• November 26, 2024
Permasalahan Lion Air dari waktu ke waktu

Permasalahan Lion Air dari waktu ke waktu

JAKARTA, Indonesia – Tak bisa dimungkiri, Lion Air menjadi salah satu maskapai penerbangan yang banyak mendapat protes dari penumpang. Mulai dari kasus keterlambatan waktu keberangkatan hingga penumpang yang diturunkan di terminal yang salah, hal ini pernah terjadi sebelumnya.

Berikut kronologi kasus Lion Air yang hangat diperbincangkan masyarakat dan tentunya membuat penumpang emosi:

14 Desember 2016

Ratusan pengguna jasa Lion Air dengan nomor penerbangan JT-867 “disandera” selama 1,5 jam di dalam pesawat di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Penyebabnya, salah satu ban pesawat tergelincir dari landasan sesaat setelah mendarat dari Jakarta.

Sayangnya, saat berada di dalam pesawat, AC dimatikan.

“Bisa dibayangkan bagaimana rasanya berada di dalam pesawat selama 1,5 jam dengan mesin hidup tanpa AC menyala,” ujar salah satu penumpang begitu menginjakkan kaki di gedung terminal.

Ia kecewa karena manajemen Lion Air mengabaikan keinginan mereka untuk turun dari pesawat setelah mendarat. Sejumlah penumpang tampak pucat dan bersimbah keringat karena dilarang turun dari pesawat. Meski mengalami kecelakaan ringan, pesawat Lion Air kembali mengangkut penumpang sekitar pukul 16.30 Wita.

31 Juli 2016

Sedikitnya 5 penerbangan terlambat beberapa jam hingga memicu kemarahan penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, sejak Minggu 31 Juli hingga Senin 1 Agustus.

Lima penerbangan terlambat tersebut adalah:

  • JT 650 rute Cengkareng-Lombok
  • JT 630 rute Cengkareng-Bengkulu
  • JT 590 rute Cengkareng-Surabaya
  • JT 582 rute Cengkareng-Surabaya
  • JT 526 rute Cengkareng-Banjarmasin

Alhasil, Kementerian Perhubungan memanggil Direksi PT Lion Mentari Airlines untuk meminta penjelasan. Meski demikian, Lion tidak dikenakan sanksi atas kejadian tersebut.

“Pertama-tama kita harus mengevaluasi secara menyeluruh faktor-faktor apa yang menyebabkan keterlambatan. “Tidak bisa sembarangan mengambil keputusan,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan Hemi Pamuharjo dalam keterangannya di kantor Kementerian Perhubungan, Selasa, 2 Agustus.

Presiden Direktur Lion Group Edward Sirait meluangkan waktu untuk meminta maaf atas kejadian tersebut. “Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya,” ujarnya.

10 Mei 2016

Pesawat Lion Air JT 161 rute internasional mendarat di terminal kedatangan domestik Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang. Akibatnya, beberapa penumpang termasuk warga negara asing (FNA) yang berangkat dari Singapura meninggalkan bandara tanpa melalui pemeriksaan imigrasi.

Direktur Angkasa Pura II saat itu, Budi Karya Sumadi menjelaskan, yang terjadi adalah pesawat Lion Air rute penerbangan SIN-CGK mendarat dan parkir di Remote D/R 51, atau sudah berada di wilayah internasional.

Kemudian penumpang dijemput oleh bus penanganan tanah. Selama perjalanan bus terjadi pergantian supir dan tanpa sebab apapun penumpang diantar ke terminal IB Gerbang B2.

Hemi kemudian menjelaskan bahwa kesalahannya ada pada dirinya penanganan tanah Kelompok singa. Karena kesalahan ini mereka dikenakan penangguhan layanan darat.

10 Mei 2016

Ratusan pilot Lion Air melakukan mogok terbang kkarena uang transport mereka terlambat dikirim. Akibatnya, penerbangan maskapai singa merah tersebut mengalami penundaan di 5 bandara: Manado, Makassar, Lombok, Bali, dan Yogyakarta.

Namun permasalahan tersebut akhirnya teratasi setelah pihak perusahaan memenuhi tuntutan karyawannya. Sekitar pukul 11.00 pilot kembali bekerja seperti biasa.

Edward Sirait, CEO Lion Air, mengungkapkan dalam keterangan tertulisnya bahwa sejumlah awak pesawatnya mengalami kesulitan administratif. Permasalahan ini dinilai berdampak pada jadwal penerbangan Lion Air di lokasi tertentu.

“Saat ini permasalahan administrasi telah teratasi dan operasional penerbangan sudah kembali normal. Kedepannya masih akan ada beberapa penerbangan yang mengalami penundaan dan kami akan berusaha meminimalisir penundaan tersebut. “Kami atas nama manajemen Lion Air mohon maaf atas ketidaknyamanan ini,” kata Edward.

Atas kejadian tersebut, sanksi pun diberikan kepada Lion Air berupa penundaan penyediaan rute baru hingga enam bulan ke depan akibat tertundanya berbagai jadwal penerbangan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 30 Tahun 2015.

“Kami tidak akan memberikan jalur baru selama enam bulan, ini sanksi menunda dan sebagainya,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Suprasetyo yang saat itu masih menjabat.

2 Mei 2016

Dua pesawat Lion Air 330 dengan nomor penerbangan JT02 rute Jakarta-Denpasar dan satu pesawat Lion Air 737-800 dengan nomor penerbangan Jakarta-Manado bertabrakan di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).

