• November 23, 2024

Perkembangan terkini letusan Gunung Agung

JAKARTA, Indonesia – Gunung Agung yang berdiri di Karangasem, Bali kembali meletus. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Agung dari awas (level 3) menjadi awas (level 4).

Keputusan itu diambil pada Senin pagi, 27 November, pukul 06.00 WITA. Demi keamanan, masyarakat yang berada dalam radius 8 kilometer dari kawah Gunung Agung diminta untuk mengungsi.

Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai juga akan ditutup mulai Senin, 27 November pukul 07.00 WITA. Penutupan rencananya berlangsung hingga Selasa 28 November pukul 07.00 WITA.

Bagaimana perkembangan terkini terkait letusan Gunung Agung? Berikut kami sajikan informasi terkini letusan Gunung Agung di halaman ini:

Kamis, 30 November 2017

Bandara Lombok kembali ditutup

Bandara Internasional Lombok di Praya, Kabupaten Lombok Tengah, kembali ditutup pada Kamis pukul 10.37 WITA hingga 24.00 WITA atau Jumat (1/12) pukul 06.00 WITA.

Keputusan ini berdasarkan Notam B9033/17 tentang dampak letusan Gunung Agung, kata General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok (LIA). Aku Tuan Ngurah Ardita.

Kepala Stasiun Meteorologi Bandara Internasional Lombok Oral Sem Wilar menjelaskan penutupan sementara bandara tersebut dilakukan akibat tersebarnya abu vulkanik Gunung Agung ke arah tenggara Pulau Lombok. “Jika arah angin ke arah barat daya maka bandara Bali akan ditutup,” ujarnya.

Sebelum ditutup, Bandara Internasional Lombok melayani sejumlah penerbangan dari dan ke Lombok mulai pukul 06.00 WITA. Maskapai Lion Air dan Batik mengoperasikan pesawat tersebut.

Rabu, 29 November 2017

Penutupan Bandara Ngurah Rai kembali diperpanjang

Penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali diperpanjang hingga Kamis 30 November 2017 pukul 07.00 WITA seiring dengan masih banyaknya abu Gunung Agung yang masih menutupi wilayah udara bandara tersebut.

“Setiap enam jam kami mengevaluasi perkembangan situasi sebaran gas gunung dan arah angin,” kata Kepala Humas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim, Rabu 29 November 2017.

Arie mengatakan, perpanjangan penutupan operasional bandara hingga 24 jam ke depan dilakukan melalui rapat evaluasi dampak letusan Gunung Agung yang melibatkan seluruh pengambil kebijakan atau otoritas yang berwenang.

Rapat dilaksanakan setiap pukul 01.00 WITA untuk mengevaluasi operasional bandara berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), BMKG, Pusat Pengawasan Abu Vulkanik (VAAC) di Darwin Australia, laporan percontohan dan hasil pengujian di bandara.

Arie menjelaskan, berdasarkan pengamatan meteorologi dari VAAC, longsoran gas gunung mencapai ketinggian sekitar 25 ribu kaki bergerak ke arah selatan-barat daya dengan kecepatan 15 knot dan masih dalam perjalanan menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Prakiraan arah angin, lanjut Arie, dari BMKG berada pada ketinggian atau ketinggian kurang lebih 3.000 meter barat laut-timur, ketinggian 5.000 meter barat laut-timur laut, dan ketinggian 24.000 utara-timur laut.

Dari laporan pilot pada ketinggian 2.000 hingga 4.000 kaki ditemukan abu masih berada di wilayah udara dengan arah angin ke arah barat daya. dia berkata.

Selasa, 28 November 2017

Gunung Agung sedang memasuki fase kritis

Kepala Divisi Mitigasi I PVMBG Gede Suantika mengatakan, Gunung Agung kini memasuki fase kritis, sebab gunung tersebut mengalami guncangan terus menerus (overscaling) antara pukul 13.30 WITA hingga pukul 14.00 WITA.

Fenomena ini baru pertama kali terjadi dan kondisi ini menunjukkan Gunung Agung sedang memasuki fase kritis, kata I Gede Suantika, Selasa 28 November 2017. Ia mengatakan, amplitudo gempa besar ini melebihi 23 mm atau dikatakan telah mencapai titik maksimal.

