Prancis-Jerman aman, Argentina dalam bahaya
- keren989
- 0
JAKARTA, Indonesia — Pengundian grup Piala Dunia Rusia 2018 digelar Jumat waktu setempat di Kremlin, Rusia. Tim mulai meraba-raba peluang untuk melaju ke babak berikutnya.
Tak terkecuali para atasan. Meski diprediksi lolos dengan mudah, Piala Dunia selalu menghadirkan kejutan besar. Seperti juara bertahan atau tim papan atas tradisional yang bahkan tidak bisa keluar dari grup.
Bagaimana pertarungan masing-masing grup kali ini?
Grup A: Uruguay menang, Rusia dan Mesir memperebutkan tempat kedua
Grup pertama ini diperkuat tuan rumah Rusia. Namun si beruang merah masih akan kesulitan menghadapi tim seperti Uruguay dan Mesir. Arab Saudi memang menjadi tim terlemah di grup A dan Rusia beruntung bisa menghadapi mereka di laga pembuka. Uruguay kemungkinan besar akan lolos dengan mudah.
Peluang Rusia hanya bergantung pada persaingannya dengan Mesir. Dengan persiapan yang jauh lebih baik dibandingkan tim benua Afrika, Rusia bisa berharap umurnya di Piala Dunia bisa lebih panjang.
Grup B: Portugal Tak Mau Gagal, Spanyol Bisa Konyol Lagi
Melihat anggota grup B, Spanyol dan Portugal diprediksi langsung lolos ke babak selanjutnya. Namun permasalahannya tidak sesederhana itu. Masih ada Iran dan Maroko, dua nama yang tetap tampil di Piala Dunia di wilayahnya masing-masing.
Portugal jelas tak ingin bermain aman dengan Spanyol dengan mencari hasil imbang. Pasalnya Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan datang ke Rusia dengan status berbeda: juara Euro 2016.
Ronaldo memasuki usia senjanya sebagai pesepakbola, jelas lebih bertekad. Dia ingin memberi dampak yang terbaik dalam karirnya Pilihan setelah membawa mereka menjuarai Euro 2016.
Di sisi lain, meski sempat merajai kancah internasional, Spanyol justru kehilangan pamor dan pamornya. Pada Piala Dunia edisi terakhir, mereka bahkan tak lolos ke babak penyisihan grup. Faktanya, mereka adalah juara bertahan.
Iran dan Maroko dapat mengambil keuntungan dari situasi ini dengan memperpanjang masa tinggal mereka di Rusia jika mereka dapat memenangkan perjanjian tersebut penerus.
Grup C: Prancis di zona nyaman
Salah satu favorit juara, Prancis, bisa berpuas diri dengan hasil tersebut menggambar kali ini. Mereka satu grup dengan Peru, Denmark, dan Australia. Tanpa pertarungan sengit di putaran pertama Piala Dunia, mereka bisa menghemat tenaga untuk putaran selanjutnya.
Tidak menghadapi tim-tim besar membuat pasukan Didier Deschamps bisa terhindar dari risiko cedera dan akumulasi kartu. Ia juga bisa menjadi cover sambil melihat sekilas performa favorit juara lainnya.
Mengapa demikian? Peru bukanlah tandingan Prancis. Entah berapa dekade lagi mereka lolos lagi ke ajang empat tahunan ini. Begitu pula dengan Denmark yang julukannya kini semakin menakutkan berdiri berjajarmiliknya. Tim Dinamit telah kehilangan daya ledaknya sejak era Laudrup bersaudara berakhir.
Australia? Sejak hari pertama Piala Dunia digelar, mereka tak ingin mengganggu Prancis. Fokus segera ke Denmark. Satu-satunya tim yang bisa menghentikan mereka mengambil slot penerus.
Grup D: Tidak Ada Tango untuk Argentina
Argentina tidak bisa bersantai dengan hasil undian penyisihan grup. Mereka tidak bisa dengan mudah lolos ke babak kedua. Tim Tango harus berhadapan langsung dengan para pekerja keras di kelompoknya.
Ada Nigeria yang kuat dan juga punya sejarah di Piala Dunia. Begitu pula Kroasia yang tak henti-hentinya melahirkan bakat-bakat bagi klub-klub besar Eropa.
Tak berhenti sampai disitu, Islandia juga enggan menjadi tim pencetak gol. Kejutan di Euro 2016 akan terus berlanjut. Piala Dunia 2018 menjadi ajang sesungguhnya karena baru pertama kalinya negara berpenduduk 300 ribu jiwa itu lolos ke ajang sepak bola dunia tersebut.
Hasil imbang yang tidak menguntungkan bagi Argentina menambah situasi Messi–ketergantungan yang tidak ada solusinya. Praktisnya grup D menjadi grup neraka di ajang ini.
Status Argentina sebagai salah satu favorit juara dan finalis Copa America dan Piala Dunia 2014 mungkin sudah tidak ada artinya sama sekali.
Grup E: Mencari pendamping Brasil
Pasca bencana besar di Piala Dunia 2014, Brasil bisa punya mimpi besar: kembali lebih kuat. Hasil lotere cukup memberi jalan. Berada satu grup dengan Swiss, Kosta Rika, dan Serbia menjadikannya Selecao dapat berjalan dengan lancar.
