Polisi menegur Panitia Parade Kita Indonesia karena dianggap acara politik
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Panitia sepakat bahwa parade tersebut tidak memiliki muatan politik. Namun kenyataan di lapangan berkata lain.
JAKARTA, Indonesia — Pada Minggu, 4 Desember, Polda Metro Jaya menegur panitia penyelenggara Parade Kita Indonesia pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman-Jalan MH Thamrin karena acara tersebut bermuatan politik.
“Kami sudah rapat koordinasi dengan panitia dan sepakat tidak ada panggung politik. “Setelah mendapat izin, kami melakukan pengamanan di sana,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes RP Argo Juwono di Jakarta, Senin, 5 Desember.
Dia menjelaskan, ketua panitia awalnya mengirimkan surat pemberitahuan kepada Kapolda Metro Jaya Irjen M. Iriawan untuk mendapatkan izin acara di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat.
(BACA: Empat Perbedaan di Atas Tumpukan Pelanggaran)
Polda Metro Jaya meminta panitia melampirkan surat izin dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta karena berkaitan dengan jalur HBKB untuk dijadikan dasar lampiran surat rekomendasi.
Usai menerima surat dari Dinas Perhubungan DKI, Polda Metro menggelar pertemuan dengan Panitia Aksi Parade Keberagaman yang dipimpin Kombes Didit Prabowo, Inspektur Pengawasan Daerah (Irwasda).
Argo mengungkapkan, panitia penyelenggara sepakat kegiatan tersebut tidak mengandung muatan politik atau rasial, namun kenyataan di lapangan pada D-Day, acara tersebut menampilkan sejumlah ciri partai politik.
Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan Gubernur no. 12 Tahun 2016 yang melarang Car Free Day (CFD) digunakan sebagai ajang kegiatan politik.
Argo mengatakan, surat teguran telah diserahkan kepada panitia penyelenggara, Taufik Basari, dari Bagian Hukum Aliansi Bangsa Indonesia.
Surat teguran tertulis telah disampaikan kepada panitia karena kegiatannya menyimpang dari Peraturan Gubernur, kata Argo.
Panitia mengaku melarang peserta membawa lencana partai politik
Taufik mengaku sempat berpesan kepada peserta untuk tidak membawa lencana partai politik saat pawai. “Tapi (massa) ada yang datang secara spontan dan lolos (pantauan panitia),” kata Taufik di Polda Metro Jaya, Senin.
Diakuinya, panitia yang membawahi peserta aksi dibatasi tidak memakai kaos partai politik, namun pimpinan kelompok massa kesulitan mengubah ciri-ciri tersebut karena tidak memerlukan baju ganti atau tidak membawa pakaian.
“Kami akui itu kekurangan karena agak sulit diramalkan,” ujarnya.
Taufik mengucapkan terima kasih atas teguran yang diberikan Polda Metro Jaya dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta sebagai bentuk perbaikan.
Dia mengatakan panitia memperbaiki tanaman yang rusak, mengambil puing-puing yang berserakan, dan menghilangkan fitur-fitur yang dipasang pada rute hari freeride.
Politisi Partai Nasional Demokrat (NasDem) itu menyatakan satu hal positif dari pawai tersebut, yakni semangat menjaga persatuan dan kebhinekaan bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila, serta tidak ada ujaran kebencian atau penistaan agama sebagai bagian dari budaya Indonesia.
Selain lambang Partai NasDem, Taufik mengakui beberapa bendera parpol lain seperti Partai Golkar bertebaran di sekitar acara. —Antara/Rappler.com