Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
“Kami akan memakzulkan presiden mana pun yang meminta maaf kepada PKI. Bir Cabang!” kata Habib Rizieq dari Front Pembela Islam.
JAKARTA, Indonesia—Kelompok yang bernuansa garda terdepan membela Pancasila menggelar simposium tandingan di Balai Kartini selama dua hari, 1-2 Juni.
Pada hari pertama, simposium diisi dengan diskusi mengenai Pancasila, Partai Komunis Indonesia dan Marxisme.
Namun di sela-selanya, muncul sosok-sosok yang menjadi magnet media karena pernyataan kontroversialnya. Terkadang pernyataan-pernyataan ini sulit dipahami oleh orang awam.
Rappler hadir pada simposium tersebut dan juga mencatat beberapa pernyataan kontroversial. Berikut daftar pernyataan tersebut:
- “Jika Anda benar-benar membaca Marxis, jelas dia adalah seorang ateis. sekarang Marxis dari mana dia mendapatkan materialisme Dialektis, dari mana dia mendapatkannya? Itu dari Aristoteles, Marxis adalah Aristoteles. Ia tidak percaya bahwa tidak ada yang menciptakan alam semesta. Pikiran Plato memikirkan alam semesta, ia tidak percaya bahwa alam semesta itu tercipta, melainkan tercipta dengan sendirinya, barulah dialektika memunculkan gagasan materialisme dialektis. Jadi jelas ateis tidak percaya akan keberadaan Tuhan, apalagi dikembangkan oleh Lenin, Marx terlalu halus. Untuk melaksanakannya, Anda harus merebut kekuasaan, Anda harus merevolusinya. (Purn Letjen Kiki Syahnakri saat menjelaskan Marxisme)
- Meskipun PKI dilarang pada tahun 1966, tampaknya PKI mengadakan tiga kongres rahasia di berbagai lokasi. (Coba Sutrisno dalam pidato pembukaannya di Simposium)
- “Marxisme-Leninisme/Komunisme yang dilakukan PKI pada intinya menganut doktrin konflik kelas dan negara diktator proletariat, yang jika suatu saat terbentuk akan menindas dan memusnahkan kelompok lain tanpa ampun. (Coba Sutrisno dalam pidato pembukaannya di Simposium)
- “Komunis adalah kediktatoran proletar, tidak ada demokrasi, yang ada adalah demokrasi rakyat, namun sebenarnya mereka adalah kediktatoran proletar.” (Purn Jenderal Saidiman)
- “Banyak yang bertanya, harus ada pembedaan, FPI menyebut Islam sebagai agama dan Pancasila sebagai dasar negara. Islam adalah agama yang bersumber dari ketuhanan yang tidak dapat ditawar, harga mati. Dan Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila adalah ideologi kemanusiaan yang bersumber dari pemikiran manusia. Bahwa Islam sebagai akidah menolak segala ideologi yang bertentangan dengan ajaran Islam. Masih harus dilihat apakah Pancasila tidak sejalan dengan ajaran Islam. Jika Pancasila bertentangan dengan ajaran Islam, maka wajib bagi kita umat Islam untuk menentangnya. “Selama tidak bertentangan dengan Islam, warga negara Indonesia mempunyai kewajiban kepada kami untuk tidak menolak.” (Habib Rizieq dari Front Pembela Islam)
- “Kami akan memakzulkan presiden mana pun yang meminta maaf kepada PKI. Bir Cabang!” (Habib Rizieq dari Front Pembela Islam)
- “Mundurnya Soeharto adalah kekalahan bangsa ini!” (Abraham “Lulung” Lunggana)
- “Pergerakan reformasi tanah Rasulullah (Nabi Muhammad) yang dengan sukarela meminta tanah kepada kaum muhajirin ditiru oleh Napoleon, yang kemudian ditiru oleh Lenin dan Mao Tse Tung. Lalu PKI pun menyusul.” (Profesor Achmad Mansur Suryanegara, Guru Besar Universitas Padjadjaran)
- “Ada yang memanfaatkan anak cucu PKI, sebenarnya bukan mereka. Siapa di belakang mereka? Mungkin kapitalis.” (Purn Letjen Kiki Syahnakri)
- “Kami menghimbau agar anak cucu PKI bertaubat sesuai dengan Musyawarah Nasional Majelis Ulama Indonesia tahun 1957 di Palembang yang haram menikahkan anak cucu umat Islam dengan kader PKI. Kami tidak memusuhi anak cucu PKI. Tapi jangan sebarkan ideologi PKI.” (M Khotot dari Forum Umat Islam)
- “Komunis itu seperti kutu busuk. Mereka tidak bisa makan berhari-hari sampai mereka terbaring kurus di tempat tidur. Meski tidak terorganisir. Oleh karena itu, kita perlu membangun semangat. Lihat antusiasnya” (Mantan Ketua PWI Tarman Azzam)
- “Jangan samakan Islam dengan Pancasila. Pancasila dengan PKI. Islam adalah Pancasila universal, Panasila adalah Islam lokal. Komunis adalah PKI. Jangan berdiri, kalau kita berdiri kita akan jihad! Allah Maha Besar!” (Ustadz Kholil Ridwan dari MUI)
- “Mereka (PKI) sudah punya struktur partai, mulai dari pusat hingga daerah, dipimpin oleh Wahyu Setiaji. Mereka siap dengan 15 juta pendukung. Mereka siap mendeklarasikannya.” (Mayjen (Purn) TNI Kivlan Zen)
- “Rekomendasi ke pemerintah jangan minta maaf, ini juga simposium. “Pasukan kita siap berperang,” Mayjen TNI (Purn TNI Kivlan Zen) —Rappler.com
Baca laporan lengkap Rappler pada Simposium Nasional 1965: