• November 26, 2024
Presiden menunjuk Tito Karnavian sebagai Kepala BNPT

Presiden menunjuk Tito Karnavian sebagai Kepala BNPT

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Dengan jabatan barunya, Tito bakal naik pangkat menjadi jenderal bintang tiga.

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) – Presiden Joko Widodo melantik Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) M Tito Karnavian dan Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Arie Soedewo di Istana Kepresidenan, Rabu 16 Maret.

Tito menggantikan Saud Usmad Nasution yang pensiun, sedangkan Arie menggantikan Desy A Mamahit yang juga pensiun.

Sebelum menjadi Kepala BNPT, Tito menjabat Kapolda Metro Jaya, sedangkan Arie sebelumnya menjabat Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut.

Sejumlah pejabat yang hadir dalam pelantikan tersebut antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso, Jaksa Agung Muhammad Prasetyo, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, dan Menko Polhukam. dan Bidang Keamanan Luhut B Pandjaitan.

Tito merupakan alumnus terbaik Akpol 1997 dan menyandang gelar doktor Ilmu Kepolisian. Ia pernah menjabat Kapolda Papua dan Asisten Perencanaan Kapolri, serta puluhan tahun menjabat sebagai anggota polisi khusus antiteror Polri.

Sedangkan Ketua Bakamla yang baru menjabat sebagai Komandan Kelompok Pertempuran Laut Komando Laut Timur, Komandan Lantamal VI/Makassar, dan Koordinator Staf Ahli Kasal.

Dengan jabatan baru ini, Tito akan dipromosikan menjadi jenderal bintang tiga, sedangkan Arie akan dipromosikan menjadi laksamana madya.

Sosok yang tepat

Mengomentari pelantikan Tito, Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai Tito merupakan sosok yang tepat menjabat Kepala BNPT karena berpengalaman dalam pemberantasan terorisme.

Pelantikan biasa saja ya, Pak Tito orang yang tepat karena pengalamannya selama di Densus (Divisi Khusus Anti Teror 88), kata Kalla di Jakarta, Rabu.

Sementara itu, kata Tito Rehabilitasi narapidana terorisme belum membuahkan hasil maksimal. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya narapidana dan mantan narapidana yang terlibat kasus yang sama, seperti misalnya. latihan militer di Aceh dan bom Thamrin.

“Program rehabilitasi kami tidak bagus. Bayangkan, saya pernah menangani operasi di kamp militer di Jatho, Aceh. Itu semua dilakukan oleh tokoh yang merencanakannya di Lapas Cipinang. Ada Abu Bakar Ba’syir, ada Maman Abdurahman, Wawan, Rois. Dul Matin juga datang ke sana,” ujarnya usai pelantikan.

Dikatakannya, Densus 88 Anti Teror Polri juga menemukan bukti adanya rencana ledakan bom Thamrin di Lapas Nusa Kambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

“Jadi harus ada pengobatan dan rehabilitasi setelah penegakan hukum. “Setelah masuk Lapas harus ada kegiatan tertentu, termasuk ‘pengobatan’ (penanganan) agar tidak mengulangi perbuatannya atau terkena dampak atau setelah keluar tidak kembali ke jaringan,” kata mantan Kapolda Metro Jaya itu. . . dengan laporan Antara/Rappler.com

BACA JUGA:

Data HK Hari Ini