Presiden Duterte mengklaim sepupunya juga tewas dalam perang di Marawi
- keren989
- 0
Dalam wawancara dengan Rappler, Duterte mengakui beberapa sepupunya telah berjanji setia kepada ISIS
JAKARTA, Indonesia – Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengklaim sepupunya tewas dalam pertempuran di Kota Marawi. Tidak diketahui secara pasti kapan sepupunya meninggal. Mayatnya ditemukan di tumpukan mayat.
“Saya punya sepupu yang bertempur dengan Maute. Karena mereka ada di sana, sepupu saya meninggal. “Pasukan militer pergi ke sana dan menemukan jenazahnya di tumpukan mayat,” kata Duterte, Selasa malam, 27 Juni, di Istana Malacañang saat perayaan Idul Fitri.
Pasukan keamanan presiden bertanya-tanya siapa mayat-mayat itu dan Duterte berkata: “Mayat-mayat itu adalah sepupu saya, biarkan saja.” Dalam wawancara dengan CEO Rappler Maria Ressa pada Desember lalu, Duterte mengakui bahwa beberapa sepupunya mungkin telah berjanji setia kepada kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
“Jujur, saya punya beberapa sepupu yang berada di jalur yang berlawanan. Ada yang bergabung dengan Front Pembebasan Islam Moro dan Front Pembebasan Nasional Moro. Bahkan ada yang saya dengar ada yang bergabung dengan ISIS,” ujarnya blak-blakan. .
Sementara itu, dalam pidatonya Selasa, Duterte mengaku bertemu dengan beberapa sepupunya yang bertempur di Marawi.
“Di sana, kami berbicara. Sementara yang lain pergi demi petualangan atau apa, saya tidak tahu. Saya bilang, jangan ke sana karena tidak akan dapat apa-apa,” kata mantan Wali Kota Davao itu.
Ia tak memberikan penjelasan rinci, namun dalam pidato sebelumnya ia mengaku selama lima hari terakhir ini ia menghabiskan waktu jauh dari sorotan publik, pergi ke berbagai tempat, dan bertemu berbagai orang secara sembunyi-sembunyi.
Juga merasa terluka
Kematian sepupunya jelas merupakan pukulan telak bagi Duterte. Ia mengaku merasakan luka yang dialami warga Marawi lainnya. Ironisnya, Duterte-lah yang memberlakukan keadaan darurat militer di Kota Marawi, setelah kelompok Maute memilih melindungi Isnilon Hapilon, buronan paling dicari pemerintah.
“Kalau ditanya saya senang, tentu saja tidak. Aku juga terluka seperti kamu. Itu sebabnya saya tidak ingin membahas masalah ini bahkan dengan anggota kabinet menteri. “Karena aku juga terluka,” katanya.
Duterte berjanji kepada para tamunya, yang sebagian besar adalah pemimpin Muslim, untuk membangun kembali Kota Marawi.
“Satu hal yang saya janjikan kepada saudara-saudaraku Moro, saya akan melihat langsung bagaimana Kota Marawi bangkit kembali dan menjadi kota yang sejahtera kembali,” ujarnya.
Sebagai realisasi janji tersebut, Duterte mengaku telah mengalokasikan dana sebesar 20 miliar peso untuk proses rehabilitasi. Istana sebelumnya menjelaskan, dana 10 miliar Peso tersebut berasal dari Philippine Amusements and Gaming Corporation (Pagcor) dan General Budget Act.
“Kami telah membuat rencana nyata dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi demi kelangsungan hidup Saudara dan masyarakat. “Satgas Bangon Marawi yang terdiri dari berbagai instansi pemerintah dibentuk untuk mempercepat upaya pemulihan di Kota Marawi,” ujarnya.
Meski ikut menjadi korban, Duterte tak menyesal memberlakukan keadaan darurat militer di Pulau Mindanao. Ia membela diri karena memiliki gambaran lengkap dan dibekali informasi tentang konflik di Marawi. Oleh karena itu, dia mengambil keputusan dari Rusia.
“Ketika saya mengumumkan keadaan darurat, ketika saya berada di Moskow, saya sudah mengetahui segalanya. “Saya tahu berapa lama situasi ini akan berlangsung bagi kita semua dan saya tahu penempatan penembak jitu dan di mana mereka menyembunyikan senjatanya,” kata Duterte.
Karena sudah memiliki gambaran utuh mengenai konflik di Marawi, ia sadar bahwa perang tersebut akan berlangsung lama.
Perayaan Idul Fitri menandai penampilan publik pertama Duterte setelah menghilang selama tujuh hari. Sebelumnya pada pagi hari, ia menghadiri pertemuan Dewan Otoritas Ekonomi dan Pembangunan Nasional dan penyerahan bantuan dari Tiongkok ke Marawi. – Rappler.com