• September 27, 2024
Pro dan Kontra Helikopter Baru Jokowi

Pro dan Kontra Helikopter Baru Jokowi

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Melengkapi helikopter kepresidenan dengan peralatan antipeluru rupanya memerlukan anggaran tambahan.

JAKARTA, Indonesia—Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Dwi Badarmanto mengatakan perolehan satu unit helikopter tersebut akan khusus digunakan untuk tamu “Very Very Important Person” (VVIP), termasuk Presiden Joko “Jokowi” dan Wakil Presiden. Jusuf Kalla.

Pembelian helikopter ini masuk dalam rencana strategis TNI AU 2014-2019. Rencananya tahun depan akan membeli helikopter.

Helikopter VVIP yang dibeli TNI adalah AgustaWestland AW101, merupakan jenis helikopter angkut medium anti kapal selam yang dapat digunakan untuk keperluan militer dan sipil.

AgustaWestland AW101 dikembangkan oleh perusahaan patungan antara Westland Helicopters dari Inggris dan Agusta dari Italia. Helikopter ini diproduksi untuk memenuhi kebutuhan peralatan utama sistem persenjataan angkatan laut modern.

Sejauh ini, sejumlah pejabat pemerintah, termasuk Presiden RI, menggunakan helikopter Super Puma yang dioperasikan Skuadron VIP 17 TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Akhirnya Super Puma dipertahankan dan dioperasikan oleh Skuadron VIP 45 yang juga bermarkas di lokasi yang sama.

Namun pembelian helikopter ini menuai protes dari berbagai kalangan, mulai dari heboh media sosial hingga pakar.

Di media sosial, banyak netizen yang men-tweet tentang helikopter ini dengan menggunakan tagar #PapamintaHelikopter sebagai sindiran terhadap Jokowi.

Apa daftar keberatan mereka?

1. Harga mahal

“Pertanyaannya adalah apakah perlu? “Helikopternya terlalu mahal, harganya saja sekitar US$ 45 juta,” kata pengamat penerbangan Gerry Soejatman.

Menurut Gerry, jika helikopter itu diperuntukkan bagi Jokowi yang hobi blusukan, maka dibutuhkan teknisi ahli. Selain itu, biaya operasional juga tinggi.

2. Produk luar negeri

Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya pun menyayangkan rencana pembelian helikopter VVIP tersebut. Menurut dia, pembelian helikopter itu sudah dikembangkan bekerja sama antara Westland Helicopters di Inggris dan Agusta di Italia mengabaikan industri dalam negeri.

Menurut dia, keraguan Presiden terhadap penggunaan produk dalam negeri, dalam hal ini produk produksi PT Dirgantara Indonesia, akan berdampak negatif.

“Kalau Presiden ragu dengan produksi dalam negeri, itu akan menjadi iklan buruk bagi calon pengguna,” kata Tantowi.

Apa kata istana?

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, rencana pembelian tiga helikopter penting untuk keamanan presiden. Helikopter AgustaWestland AW101 harus memiliki perlengkapan penting, termasuk antipeluru.

KSAU Marsekal TNI Agus Supriatna menambahkan, pembelian helikopter VVIP yang diperuntukkan bagi Presiden, Wakil Presiden, pejabat tinggi pemerintah, dan tamu negara diprioritaskan. keamanan (keamanan) dan kenyamanan.

“Jika tidak keamanan, dan kemudian terjadi sesuatu, maka saya bertanggung jawab. Makanya saya minta helikopter keamananDan.

Namun sepertinya melengkapinya dengan perlengkapan antipeluru membutuhkan anggaran tambahan. KSAU akan menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran. “Kalau mencukupi bisa dipasang alat anti peluru, anti jamming, anti rudal dan lainnya,” ujarnya.

Biayanya mungkin mencapai 120 juta USD. “Kalau helikopter kepresidenan AS dipasang semua jenis, anggarannya bisa mencapai 120 juta dolar AS,” kata KSAU.

Lebih lanjut Agus berharap satu unit helikopter AW 101 akan tiba pada tahun 2016.Insya’Allah“Sebelum 9 April 2016, helikopter sudah tiba di Indonesia,” ujarnya.

Apakah Anda setuju dengan rencana pembelian helikopter ini? —Rappler.com

BACA JUGA

Data SDY