• November 27, 2024

Pertamina menurunkan harga BBM nonsubsidi sebesar Rp 200

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Bahan bakar minyak bersubsidi akan dikurangi pada bulan April

JAKARTA, Indonesia – Perusahaan Minyak Negara PT Pertamina (Persero) akan menurunkan harga bahan bakar minyak nonsubsidi sebesar Rp 200 per liter mulai Rabu, 30 Maret pukul 00:00 WIB.

“Besok semua produk non PSO seperti Pertalite akan kami turunkan menjadi Rp7.100 per liter dan Pertamax menjadi Rp7.500 per liter,” kata Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang usai berdiskusi di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Selasa 29 Maret.

Menurut Ahmad, bahan bakar non PSO seperti Pertalite, Pertamax 92, Pertamax Plus, dan Pertamina Dex akan mengalami penurunan lebih cepat dibandingkan bahan bakar bersubsidi seperti premium dan solar yang akan menggunakan harga barunya pada 1 April mendatang.

Ia juga mengatakan, Pertamina menggelontorkan stok BBM non PSO sebagai alternatif jika Premium dan Solar habis karena antrian pembeli yang panjang saat penetapan harga baru pada April mendatang.

“Mulai besok kita turunkan dulu bahan bakar non PSO dan isi penuh. Jadi kalau Premium kosong saat harga baru diumumkan, masih ada opsi lain, katanya.

Ahmad berharap harga BBM bersubsidi yakni Premium dan Solar tidak dipatok pada harga yang terlalu turun karena banyak prediksi harga minyak akan kembali naik dalam hitungan bulan.

“Kami usulkan April ini turun, tapi jangan terlalu dalam, Juli tidak harus naik. Wajar saja kalau Pertamina kalah dulu, kewenangan itu ada di pemerintah. Soal kestabilan bisa naik atau turun asalkan tidak terlalu tajam,” kata Ahmad.

Ahmad mengatakan hal itu untuk mengantisipasi periode tiga bulan ke depan, yakni Juli ketika bulan Ramadhan memasuki libur Idul Fitri dan libur panjang sekolah, dimana jika harga BBM naik pada momen tersebut pasti akan mendongkrak inflasi dan membebani masyarakat.

Periode tiga bulan berikutnya mulai 1 Juli yaitu puasa, menjelang lebaran, dan libur sekolah, harga minyak mentah mulai naik dalam 10 hari terakhir, sekarang menjadi 41 dolar AS per barel. Jika rata-rata harga BBM naik, apakah pemerintah siap jika harus melakukan perubahan harga BBM secara mendadak? “Lebih baik sekarang harga BBM turun sedikit dan tidak naik di bulan Juli,” ujarnya.

Menurut dia, penurunan harga BBM secara besar-besaran diyakini tidak akan berdampak signifikan terhadap harga barang secara umum, namun jika terjadi kenaikan harga BBM maka akan selalu diikuti dengan harga barang yang dibutuhkan masyarakat. .

“Selama ini terbukti jika harga BBM turun, tidak otomatis diikuti dengan turunnya harga bahan pokok. Bulan Januari lalu turun cukup besar, namun harga beras dan daging justru naik. Sebaliknya, kalau harga BBM naik, meski hanya Rp 200 per liter, pasti harganya naik bahkan mungkin terjadi inflasi, ujarnya. – dengan laporan Antara/Rappler.com

BACA JUGA:

Data Hongkong