Politik yang dipegang oleh TNI adalah politik negara
- keren989
- 0
Jokowi juga mengingatkan TNI untuk berdiri di atas semua golongan dan tidak terlibat dalam politik praktis
JAKARTA, Indonesia – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan TNI tidak boleh terlibat dalam politik praktis. Pendirian militer harus berdiri di atas semua kelompok, tidak terpecah oleh kepentingan politik yang sempit dan selalu menjaga netralitas di era demokrasi saat ini.
“Politik yang dipegang TNI adalah politik negara, kesetiaan tentara hanya kesetiaan pada kepentingan bangsa dan negara. Politik dan kesetiaan kepada bangsa dan negara berarti kesetiaan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, kesetiaan untuk memperjuangkan keutuhan dan persatuan NKRI dan kesetiaan kepada pemerintah yang sah,” kata Jokowi dalam pidato di peringatan HUT ke-72. dikatakan. TNI pada Kamis, 5 Oktober di Cilegon, Banten.
Pernyataan mantan Gubernur DKI itu tampak menyindir Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang juga hadir dalam acara tersebut. Sejumlah kalangan menilai pernyataan kontroversial yang dilontarkan Gatot selama ini untuk meraih simpati publik jelang Pilpres 2019.
Yang terbaru, Gatot mengangkat isu keberadaan lembaga nonmiliter yang mengimpor 5.000 senjata dari luar negeri. Ia juga mengatakan lembaganya memanfaatkan nama Presiden Jokowi untuk memuluskan proses importasi.
Seolah kebetulan, senjata yang didatangkan Polri itu tiba di Bandara Soekarno-Hatta beberapa hari kemudian, Jumat malam, 29 September. Hingga kini senjata tersebut masih tertahan di gudang karena tidak mendapat izin dari BAIS TNI. Belum diketahui apa yang menyebabkan BAIS TNI tidak mengeluarkan izin.
Jokowi menilai penting TNI bersikap netral karena merekalah yang terdepan menjaga keutuhan dan persatuan NKRI. TNI, kata Jokowi, harus berada di atas kepentingan semua golongan dan tidak terlibat dalam politik praktis.
Dia kemudian mengulangi sumpah prajurit yang diambil oleh prajurit TNI. Salah satunya berisi komitmen untuk menaati hukum, atasan dan tidak menentang perintah atau keputusan. Poin lainnya adalah melaksanakan semua kewajiban dengan penuh rasa tanggung jawab terhadap NKRI, militer dan menjaga semua rahasia.
“Ini adalah sumpah yang membanggakan. Betapa besar pengabdian TNI kepada bangsa dan negara yang membawa kejayaan bagi Indonesia,” kata Jokowi.
Ia juga mengingatkan, sebagai bangsa yang besar, banyak pihak luar yang menginginkan NKRI tidak lagi utuh. Namun, ancaman ini, kata Jokowi, bisa juga datang dari dalam.
Oleh karena itu diperlukan pondasi yang kokoh. Salah satunya, dengan mencabut sumpah prajurit.
Dalam sambutannya, Jokowi juga menyampaikan bahwa di era perdagangan bebas seperti ini, Indonesia mau tidak mau harus tetap melanjutkan pembangunan ekonomi, tetapi dengan fokus Indonesia sentris. Sementara itu, untuk mewujudkan tujuan pembangunan tersebut, situasi politik dan keamanan negara harus stabil. Oleh karena itu, tingkat kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia tidak akan luntur.
“Di dunia yang semakin transparan, kita tidak lagi menyembunyikan apa pun. Insiden sekecil apa pun akan dilaporkan ke luar negeri. Sehingga tidak ada pilihan lain selain memberikan pesan bahwa Indonesia adalah negara yang stabil. Sinergi antara TNI dengan lembaga pemerintah lainnya mutlak dan harus dijaga,” ujarnya.
pergi
Sebelum tiba di lokasi upacara, Jokowi terjebak kemacetan yang sangat parah. Alhasil, tak ingin terlambat mengikuti upacara HUT TNI yang dimulai pukul 20.00 WIB, mantan Wali Kota Solo itu turun dari mobil kepresidenan dan memilih jalan kaki.
“Saat itu jarak kendaraan yang ditumpangi Presiden ke lokasi kurang lebih 2 kilometer. Sementara kendaraan Presiden tidak bergerak selama hampir 30 menit. Melihat situasi ini, Presiden akhirnya memutuskan jalan kaki,” demikian keterangan Biro Pers Istana yang diterima Rappler, Kamis pagi, 5 Oktober.
Jokowi awalnya berjalan hanya ditemani aparat kepresidenan. Namun, akhirnya berhasil menyusul Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang awalnya juga terjebak kemacetan. Kemudian, di belakangnya juga menyusul Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan seluruh Kepala Staf dari berbagai dimensi.
Jadi, adegan itu sendiri menimbulkan kegemparan. Warga yang melihat meneriakkan nama Jokowi.
“Pak Jokowi… Pak Jokowi,” kata warga yang melihat Jokowi berjalan.
Kehadiran Jokowi pada peringatan TNI itu dilakukan di sela-sela kunjungan kerjanya ke Provinsi Banten. Sore harinya, ia dijadwalkan menyerahkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Cilegon. – Rappler.com