• May 14, 2025
Presiden Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel

Presiden Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel

Kebijakan Trump dikritik banyak pihak karena dapat membahayakan upaya perdamaian antara Israel dan Palestina

JAKARTA, Indonesia – Pengumuman yang ditunggu-tunggu akhirnya disampaikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih pada Rabu sore 6 Desember waktu setempat. Dalam 22 tahun sejarah kepemimpinan Paman Sam, Trump akhirnya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

“Saya telah memutuskan bahwa inilah saatnya untuk secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel,” kata Trump dari Gedung Putih.

Dia menekankan bahwa itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Apalagi, keputusan mengakui Yerusalem sebagai bagian dari Israel tertuang dalam undang-undang yang disahkan Kongres AS pada tahun 1955.

Namun kebijakan tersebut belum pernah diterapkan oleh mantan presiden AS pada era sebelumnya. Faktanya, para pendahulu Trump, mulai dari Bill Clinton hingga George Bush, juga membuat janji kampanye untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Namun, mereka selalu menangguhkan undang-undang tersebut untuk menghindari gejolak politik di Timur Tengah.

“Banyak presiden mengatakan mereka ingin melakukan sesuatu namun mereka tidak melakukannya. Entah karena keberanian atau mereka berubah pikiran, saya tidak tahu. Menurut pendapat saya, hal ini telah ditunda terlalu lama, kata Trump.

Menurut Trump, Israel adalah negara berdaulat seperti negara-negara lain di dunia, sehingga bisa menentukan ibu kotanya sendiri. Masalahnya, tidak ada satu pun negara di dunia yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Dunia internasional justru menilai Yerusalem berada dalam status quo yang diawasi langsung oleh PBB.

Menariknya, Trump masih optimistis upaya perdamaian antara Israel dan Palestina masih bisa dilakukan pasca pengumuman tersebut. Padahal, salah satu isu penting dan sensitif yang selalu dibicarakan dalam setiap perundingan perdamaian adalah status Yerusalem.

Trump mengatakan bahwa meskipun AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, ia tetap mendukung upaya perdamaian “Solusi Dua Negara”.

“AS akan terus mendukung solusi dua negara, jika disetujui oleh kedua belah pihak,” ujarnya.

Negeri Paman Sam, kata Trump, juga tidak mengambil sikap terhadap status kota suci Yerusalem, termasuk resolusi perbatasan yang saat ini disengketakan. Trump menyerahkan hasil akhir kepada Israel dan Palestina.

Dikritik oleh sekutu dan lawan

Langkah ini tentu saja mendapat kecaman dari banyak pihak, termasuk sekutu di kawasan Timur Tengah, PBB, dan Indonesia.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan upaya sepihak Trump dapat membahayakan prospek perdamaian selama beberapa dekade.

Presiden Palestina Mahmud Abbas menilai sikap Trump sungguh tercela.

“Upaya tercela dan tidak dapat diterima ini dengan sengaja membahayakan semua upaya perdamaian,” kata Abbas tak lama setelah Trump mengumumkan pengumuman tersebut.

Sementara itu, Sae Erekat, Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang diketahui telah lama menjabat sebagai kepala negosiator upaya perdamaian, menegaskan sikap Trump telah menghancurkan upaya solusi dua negara. Ia juga memperingatkan bahwa setelah pengumuman tersebut, hal tersebut akan memberikan amunisi kepada kelompok ekstremis di wilayah tersebut untuk melakukan tindakan kekerasan.

Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Islam (OKI) diadakan di Istanbul pada 13 Desember. Tujuannya adalah untuk menyampaikan kesamaan posisi di antara negara-negara berpenduduk Muslim mengenai masalah Yerusalem.

“Langkah seperti ini lebih baik dilakukan oleh kelompok teroris,” kata Erdogan usai memberikan keterangan pers di Ankara.

Di sisi lain, pemerintah Yordania dan Palestina juga menyerukan pertemuan darurat Liga Arab di Kairo.

Sementara itu, Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memanggil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia John Donnovan ke Kementerian Luar Negeri pada Senin lalu. Retno menyampaikan keprihatinan Indonesia atas upaya mendeklarasikan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

“Rencana ini jelas akan mengancam proses perdamaian Israel-Palestina,” kata Retno melalui akun Twitter Kementerian Luar Negeri.

Menteri luar negeri perempuan pertama di Indonesia ini juga mengatakan, ia menyampaikan pesan yang sangat jelas melalui perwakilannya di OKI. Indonesia menolak keras sikap Paman Sam yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.

“Indonesia sangat prihatin dengan dampak negatif pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem,” kata Wakil Tetap RI Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Agus Maftuh Abegebriel pada pertemuan luar biasa OKI di Jeddah, Arab Saudi-Arabia, dikatakan. seperti yang dikutip media. – dengan pelaporan AFP/Rappler.com


Pengeluaran SGP