Pesawat Hercules TNI AU jatuh di gunung di Wamena
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Pesawat lepas landas dari Timika pada pukul 05:35 WIT namun hilang kontak pada pukul 06:09, sekitar empat menit sebelum perkiraan mendarat.
JAKARTA, Indonesia (UPDATED) – Pesawat Hercules TNI Angkatan Udara yang dikabarkan hilang kontak ditemukan jatuh usai mendarat di Gunung Pugima di Kampung Minimo, Distrik Maima, Jayawijaya pada Minggu pagi, Kabupaten 18 Desember, Papua, jatuh.
Seluruh penumpang pesawat dilaporkan tewas.
Juru Bicara Polda Papua AKBP Ahmad Mustopa Kamal mengatakan, pesawat tersebut jatuh di gunung di Kabupaten Jayawijaya.
“Lokasinya ditemukan di distrik Maima. Tim sudah berada di lokasi dan sedang mengevakuasi awak pesawat ke jalan utama, kata Kamal kepada Rappler.
Dia menambahkan, seluruh awak pesawat tewas. “Menurut laporan awal, seluruh 12 awak dan satu pilot tewas,” ujarnya.
Dalam jumpa pers di Jakarta, Wakil Panglima TNI AU Marsekal Madya Hadiyan Sumintaatmadja menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya anggota TNI AU yang sedang bertugas.
“Pertama-tama kami menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya anggota TNI AU yang sedang bertugas. Kami berharap keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan untuk menjalani cobaan ini,” kata Hadiyan.
“Kami mohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas musibah yang tidak kami inginkan ini. “Kami berdoa semoga arwah para prajurit diterima di sisi Allah SWT,” ujarnya.
Menurut Hadiyan, jatuhnya pesawat Hercules bernomor registrasi A-1334 itu terjadi di sekitar Bandara Wamena, Papua. Ia mengatakan, pesawat ini sedang dalam misi pelatihan untuk meningkatkan pilot dari co-pilot menjadi kapten.
“Misi di Papua ini adalah sebuah uji coba, uji coba, sehingga para pilot ini nantinya bisa mengoperasikan pesawat di pangkalan mana pun yang ada,” kata Hadiyan.
Kronologi
Pesawat tersebut berangkat dari Timika menuju Wamena sekitar pukul 05:35 WIT dan dijadwalkan tiba pada pukul 06:13 WIT namun gagal karena mengalami kecelakaan.
Pukul 06.02 WIT pesawat ini menghubungi Menara Wamena untuk mendarat di landasan.
Pukul 06:08 WIB, Menara secara visual diberitakan pesawat terlihat di langit, namun pada pukul 06:09 WIB pesawat hilang kontak.
Daftar penumpang
Pesawat ini diawaki 12 orang dan terdapat satu orang penumpang dalam layanan saluran atas nama Kapten Rino dari unit radar di Tanjung Warari, Biak. Totalnya ada 13 orang.
Berikut daftar awak pesawatnya:
- Mayor Marlon A Kawer (Instruktur Penerbangan)
- Kapten J Hotlan F Saragih (Pilot BR)
- Lettu Hanggo Fitradhi (Pilot II)
- Arif Fajar Prayogi dari Latvia (Navigator I)
- Lettu Lukman Hakim (Juru radio udara)
- Peltu Suyata (Insinyur Penerbangan I)
- Peltu Khusen (Insinyur Udara II)
- Serma Khudori (Insinyur Udara II)
- Peltu Agung Tri W (pengisi daya master I)
- Pelda Agung S (Loader II)
- Serma Fatoni (Pemuat II)
- Serda Suyanto (kru tambahan)
- Kapten Rino (Penumpang Tugas Unit Radar 242 di Biak)
5 faktor yang akan dianalisis
Hadiyan mengatakan pesawat tersebut layak terbang dan memiliki sisa 69 jam terbang. Perkiraan awal kecelakaan ini terjadi karena faktor cuaca, namun hal itu tidak boleh dijadikan patokan, ujarnya.
Menurutnya, ada 5 faktor yang harus dianalisa dalam suatu kecelakaan pesawat udara, yakni faktor manusia, material, media, misi, dan manajemen.
“Semua itu harus melalui analisa sebelum bisa disimpulkan. “Sekarang tim penyidik sudah mulai bekerja,” kata Hadiyan.
Pesawat itu diketahui saat ini mengangkut sembako dan semen seberat 12 ton. —Rappler.com