Sedangkan ketinggian asap kawah Gunung Agung tercatat masih hitam kelabu pada ketinggian 4.000 meter dari puncak kawah. Oleh karena itu, Gede Suandika meminta masyarakat di Pos Pengawasan yang berada dalam radius 12 km untuk menjauhi tempat tersebut.

“Getaran terus menerus terekam dari seismograf yang kami pasang di 11 titik yang dipasang di dekat Gunung Agung,” dia berkata.

Penutupan Bandara Ngurah Rai diperpanjang

Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I Israwadi mengatakan penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai akan diperpanjang hingga 24 jam ke depan atau hingga Rabu, 29 November 2017, pukul 06.00 WITA.

Karena kami menilai wilayah udara bandara ini masih tertutup sebaran abu vulkanik Gunung Agung, kata Israwadi dalam keterangan tertulisnya, Selasa pagi, 28 November 2017.

Israwadi mengatakan, keputusan perpanjangan penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai didasarkan pada hasil rapat koordinasi letusan Gunung Agung yang dilaksanakan pada Selasa pagi. Rapat tersebut dihadiri Otoritas Bandara Wilayah IV, Airlines, Ground Handling, Airnav Indonesia dan BMKG.

Dalam pertemuan tersebut, hasil observasi Pusat Penasihat Abu Vulkanik Darwin mengungkapkan, erupsi abu vulkanik Gunung Agung telah mencapai ketinggian 30.000 kaki dan bergerak ke arah selatan-barat daya dengan kecepatan 5-10 knot.

“Untuk menjaga keselamatan penerbangan, meskipun hasil paper test yang dilakukan hingga pukul 00.00 WITA telah menghasilkan Abu Vulkanik NIL di bandara,” kata Israwadi.

Bandara Internasional Lombok kembali beroperasi

Sementara itu, Bandara Internasional Lombok Praya kembali beroperasi normal setelah ditutup sementara pada Senin, 27 November 2017 pukul 19.50 WITA.

Bandara Internasional Lombok Praya dibuka kembali karena berdasarkan hasil pantauan BMKG, abu vulkanik Gunung Agung sudah tidak lagi menuju Bandara Internasional Lombok Praya.

Berdasarkan rapat koordinasi dan observasi seluruh civitas bandara, disepakati Bandara Internasional Lombok akan kembali beroperasi mulai pukul 06.00 WITA, kata Israwadi.

Maskapai Lion Group dan Silk Air juga telah menyatakan kesiapannya untuk kembali beroperasi setelah menghentikan sementara penerbangannya.

Senin, 27 November 2017

Bandara Ngurah Rai ditutup, 455 penerbangan dibatalkan

Kepala Humas Bandara I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim mengatakan, sebanyak 455 jadwal penerbangan dibatalkan menyusul penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai selama 24 jam, Senin pagi hingga Selasa pagi.

Ratusan penerbangan yang dibatalkan itu diperkirakan mengangkut sekitar 59 ribu orang, kata Arie Ahsanurrohim di Denpasar, Senin 27 November 2017.

Arie mengatakan, 455 jadwal penerbangan yang dibatalkan tersebut termasuk penerbangan internasional dengan rincian 97 kedatangan dan 99 keberangkatan. Sedangkan untuk jadwal penerbangan domestik sebanyak 124 kedatangan dan 125 keberangkatan domestik.

Bandara Ngurah Rai ditutup, tujuh penerbangan dialihkan

Seiring meningkatnya aktivitas Gunung Agung, otoritas setempat akhirnya menutup Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mulai Senin 27 November pukul 07.00 WITA. Penutupan rencananya berlangsung hingga Selasa 28 November pukul 07.00 WITA.

Menurut Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono, pihaknya menerbitkan Notice to Airmen (NOTAM) nomor A4242/17 yang memberikan informasi kepada seluruh pemangku kepentingan penerbangan mengenai kondisi terkini di bandara.

