
Persib Bandung dan Arema FC berakhir imbang 0-0
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Dua pemain asing tak memberi banyak perbedaan pada permainan Maung Bandung.
JAKARTA, Indonesia – Laga pembuka Liga 1 antara Persib Bandung melawan Arema FC yang digelar Sabtu, 15 April Bandung di Gelora Bandung Lautan Api berakhir imbang tanpa gol. Kedua tim pun sama-sama meraih satu poin di laga pembuka kompetisi sepak bola papan atas Indonesia.
Kehadiran pemain asing baru yang memperkuat Maung Bandung sepertinya tidak memberikan dampak instan. Michael Essien yang dipasang sejak menit pertama di posisi gelandang jangkar berduet dengan Hariono tak memberikan banyak perbedaan. Faktanya, umpan-umpan kunci lebih banyak datang dari pemain muda Persib, Gian Zola. Begitu pula upaya menjaga pertahanan banyak bersumber dari kontribusi Hariono.
Mantan pemain AC Milan, Chelsea, dan Real Madrid itu bahkan tak bermain penuh. Djadjang “Djanur” Nurjaman, pelatih Persib, mundur pada menit ke-77 untuk memberi ruang bagi Dedi Kusnandar.
Permainan Persib dengan dua pemain asingnya kurang padu. Dengan tambahan kekuatan di lini tengah, mereka seharusnya bisa mendominasi arena pertarungan di lini krusial tersebut. Sayangnya, Persib justru sempat dipusingkan dengan gelandang Arema tersebut.
Umpan-umpan mereka juga tidak efektif. Persib terlalu ngotot untuk langsung menyerang Arema. Di sisi lain, Arema bermain lebih taktis dan mampu menjaga bola di zona akhir.
Faktanya, Arema hanya menurunkan tiga gelandang dalam formasi 4-3-3. Bandingkan dengan Persib yang menurunkan 5 gelandang dengan format 4-2-3-1.
Pada babak pertama, Djadjang menggunakan Shohei Matsunaga sebagai ujung tombak. Namun di lapangan, Shohei kebanyakan bergerak di sayap dan mengarahkan persimpangan. Alhasil, tak ada yang membalas umpannya di tengah.
Arema membalas serangan sayap tersebut dengan membunuh dua orang sayap Persib: Atep dan Febri Hariyadi. Kedua pemain cepat itu tewas. Meski sering berpindah posisi, namun mereka tak bisa lepas dari penjagaan ketat dan kompaknya empat kembali Arema.
Di game kedua, masalah sasaran diselesaikan dengan masuknya Carlton Cole. Persib punya lebih banyak target di lini tengah. Berbagai lintasan persimpangan yang tak menemui sasaran di babak pertama kini bisa diatasi. Namun Arthur Cunha dan Bagas Adi mampu beradaptasi dengan gerakan Cole. Sundulannya beberapa kali melambung dengan mudah. Begitu juga hasil jepretannya.
Kurnia Meiga praktis tidak mendapat banyak masalah. Kecuali satu saluran gas yang terlepas dari tangannya.
Di sisi lain, Arema FC justru menunjukkan kedewasaan rencana permainan mereka. Permainan Arema tak banyak berubah pasca final Piala Presiden 2017. Mereka memainkan umpan-umpan horizontal dan memiliki banyak variasi di zona akhir. Barisan pertahanan Persib beberapa kali berhasil ditembus umpan-umpan berkat kolaborasi apik Adam Alis-Gonzales-Vizcarra.
Trio lini depan Arema, Nasir-Gonzales-Vizcarra juga sangat cair. Vizcarra bisa turun sangat dalam untuk menciptakan peluang bagi Nasir atau Gonzales yang berlari cepat dari area sayap.
Beruntung bagi Persib, gawang Made Wirawan tidak dibobol Gonzales. Pemain Uruguay itu berhasil menaklukkan kiper Pulau Dewata pada menit ke-38. Namun posisinya sudah ada offside saat dia menendang bola. -Rappler.com