• November 24, 2024

Pertukaran Ketua Umum PSSI: Djohar Arifin mencoba peruntungan

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Akankah eks Ketum PSSI itu hanya jadi penyemangat?

JAKARTA, Indonesia — Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2011-2015, Djohar Arifin kembali mengadu nasib. Ia pun tertarik untuk kembali menduduki kursi yang sama pada Kongres PSSI 2016.

Ada beberapa program yang akan ia laksanakan jika dipercaya kembali memimpin Federasi Sepak Bola Indonesia. Sebagian besar program tersebut merupakan rencana yang belum terealisasi saat ia menjabat sebagai pimpinan olahraga terpopuler di Indonesia tersebut.

Djohar mengaku menginginkan efisiensi dan produktivitas di bidang keuangan di PSSI. Menurutnya, keuangan organisasi harus transparan.

Selain itu, ia ingin membangun akademi sepak bola remaja dan manajemen sumber daya manusia yang baik. Salah satunya dengan memberikan bekal pelatihan kepada para pelatih.

Selain itu, ia bertujuan untuk mengintensifkan pendekatan ilmiah dalam olahraga ilmu olahraga.

“Kita juga perlu menambah jumlah pelatih asal Indonesia yang memiliki lisensi kepelatihan bersertifikat FIFA,” ujarnya.

Minimnya pelatih bersertifikat FIFA inilah yang menyebabkan banyak pemain Indonesia yang “salah dilatih”. Akibatnya, talenta-talenta muda Tanah Air tidak bisa mencapai puncak permainannya.

“Akan ada konsep piramida untuk Timnas Indonesia, yaitu pengembangan level dengan timnas sebagai puncak piramidanya,” ujarnya.

Menurut Djohar, program lama ini dipersiapkan sejak dirinya menjabat Ketua Umum PSSI. Namun hal itu belum berjalan maksimal.

Peluang Djohar tidak terlalu besar

Masalahnya, peluang Djohar kembali berkuasa tidak begitu meyakinkan. Ia dinominasikan hanya oleh anggota klub dari Pulau Sumatera. Namun, profesor olahraga itu yakin bisa mendapat dukungan.

Dukungan dari Sumatera saja tidak akan mampu memberikan kemenangan pada kongres bulan ini. Dia masih membutuhkan suara dari Jawa. Masalahnya, pendukungnya sudah habis.

Semenjak kasus dualisme klub dan pilihannya mengakomodir para penyeleksi Komite Penyelamat Sepak Bola Seluruh Indonesia (KPSI) pimpinan La Nyalla Matalitti, namanya banyak tercoreng.

Bahkan, salah satu pemilik suara menyebut Djohar hanya satu orang pencari kerja

Dia mengalami sindrom pasca-kekuatan dan hanya berusaha mendapatkan perhatian dan sensasi. “Dari kelihatannya, dia tidak layak untuk dipertimbangkan,” katanya pemilih itu.—Rappler.com

Data Sydney