Kondisinya memang tak senyaman Prancis di grup C. Namun, Swiss, Kosta Rika, dan Serbia memiliki peluang untuk menjadi tim lapis kedua. Brasil bisa bertekuk dada karena tak ada tandingannya di Grup E.
Oleh karena itu, keseruan persaingan bukanlah siapa yang menjadi juara grup. Namun siapakah yang akan mendampingi lima juara Piala Dunia tersebut? Kesalahan dan bencana bagi Brasil tidak akan terjadi di babak penyisihan grup. Pembantaian besar-besaran di kampung halaman sendiri tiga tahun lalu membuat mereka semakin agresif.
Dan yang jadi korban di awal tentu saja ketiga tim di grup E. Sebelum akhirnya punya favorit juara lagi. Dimana musibah di Estadio Mineirao empat tahun lalu bisa saja terulang kembali kali ini.
Grup F: Juara bertahan yang tak terbantahkan
Harus diakui tim yang paling siap menghadapi Piala Dunia 2018 adalah juara bertahan Jerman. Mentalitas mereka sangat berbeda dengan juara bertahan lain dalam sejarah Piala Dunia.
Daripada merasa nyaman dengan idiom jangan pernah mengubah tim pemenangJerman sebenarnya terus berubah. Wajah-wajah baru semakin banyak bermunculan dan Joachim Loew tidak berhenti pada eksperimennya.
Keadaan inilah yang membedakan mereka dengan Spanyol yang pernah juara di tahun 2010 dan turun di tahun 2014 dengan tim yang hampir sama, tim yang menua, nyaris tidak haus akan singgasana. Berbeda jauh juga dengan Italia saat juara pada 2006 dan hancur pada edisi 2010.
Meksiko, Swedia dan Korea Selatan hanya perlu menyelesaikan masalah di antara mereka sendiri untuk memperebutkan tempat kedua. Meksiko jelas lebih unggul karena sejarah mereka di Piala Dunia jauh lebih baik dibandingkan Swedia dan terutama Korea Selatan.
Masalahnya, ini negara Eropa, kawan!
Grup G: Generasi emas yang malas
Hampir lima tahun lalu, Belgia disebut-sebut memiliki generasi emas. Pemain muda adalah tulang punggung tim-tim besar Eropa. Masalahnya, hingga “tes” pertama di Euro 2016—di mana mereka disebut-sebut difavoritkan menang—belum ada yang bisa dibuktikan.
Bisa finis di perempatfinal Euro 2016 memang sudah menjadi sebuah pencapaian besar mengingat sejarah Belgia di sepakbola. Namun, dengan pemain sekaliber Eden Hazard, Romelu Lukaku, Thibaut Courtois, dan Toby Alderweireld, delapan besar jauh dari ekspektasi.
Apalagi mereka kalah dari Wales yang disinyalir tak mampu melewati babak 16 besar – dan hanya mengandalkan pemain yang sama.
Oleh karena itu, di Piala Dunia kali ini tidak perlu membebani mereka dengan ekspektasi apapun. Karena pada akhirnya, talenta-talenta itulah yang menjanjikan dan diprediksi akan sukses kegagalan. Para pemain muda ini sepertinya sudah tidak haus sama sekali untuk meraih kemenangan. Ketiganya sama-sama berlaku bersama rekannya di Grup G, Inggris.
Beruntung kedua tim yang sudah nyaman dengan diri sendiri tidak banyak menghadapi tantangan berarti. Di grup G, mereka hanya harus melewati Panama dan Tunisia bersama-sama. Mereka akan lolos dengan mudah sambil menunggu dikalahkan tim besar di babak 16 besar.
Apalagi bagi Inggris yang selalu tampil buruk di ajang empat tahunan ini.
Grup H: Persaingan genap menguntungkan Kolombia
Jika grup D adalah grup neraka, lalu grup H disebut apa? Apakah ini grup langit? Berbeda dengan grup yang ditempati Argentina dengan banyak tim yang mempunyai peluang besar, Grup H justru memiliki persaingan yang sangat berimbang.
Polandia memang menjadi salah satu dari delapan tim yang lolos. Tapi mereka bukanlah negara “darah biru”. Yakni negara yang punya sejarah menjadi juara Piala Dunia. Patut diingat, gelar Piala Dunia tak pernah lepas dari delapan negara.
Dan sejak edisi 1998 yang dimenangkan Prancis, belum pernah ada juara baru. Setelah 20 tahun, Polandia masih jauh dari menjadi juara baru.
Oleh karena itu, meski resmi berstatus tim teratas (karena faktor peringkat dunia), Polandia tidak bisa dengan mudah disebut sebagai calon juara grup. Pesaing utamanya sebenarnya berasal dari Kolombia. Tim berlangganan secara tradisional penerus kelompok
Peluang mereka untuk menjadi juara grup akhirnya datang pada Piala Dunia edisi kali ini. Mereka tidak mungkin menyia-nyiakannya. Dua tim lainnya, Senegal dan Jepang juga tidak bisa dianggap enteng. Justru karena tidak ada tim yang dominan, keduanya punya peluang besar yang sama.—Rappler.com