Saat keduanya selesai berkendara menjauh dari apron menuju taxiway untuk lepas landas di runway, ujung sayap mereka bersentuhan. Akibat tabrakan dua pesawat Lion Air, penerbangan ke Denpasar dan Manado dibatalkan.

Penumpang segera dievakuasi dan menaiki pesawat pengganti. Jadi tidak ada menunda atau pembatalan keberangkatan.

5 Januari 2016

Polisi menangkap empat pencuri barang penumpang pesawat di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Pelakunya adalah petugas angkutan kargo Lion Air berinisial S (22) dan M (29), serta petugas keamanan Lion Air A (28) dan H (29).

Polda Metro Jaya mengungkap pelakunya mode berjalan pergi atau membuka tas dan mengambil barang bawaan penumpang dari kompartemen atau bagasi pesawat,

S kemudian mengaku punya kebiasaan tersebut Hal ini telah dilakukan oleh para porter Lion Air secara turun-temurun. Ia mengatakan akan ditekan oleh seniornya jika tidak mencuri. Petugas keamanan maskapai berperan memuluskan pencurian dengan memeriksa kondisi sekitar sebelum membongkar tas penumpang.

Terungkapnya sindikat pencuri ini bermula pada 16 November 2015 dengan adanya laporan pencurian. Petugas Polsek Bandara Soekarno melakukan penggeledahan terhadap pencurian tersebut dan mengungkap pelakunya melalui rekaman kamera CCTV.

27 Desember 2015

Kartini Kongsyahyu, penumpang Lion Air Bernomor penerbangan GT 926 rute Denpasar (Bali) – Makassar (Sulawesi Selatan), ia menuliskan kisah mengerikannya di akun media sosialnya.

Pengalaman menegangkan terjadi setelah beberapa menit Pesawat Lion Air lepas landas. Kartini mengaku mendengar suara gemuruh di dalam pesawat yang ditumpanginya.

“Nah, saat saya lepas landas, saya mulai mendengar suara-suara aneh. Suara dentuman keras seperti suara 10 penyedot debu atau 20 pengering rambut dihidupkan secara bersamaan. “Awalnya saya kira itu suara hujan, tapi saat saya melihat ke luar jendela, ternyata cuaca agak mendung dan pesawat agak bergetar,” tulis Kartini di akun Facebooknya.

Saat itu, kata dia, awak pesawat mengumumkan burung besi tersebut akan kembali ke Denpasar karena ada gangguan teknis, sedangkan lampu indikator bahaya juga terus menyala.

“Betapa terkejutnya saya ketika saya keluar dari landasan bersiap Mobil SAR (artinya mereka siap menghadapi sesuatu yang serius kan?). Tampaknya kerusakan yang terjadi pada pintu depan pesawat tidak dapat ditutup dengan baik, tulis Kartini.

“Inilah penyebab suara badai yang saya dengar saat pesawat lepas landas. Bisa dibayangkan jika tekanan udaranya kuat, kabin pesawat bisa langsung runtuh.

Manajer Humas Lion Air Group Andy M Saladin mengatakan, saat kejadian itu terjadi, pilot memutuskan kembali ke Denpasar demi keselamatan penumpang.

Ia mengatakan, seluruh penanganan dilakukan sesuai prosedur yang berlaku. Lion Air juga sedang melakukan penyelidikan penyebab kerusakan pintu pesawat.

20 Desember 2015

Penerbangan Lion Air JT-772 tujuan Jakarta-Makassar terpaksa mendarat di Bandara Surabaya. Hal ini terjadi karena suhu udara di dalam kabin terlalu dingin sehingga menyebabkan air membeku.

Pesawat lepas landas dari Jakarta menuju Makassar sekitar pukul 21.00 WIB, Senin 20 Desember 2015. Namun saat berada di udara, udara di dalam kabin pesawat tiba-tiba menjadi sangat dingin, bahkan di berbagai tempat di dalam kabin, seperti di lantai pesawat, muncul embun beku.

14 November 2015

Seorang penumpang bernama Lambertus Maengkom menyampaikan keluhannya terhadap Lion Air di pesawat tersebut melalui situs Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Salah satu keluhannya adalah suara erangan yang terdengar melalui pengeras suara saat pesawat berada di udara.

Pada penerbangan Lion Air JT 990 pada Sabtu 14 November 2015 pukul 19.15 WIB rute Surabaya-Denpasar, pramugari duda itu beberapa kali melakukan penawaran kepada penumpang melalui pengeras suara.

Suara desahan dari speaker kabin sendiri terdengar selama perjalanan, membuat penumpang cemas dan takut akan keselamatannya. Penerbangan pesawat saat itu juga terlambat tiga jam dari jadwal.

CEO Lion Air Edward Sirait menjelaskan, suara desahan yang dimaksud bukanlah yang diberitakan.

“Tapi ketika kopilot Mengerjakan pengumuman, napas kopilot Sepertinya dia terengah-engah karena cara bicaranya yang seperti itu. Selain itu, posisi mikropon “Dulu terlalu dekat dengan bibir sehingga saat menarik napas atau saat ingin berbicara terdengar seperti desahan,” kata Edward.

Dalam hasil penyelidikan juga dipastikan demikian kopilot tidak mabuk atau dalam pengaruh obat-obatan sebagaimana diberitakan dan dalam keadaan sehat. Hal ini diperkuat dengan kesaksian pilot dan awak kabin lainnya.

Tetapi Lion tetap mengenakan denda karena melanggar prosedur pengumuman terkait ucapan selamat ulang tahun dengan larangan terbang (berdasarkan).-Rappler.com

lagutogel