Polisi sedang mencari pelaku penyerangan terhadap suporter Persib, Ricko Andrean
- keren989
- 0
Ricko dihajar karena tak mengenakan fitur Persib Bandung saat terjadi kericuhan di Stadion GBLA
BANDUNG, Indonesia – Pasca meninggalnya Ricko Andrean, Polres Bandung bergerak cepat melacak pelaku penyerangan. Kapolrestabes Bandung Kompol Hendro Pandowo mengaku mendapat beberapa petunjuk mengenai pelaku berdasarkan olah TKP di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
“(Kami) melakukan olah TKP, mencari bukti, dan mendapat beberapa petunjuk. “Usai pemakaman, kami akan bergerak cepat untuk mengidentifikasi pelaku yang melakukan pengeroyokan tersebut,” kata Hendro usai melayat korban di rumah duka kawasan Cicadas, Bandung, Kamis, 27 Juli. (BA: Pria Bandung yang dipukul oknum Bobotoh meninggal)
Dia mengatakan, sebanyak lima saksi telah diperiksa pada Kamis sore. Mereka merupakan teman korban, anggota polisi, dan petugas keamanan Stadion GBLA. Polisi juga akan mempelajari video pengeroyokan yang beredar di media sosial.
“Dari olah TKP yang kami lakukan, (video) itu salah satu petunjuk yang akan kita pelajari bersama,” ujarnya.
Dari kronologi kejadian, korban sebenarnya ingin membantu masyarakat yang diserang oknum Bobotoh. Namun karena tidak memakai ciri Bobotoh atau Persib Bandung, ia menjadi incaran karena juga diduga merupakan suporter Persija.
Mohon doanya agar cepat atau lambat pelaku dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum dan diproses di Polrestabes Bandung, ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Ricko. Saat dirawat di RS Santo Yusuf, Ridwan menjenguk pemuda 22 tahun tersebut. Ia menyayangkan kejadian yang menurutnya disebabkan oleh fanatisme berlebihan.
“Menyalurkan fanatisme melalui kekerasan adalah hal yang tidak bisa dibenarkan dan harus menjadi pembelajaran bahwa sepak bola adalah tentang persatuan dan perdamaian,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Kang Emil ini menegaskan, pelaku harus mendapat balasan setimpal.
“Ini pelajaran berharga, nyawa orang itu tidak bisa dikembalikan. “Pelakunya harus mendapat ganti rugi yang setimpal,” kata Emil.
Kekerasan bukanlah solusi
Kejadian ini tentu mencoreng nama baik Bobotoh (sebutan suporter Persib Bandung). Bahkan, mereka berhasil menyabet penghargaan sebagai “Suporter Terbaik” di Piala Presiden 2017. Gus Dul, salah satu pengurus Viking Persib Club (VPC) enggan berkomentar soal nama baik klub yang digemarinya. menjadi. terpengaruh lagi.
“Jika itu aku tidak ada komentar dulu,” katanya.
Meski demikian, ia mengatakan peristiwa meninggalnya Ricko patut menjadi pembelajaran bagi para pecinta sepak bola di seluruh Indonesia.
“Jangan ada lagi kekerasan di sepakbola Indonesia karena kekerasan bukanlah solusi. “Seharusnya tidak ada lagi korban kekerasan dalam sepak bola,” kata Gus Dul kepada Rappler melalui pesan singkat, Kamis pekan lalu.
Gus Dul pun menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Ricko yang ternyata adalah Bobotoh asli. Ia pun menyertakan tagar #bobotohberuka dalam pesan belasungkawanya.
Bobotoh asli
Sementara itu, seluruh keluarga yang berada di rumah duka merasa sangat berduka atas meninggalnya Ricko. Ratna Djuwita, sang kakak, mengaku masih ingat Ricko adalah Bobotoh asli. Bahkan, ia tak segan-segan bolos ujian di sekolah demi menyaksikan tim kesayangannya bertanding.
“Setiap Persib bertanding selalu ambil bagian. (Bahkan) pernah meninggalkan ujian sekolah untuk Persib. “Dia bobo banget,” kata Ratna yang ditemui di rumah duka.
Wanita berusia 40 tahun itu kemudian menceritakan momen yang terjadi sebelum kejadian pengeroyokan. Pada Sabtu, 22 Juli, Ricko meminta izin berangkat ke Stadion GBLA bersama teman-temannya untuk menyaksikan laga Persib vs Persija. Ratna pun memberikan izin meski pengamanan cukup ketat diberlakukan di stadion GBLA.
Namun usai pertandingan, Ratna mendengar kabar dari teman Ricko bahwa adiknya dirawat di rumah sakit dan koma. Ricko mengalami gegar otak dan luka di berbagai bagian tubuhnya. Ia dirawat di RS Santo Yusuf selama beberapa hari, namun kondisinya terus memburuk.
“Tadi (Kamis) pagi, sekitar pukul 05.00, (kondisinya) kritis. “Kemudian dinyatakan meninggal pada pukul 10.30,” kata Ratna.
Jenazah Ricko dimakamkan di TPU Cikutra tepat di samping makam ibunya. Ratna mengaku akan selalu mengingat sosok adik bungsunya yang ceria dan nakal. Selamat tinggal Ricko. – Rappler.com