusan bankir perempuan di Citi Indonesia. Acara tersebut digelar dalam rangka Hari Perempuan Internasional oleh Dewan Perempuan Indonesia di bank asing, pada Kamis, 27 April 2017. Siti merupakan satu dari sembilan perempuan di kabinet kerja Presiden Joko “Jokowi” Widodo saat ini.

Menurut Siti, kepekaan perempuan penting dalam proses karier. Hal lainnya, kata dia, perempuan sensitif terhadap risiko kegagalan. Ia mengutip perkataan Charlotte Whitton, seorang feminis yang juga walikota pertama Kanada. “Apa pun yang dilakukan perempuan, mereka harus melakukannya dua kali lebih baik dibandingkan laki-laki agar dianggap setengah lebih baik. Untungnya, itu tidak sulit,” kata Whitton.

“Jadi kami perempuan bekerja dua kali lebih keras dari ayah, kami masih dihargai setengah dari pekerjaan mereka. Artinya kita harus bekerja empat kali lebih keras dari bapak-bapak agar bisa dihitung sama, kata Siti.

Terkait peran perempuan dalam situasi publik dan politik saat ini, lulusan Institut Pertanian Bogor ini mengatakan perempuan mempunyai kelebihan dalam mempengaruhi orang lain. Itu membuat pekerjaan lebih mudah. “Jadi saya tidak terkejut ketika Pak. Batara Sianturi mengatakan, 57 persen karyawan Citi Group adalah perempuan. “Tentu akan berdampak baik bagi bank ini,” ujarnya.

Batara Sianturi, CEO Citi Indonesia, sebelumnya mengatakan karyawan perempuan di perusahaan tersebut berjumlah 1.700 orang atau 57 persen. “Lebih dari 130 karyawan perempuan memegang posisi manajemen penting, mulai dari wakil presiden, wakil presiden senior, direktur Dan Direktur pengatur,” kata Sianturi.

Angka ini berada di atas persentase rata-rata nasional dan global. “Di Citi tidak ada batasan bagi perempuan. “Kami mendukung kesetaraan gender, menerapkan meritokrasi, penilaian berdasarkan kemampuan,” kata Sianturi.

Diminta menceritakan kisah, pengalaman, dan mimpinya, Siti membeberkan rahasia hidup. Misalnya, sejak kecil ia menetapkan target dan rencana masa depan. “Di sampul buku sekolah berwarna coklat aku mencantumkan namaku, Prof. Dr. Siti Nurbaya, MSc. “Padahal aku masih kelas 6 SD,” kata Siti sambil tersenyum.

Pada tahun 1998, Siti menang gelar doktor dari IPB dan Siegen University, Jerman. Selama menjadi birokrat, ibu dua anak ini pernah dianugerahi penghargaan PNS teladan tingkat nasional pada tahun 2004.

“Jika ingin menikah, saat memilih pasangan, pikirkan apakah kita akan tetap bahagia 50 tahun dari sekarang. TIDAK dengan dia?” Demikian tips rumah tangga yang dibagikan Siti kepada hadirin. Dalam rumah tangganya, prinsip keterbukaan dan kejujuran diutamakan sejak awal.

Sedangkan untuk biaya rumah tangga, Siti mengeluarkan biaya rutin. “Yang bersifat pembangunan dan berskala besar itu tanggung jawab laki-laki. Itu adalah kesepakatan sejak awal. “Ini prinsip keselarasan, rasionalitas, dan proporsi,” kata Siti.

Kejujuran juga penting dalam bekerja, terutama dalam lingkungan birokrasi. Kejujuran menyelamatkan diri kita sendiri, kata Siti. “Dalam birokrasi misalnya, korupsi terjadi karena tidak menjalankan tugas dan kurang disiplin dalam administrasi dan penganggaran, kemudian mengambil keuntungan pribadi,” ujarnya.

Siti mengingatkan para perempuan untuk tidak bangga dengan kemampuannya dan pantang menyerah. “Terkadang tidak apa-apa menjadi bodoh saat belajar. Mendengarkan hanya. Kita menjadi bertahun-tahun termasuk yang berkhianat. “Ada pepatah yang mengatakan, bangunlah rumah kami dari batu yang dilempar orang ke arah kami,” ujarnya.

Dalam soal pantang menyerah, Siti selalu mengingat nasehat ibunya. “Air mata tidak menyelesaikan masalah.” Jadi para gadis jangan menangis sedikit pun. Harus kuat. Perlu memperbaiki masalahnya.

Terkait perempuan dan lingkungan hidup, Siti mengingatkan bahwa perempuan mempunyai dua posisi, yaitu sebagai aktor penting yang dapat mempengaruhi kebijakan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Di sisi lain, perempuan masih menjadi kelompok yang rentan terhadap dampak lingkungan, termasuk perubahan iklim. Kisah Menteri Siti Nurbaya dapat dilihat dalam video ini:

//

– Rappler.com

SGP Prize