Polisi membunuh dan memutilasi dua anak kandung di Kalimantan Barat
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Pelaku mengaku membunuh kedua anak kandungnya yang masih balita karena mendengar bisikan dari Tuhan.
JAKARTA, Indonesia – Anggota Satuan Intelijen dan Keamanan Polres Melawi, Brigadir Petrus Bakus diduga membunuh dua anak kandungnya yang masih balita, pada Kamis, 25 Februari. Usai dibunuh, jenazah kedua anak tersebut juga dimutilasi oleh pelaku.
Kabid Humas Polda Kalbar AKBP Arianto mengatakan, peristiwa tragis itu terjadi Kamis dini hari sekitar tengah malam di Polres Melawi. Berdasarkan keterangan istri pelaku, pembunuhan terjadi saat kedua anak dan istrinya sedang tidur.
Usai membunuh kedua anaknya, pelaku pun mencoba membunuh istrinya. Namun istrinya terbangun saat melihat suaminya datang dengan membawa parang yang berlumuran darah. Pelaku kemudian mengatakan akan membunuh istrinya.
“Saat itu istrinya meminta waktu untuk menjenguk anaknya sebelum dibunuh. Namun pelaku menyebut kedua anaknya sudah meninggal. Kemudian istrinya mencari cara agar pelaku tidak curiga, makanya minta diambilkan air minum dulu, kata Arianto menceritakan kronologis kejadian Jumat, 26 Februari melalui telepon.
Saat pelaku mengambil air minum, istrinya pun kabur dan meminta bantuan warga kediaman.
Hingga saat ini pelaku masih diperiksa di Mapolres Melawi dan telah ditahan, ujarnya.
Sementara itu, Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto mengatakan, Petrus dalam keadaan sehat meski sering melontarkan kata-kata saat berbicara dan bukan dirinya sendiri.
kehendak Tuhan
Arief juga mengatakan, alasan Peter membunuh karena mendengar bisikan dan perintah Tuhan.
“Tersangka dalam keadaan sehat. “Dia mengaku mendapat insentif untuk melakukan itu semua, sehingga dia mengaku melakukan perbuatan itu dalam keadaan sadar,” kata Arief, Sabtu, 27 Februari, di Nanga Pinoh, Kalimantan Barat.
Dia belum bisa menjelaskan kondisi tersangka saat ini. Oleh karena itu, Polda Kalbar akan mendalami kesehatan mental pelaku.
Sementara menurut istri Peter, kelakuan suaminya sudah menunjukkan perilaku mencurigakan selama seminggu terakhir. Diakui, Peter sering marah-marah di rumah sendirian, seolah-olah ada roh yang datang.
Proses penyidikan akan terus mengumpulkan bukti-bukti. Tim Inafis akan melakukan olah TKP bersama tim penyidik, termasuk pemeriksaan saksi-saksi.
Sementara jenazah Febian dan Amora akan diotopsi untuk melengkapi alat bukti.
Perilaku yang baik
Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto mengatakan, sebelum peristiwa tragis itu terjadi, Petrus diketahui kerap berperilaku baik dan tidak menunjukkan perilaku aneh.
“Setiap hari, semuanya berjalan baik. “Sebenarnya pada saat Pilkada Melawi, yang bersangkutan dipilih sebagai pendamping salah satu calon bupati, karena fisiknya sehat, namun dalam perkembangan terakhir, ada kondisi mental seperti ini, diluar pengetahuan kami. , ” kata Arief. – lapor ANTARA/Rappler.com
BACA JUGA: