Polisi menyita peralatan militer dari rumah terduga teroris Kampung Melayu
- keren989
- 0
Pelaku bom bunuh diri dipastikan mengenal pelaku bom pot di Cicendo, Bandung.
BANDUNG, Indonesia – Polisi menyatakan kedua pelaku bom bunuh diri di Kampung Melayu merupakan anggota kelompok radikal sel Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung Raya. Dari hasil penelitiannya, mereka juga menemukan bukti bahwa kedua pelaku bom bunuh diri tersebut rupanya juga mengenal pelaku bom pot di Taman Pandawa, Bandung.
Bukti yang mendukung hipotesis tersebut adalah salah satu pelaku bom bunuh diri di Kampung Melayu, INS, rupanya mengenal AM, terduga pelaku bom di Taman Pandawa. Informasi ini kemudian berkembang terkait tiga orang lainnya yang ditangkap polisi kemarin, yakni JIS, WS, dan AK.
Istri INS yang berinisial G mengatakan, suaminya mengenal tiga orang yang ditangkap polisi. Seolah ingin mempererat silaturahmi pelaku kedua aksi tersebut, ternyata JIS merupakan kakak ipar SA yang ikut serta dalam penyerangan bom pot di Taman Pandawa, Bandung. Kini SA telah ditangkap polisi.
“Saat kami lakukan penggeledahan di (rumah) JIS, ternyata di dalamnya ada F, istri SA yang diduga pelaku bom pot Cicendo (Taman Pandawa). Istri JIS adalah adik dari istri SA, kata Kabid Humas Polda Jabar Kompol Yusri Yunus, Jumat, Mei saat penggeledahan rumah JIS, Kampung Bongkok, Kabupaten Bandung Barat. 26.
Meski pelaku teroris di Cicendo dan Kampung Melayu sudah dipastikan merupakan anggota JAD, namun polisi masih mendalami keterkaitan pelaku kedua aksi tersebut, termasuk peran masing-masing terduga pelaku yang ditangkap yakni JIS. WS dan AK.
“Kami akan melihat peran masing-masing dari 3 terduga pelaku yang diamankan, dan terhubung dengan jaringan apa,” ujarnya.
Meski demikian, Yusri memastikan ketiga orang yang ditangkap tersebut memang ada kaitannya dengan dua pelaku bom bunuh diri di Kampung Melayu. Mereka mengaku punya bukti.
“Soal keterlibatannya (dengan bom Kampung Melayu), itu saja. Agar yang bersangkutan bisa segera kita tangkap, kata Yusri yang enggan menyebutkan buktinya.
Jaringan teroris mendokumentasikan hingga tutup panci
Usai ditangkap, polisi kemudian mendatangi kediaman ketiganya untuk melakukan penggeledahan. Polisi mendatangi rumah kontrakan WS di Rancasawo, Kecamatan Buahbatu, Bandung. Di rumah kontrakan yang sudah dihuni lebih dari lima tahun itu, polisi menyita sejumlah barang bukti.
“Ada dokumen pribadi WS, telepon seluler, dokumen ajaran Islam, dan tutup panci yang sedikit dimodifikasi. “Ada kemungkinan ada kaitannya dengan peristiwa bom Kampung Melayu yang sedang diselidiki tim Densus 88 dan tim Inafis,” ujarnya.
Yusri mengatakan, WS sehari-harinya bekerja serabutan, mulai dari menjadi tukang jagal ayam, tukang ojek online, hingga pemilik toko kelontong. Sementara di rumah dan toko terduga teroris AK, polisi menemukan dokumen jaringan kelompok teroris, selain telepon genggam, dokumen ajaran Islam, dan buku tabungan.
“Semuanya masih kami selidiki,” ujarnya.
Sementara itu, polisi menyita laptop, komputer dan harddisk, telepon genggam serta dokumen ajaran Islam dari rumah JIS. Ia berharap seluruh bukti yang dikumpulkan bisa mengungkap pelaku lainnya.
“Dari bukti-bukti dan informasi yang kami kumpulkan hari ini semoga bisa menjadi petunjuk penyelesaian kasus ini,” ujarnya penuh harap.
Polisi juga menggeledah rumah kedua pelaku bom bunuh diri di Kampung Melayu, AS, di Kampung Ciranji, Kabupaten Bandung Barat pada Kamis, 25 Mei. Barang bukti yang diperoleh tim Densus 88 Mabes Polri adalah ponsel merek Nokia milik ES, ibu AS.
Di hari yang sama, polisi juga menggeledah rumah terduga pelaku pelaku bom bunuh diri Kampung Melayu, INS, di Kota Bandung. Dari rumah INS, personel Densus 88 antiteror menyita sejumlah barang bukti, antara lain perlengkapan latihan militer seperti sepatu boot, bayonet, sleeping bag, dan ransel. – Rappler.com