• October 2, 2024
Profil Singkat 5 Pimpinan KPK Periode 2015-2019

Profil Singkat 5 Pimpinan KPK Periode 2015-2019

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Agus Rahardjo terpilih menjadi Ketua KPK baru, Basaria Panjaitan menjadi pimpinan KPK perempuan pertama

JAKARTA, Indonesia — Komisi III DPR RI memilih 5 nama pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2015-2019, Kamis, 17 Desember.

Nama-nama 5 pemimpin baru tersebut adalah:

  1. Agus Rahardjo, Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Publik (53 suara)
  2. Widyaiswara Madya Sespimti Polri Brigjen Pol Basaria Panjaitan (51)
  3. Hakim Ad Hoc Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Alexander Marwata (46)
  4. Staf Ahli Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Saut Situmorang (37)
  5. Akademisi Universitas Hasanuddin Laode Muhammad Syarif (37)

Sementara Agus Rahardjo terpilih menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi yang baru. Dengan komposisi tersebut, Basaria Panjaitan menjadi pimpinan KPK perempuan pertama.

Sebelumnya, halSetelah melalui proses yang panjang dan berliku, Komisi III DPR RI melakukan uji kelayakan dan kepatutan terhadap 8 calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Senin 14 Desember hingga Rabu 16 Desember.

Berikut catatan khusus Rappler mengenai pemimpin terpilih saat seleksi:

Dan Rahardjo adalah mantan Kepala Lembaga Negara Pengadaan Barang dan Jasa. Saat seleksi, anggota panitia seleksi Harkristuti Harkrisnowo mempertanyakan alasan ia tidak melaporkan seluruh harta kekayaannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi.

Padahal, menurut panitia panel, Agus tergolong kaya sebagai PNS. Ia memiliki tanah luas di Cariu, Jonggol, di Bumi Serpong Damai dan Citra Raya, Tangerang. Dia juga memiliki beberapa mobil.

Menurut Agus, tanah tersebut dibelinya jauh sebelum krisis 1998. Kemudian ia mencicil mobilnya dengan uang yang didapatnya dari Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Ia mengaku mendapat bayaran US$6.000 dengan menghadiri 8 sesi OECD.

Namun salah satu panelis menyela Agus. “Sepengetahuan saya, OECD tidak pernah memberikan upah,” ujarnya.

Basaria Panjaitan merupakan satu-satunya polwan yang menjadi pimpinan KPK. Ia mendapat dukungan penuh dari Wakapolri Komisaris Jenderal Budi Gunawan. Polisi wanita ini memiliki gelar sarjana hukum dan saat ini mengajar di Sekolah Kepegawaian dan Pimpinan Polri di Lembang.

Sebelumnya menjabat Direktur Reserse Kriminal Polda Kepulauan Riau dan berpangkat AKBP.

Dalam sesi wawancara, anggota panel Harkristuti ditanyai mengenai pencurian 25 mobil mewah yang ditanganinya saat bertugas di Riau pada tahun 2007.

Sementara itu, Basaria dalam surat kabarnya menulis ingin memperkuat pengawasan KPK. Ia mengatakan, dalam 10 tahun ke depan, ia optimistis Polri dan Kejaksaan Agung akan semakin kuat, sehingga KPK bisa fokus pada pencegahan.

Alexander Marwata merupakan Hakim Tipikor Ad Hoc pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Pada sesi wawancara, sebuah pertanyaan diajukan kepada Alex perbedaan pendapat dalam putusan Dhana Widyatmika, pegawai Direktorat Jenderal Pajak, yang dinyatakan bersalah melakukan penggelapan pajak.

Alexander meyakini Dhana tidak pernah menerima atau menikmati Rp 2 miliar dari Liana Apriany dan Femi Solikhin. Uang tersebut tidak ada hubungannya dengan tugas dan kewajiban Dhana dalam kapasitasnya sebagai petugas pajak. Alex juga mengatakan, tidak ada bukti Dhana memeras PT Kornet Trans Utama.

Dalam sesi wawancara, dia juga mengkritik KPK. Menurut dia, penyidikan kasus korupsi di KPK lamban dan tuntutan jaksa KPK dibuat serampangan.

kata Situmorang merupakan satu-satunya pimpinan KPK yang berasal dari Badan Intelijen Negara. Panitia seleksi, Betti Alisjahbana dan Yenti, mempertanyakan dugaan pencucian uang di perusahaan pribadinya, PT Indonesia Cipta Investama.

Dalam sesi wawancara, ia juga terungkap dekat dengan Menteri Politik, Hukum, dan Hak Asasi Manusia Luhut Binsar Panjaitan dan mantan Menteri Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.

Saut juga ditanyai soal harta kekayaannya dan mobil Jeep Rubicon senilai lebih dari Rp 1 miliar, serta nomor polisi cantik B S4 UTS. “Gratis. Saya tidak membayarnya,” katanya.

Laode Muhammad Syarif adalah seorang akademisi di Universitas Hasanuddin.

BACA JUGA:

Togel SDY