• September 24, 2024

Petisi agar Sarwo Edhie jadi pahlawan kembali dilancarkan

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Nama Sarwo Edhie pernah masuk nominasi pahlawan nasional pada tahun 2014, namun dibatalkan

JAKARTA, Indonesia — Penulis Soe Tjen Marching tahun lalu menulis petisi untuk menolak mantan Panglima Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) Sarwo Edhie Wibowo. Dia berhasil. Sarwo Edhie tidak dinobatkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 2014.

Soe Tjen yang juga merupakan anak korban tahanan politik tahun 1965 kembali mendapat dukungan lewat petisinya di Change.org bertajuk “Sarwo Edhie TIDAK PERNAH Pahlawan”.

Insentifnya untuk memulai petisi kali ini didasarkan pada sebuah pernyataan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawans bahwa Sarwo Edhie akan dijadikan pahlawan nasional pada tahun ini.

Sarwo Edhie adalah Panglima RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat) pada tahun 1965-67. “Beberapa laporan menyebutkan Sarwo Edhie mendalangi pembunuhan jutaan pendukung Sukarno yang dianggap simpatisan komunis,” kata Soe Tjen dalam Petisi tersebut ditujukan kepada Presiden Joko “Jokowi” Widodopada hari Selasa tanggal 10 November yang bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.

Soe Tjen melanjutkan alasan tertulisnya saat meluncurkan petisi tahun lalu yang menuntut Sarwo Edhie tidak dinobatkan sebagai pahlawan, dan berhasil.

Namun tahun ini, kata dia, Khofifah mendeklarasikan Sarwo Edhie akan segera dinobatkan sebagai pahlawan.

“Penobatan Sarwo Edhie sebagai pahlawan nasional setelah dibatalkan pada tahun 2014 tidak hanya menunjukkan betapa tidak konsistennya pemerintahan kita, tetapi juga akan menambah harapan ketidakadilan terhadap korban tahun ’65 dan keluarganya, serta pengkhianatan terhadap hak asasi manusia. ,” dia menulis.

Hal serupa juga diamini oleh warga negara Indonesia bernama Rini Siallagian. “Ini ide yang konyol dan bodoh,” kata Rini di kolom komentar petisi ini.

Ketika Rappler melontarkan pertanyaan di media sosial, para pembaca Rappler juga mengajukan pertanyaan serupa, seperti yang dirangkum di bawah ini:

Siapa Sarwo Edhie?

Sebagai salah satu petinggi militer Indonesia saat itu, Sarwo Edhie diduga memimpin pembunuhan ratusan ribu warga sipil – bahkan ada yang mencapai jutaan – yang dicurigai sebagai pengikut atau simpatisan komunis.

Sejarah kelam periode 1965-1966 menyaksikan jutaan warga Indonesia yang dianggap komunis atau kerabat komunis dibunuh, dipenjara, dan disiksa tanpa pengadilan.

Banyak di antara mereka yang dibuang ke pengasingan dan masih belum mendapatkan hak politik sebagai warga negara Indonesia. Perkiraan jumlah korban tewas dalam insiden tersebut bervariasi antara 500.000 dan 2 juta. Bahkan hingga saat ini, keluarga dan keturunan tapol masih hidup dalam teror dan ketakutan.

Oppenheimeryang mengangkat tema ini dari sudut pandang pelaku dan korban, pernah berkata: “Sarwo Edhie adalah salah satu arsitek kejahatan ini.

“Menetapkannya sebagai pahlawan nasional merupakan pernyataan kepada dunia bahwa Indonesia akan terus menjadi negara di mana ketakutan, korupsi dan kekerasan merajalela.”

Sarwo Edhie merupakan suami dari Sunarti Sri Hadiyah. Mereka dikaruniai 6 orang anak, salah satunya adalah Kristen Herrawati atau Ani.

Ani kemudian menikah dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjadi Presiden keenam Republik Indonesia. Ani kemudian lebih dikenal dengan nama Ani Yudhoyono.

Putra Sarwo Edhie lainnya, Pramono Edhie Wibowo, adalah mantan panglima militer.

Penunjukan Pramono sebagai KSAD menuai protes dari beberapa kalangan, termasuk Komisi Orang Hilang dan Kekerasan (KontraS) karena diduga mengandung unsur nepotisme.

Pengumuman nama Sarwo Edhie sebagai pahlawan tak lepas dari kontribusi Pramono dan SBY. Tepatnya pada 9 November 2013, Pramono mengaku mendengar dari SBY yang saat itu menjabat sebagai presiden, bahwa ayahnya akan mendapat penghargaan sebagai pahlawan.

Sore tadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan bahwa Dewan Gelar, Jasa dan Kehormatan menyetujui usulan menjadikan Pak Sarwo Edhie sebagai pahlawan nasional, kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pramono pada waktu itu. —Rappler.com

BACA JUGA:


Data Sidney