Alasan penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai karena abu vulkanik Gunung Agung menutup wilayah udara di atas Denpasar sehingga wilayah udara tersebut tidak dapat digunakan demi alasan keamanan. Akhirnya operasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar ditutup sementara, kata Wisnu pernyataan tertulis pada hari Senin, 27 November.

Dia mengatakan kejadian ini berdampak pada penerbangan internasional dan domestik. Sejauh ini, tujuh penerbangan ke Bali terdampak.

Gunung Agung berstatus waspada

PVBMG akhirnya menaikkan kembali status Gunung Agung dari awas (level 3) menjadi awas (level 4). Keputusan itu diambil pada Senin, 27 November pukul 06.00 WITA.

Status awas merupakan status tertinggi dalam bencana vulkanik. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, status Gunung Agung dinaikkan seiring aktivitasnya yang terus meningkat.

“Laju letusan Gunung Agung kini semakin meningkat dari fase freatik ke fase magmatik. Hal ini terpantau sejak munculnya cahaya api pada puncak malam tanggal 25 November pukul 21.00 WITA, kata Sutopo dalam keterangan tertulis, Senin, 27 November.

Letusan fase magmatik, kata dia, disertai kepulan abu tebal terus menerus dan mencapai ketinggian 2.000-3.400 meter dari puncak. Gumpalan abu yang terus menerus terkadang disertai dengan letusan eksplosif dan suara gemuruh samar yang terdengar hingga 12 kilometer dari puncak.

“Sinar api kemudian diamati lebih sering pada malam berikutnya. “Hal ini menandakan potensi letusan yang lebih besar akan segera terjadi,” ujarnya.

Minggu 26 November 2017

Bandara Internasional Lombok ditutup

Kementerian Perhubungan menutup Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat menyusul terjadinya erupsi Gunung Agung di Bali pada Minggu pagi, 26 November 2017.

Hingga batas waktu yang akan ditentukan kemudian, kata Dirjen Perhubungan Udara Dan Santoso dalam jumpa pers di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Minggu 26 November 2017.

Agus mengatakan, keputusan ini diambil berdasarkan pengamatan abu vulkanik Gunung Agung Bali yang bergerak ke arah Tenggara dan terlihat secara visual pada jalur penerbangan.

“Memang tidak ada abu vulkanik di landasan bandara Lombok, namun jalur pesawat menuju Lombok terhalang abu vulkanik di sekelilingnya sehingga pendaratan dari segala arah kini tidak bisa dilakukan,” ujarnya.

Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gede Suantika memperkirakan letusan berupa asap dan abu ini bisa berlangsung selama 1 bulan.

“Kalau mengacu pada pengalaman tahun 1963, kondisi seperti ini bisa bertahan sebulan,” kata Suantika.

PVMBG menerapkan zona merah

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan tingkat peringatan penerbangan menjadi merah pascaerupsi Gunung Agung.

Letusan abu vulkanik Gunung Agung dilaporkan mencapai ketinggian 6.142 meter di atas permukaan laut.

“Jika ketinggian kolom abu lebih dari 6000 meter di atas permukaan laut, bukan di atas puncak, maka VONA akan berubah warna menjadi ‘merah’,” kata Kepala PVMBG Kasbani di Karangasem, Bali, Minggu.

Vulcano Observatory Notice to Aviation (VONA) menyatakan abu vulkanik bergerak timur-tenggara searah dengan arah angin.

Meski berstatus “merah”, Bandara Ngurah Rai masih beroperasi normal untuk penerbangan, namun tetap memantau sebaran abu vulkanik.

Gunung Agung meletus

Gunung Agung di Bali kembali meletus pada Minggu pagi 26 November 2017. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, letusan terjadi dua kali pada Minggu pagi.

Letusan pertama terjadi pada pukul 05:05 Wita. Sekitar 40 menit kemudian, terjadi letusan kedua dengan ketinggian letusan mencapai 3.000 meter dari puncak kawah.

(Foto: Luasnya letusan Gunung Agung)

Masyarakat diminta meninggalkan kota dalam radius enam hingga 7,5 kilometer (km) dari gunung sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Pengurangan Bencana Geologi (PVMBG). Ribuan masker juga dibagikan.

—Rappler.com

Result SGP