Puluhan perguruan tinggi di Aceh bersatu melawan radikalisme
keren989
- 0
Rektor universitas di Aceh telah berjanji tidak akan membiarkan radikalisme berkembang di kampusnya
BANDA ACEH, Indonesia – Peringatan Hari Janji Pemuda di Aceh dilakukan dengan mendeklarasikan sikap melawan radikalisme dan intoleransi. Sejak pagi kemarin, ribuan mahasiswa Aceh berkumpul di Lapangan Tugu Darussalam, Banda Aceh.
Perwakilan 20 perguruan tinggi bersumpah setia pada satu konstitusi yaitu UUD 1945, semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Samsul Rizal mengatakan, bangsa Indonesia membutuhkan lebih banyak orang yang berdedikasi pada kebaikan. Oleh karena itu, ia berharap deklarasi nasional tidak hanya sekedar seremoni belaka.
Deklarasi ini juga harus mampu menggugah hati seluruh mahasiswa Aceh untuk terus mencintai Indonesia dan lekat dengan ideologi Pancasila dalam setiap aktivitas sehari-hari, kata Samsul di hadapan ribuan mahasiswa, Sabtu, 28 Oktober.
Ia menegaskan, ancaman radikalisme yang masuk ke kampus adalah nyata.
“Mereka mulai berteriak keras dan keluar dari persembunyiannya. “Aturan demi aturan mereka coba kendalikan, termasuk sekolah, dari tingkat menengah hingga perguruan tinggi,” ujarnya.
Meski demikian, ia mengaku bersyukur karena para pemimpin bangsa bergerak cepat menegakkan keutuhan dan ideologi Pancasila. Salah satunya dengan membuat Perppu Ormas yang akhirnya menjadi undang-undang resmi di DPR.
Pemuda dan pelajar, kata Samsul, harus steril dari radikalisme dan komunisme. Sebab, apapun yang terjadi, mereka akan tetap menjaga keutuhan bangsa dan ideologi Pancasila di masa depan.
“Saya berkomitmen sebagai Rektor Unsyiah akan berusaha semaksimal mungkin untuk memahami bahwa radikalisme dan komunisme tidak mendapat tempat di kampus ini, jantung masyarakat Aceh,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor UIN Ar Raniry Syamsul Rijal mengatakan radikalisme tidak mendapat tempat di Aceh. Menurutnya, provinsi ujung barat Indonesia ini merupakan Negeri Iskandar Muda yang sudah lama membendung radikalisme.
“Siswa hendaknya membekali diri dengan ilmu dan mampu menjadi teladan dalam berbangsa dan bernegara. “Saya kira radikalisme tidak mendapat tempat di kampus,” kata Syamsul kepada Rappler.
Ia menjelaskan, menghadapi radikalisme di lingkungan kampus di Aceh bukan hanya soal ilmu. Namun pendekatan ini harus dilakukan dari sisi agama, sosial, politik, dan budaya.
“Generasi Darussalam harus maju untuk menginspirasi orang lain untuk berbuat baik,” ujarnya.
Diwarnai oleh demonstrasi
Selain sumpah untuk melawan radikalisme, peringatan Janji Pemuda di Aceh juga diwarnai dengan aksi protes. Puluhan mahasiswa Unsyiah melakukan aksi protes di Gapura Kopelma Darussalam sejak pagi.
Mereka membawa berbagai spanduk bertuliskan ‘jangan penjarakan suara kami’, ‘darurat demokrasi’, ‘rezim anti kritik’, dan ‘hentikan kriminalisasi terhadap mahasiswa’. Spanduk tersebut menunjukkan kepedulian mereka terhadap upaya membungkam aspirasi pasca Perppu Ormas menjadi undang-undang.
“Rezim Jokowi membuat kita bungkam dan melakukan langkah-langkah licik untuk membungkam mahasiswa dan generasi muda kawan-kawan,” kata salah satu mahasiswa yang berorasi.
“Jokowi pernah bilang kalau terpilih presiden, semua kritik akan diterimanya. “Mana buktinya?” tanya siswa lain.
Sementara itu, Koordinator Aksi Said Suprihzani mengatakan, aksi rasa tak perlu itu sengaja dipilih bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda. Tujuannya agar generasi muda dan pelajar dapat mengenal dirinya lebih baik.
“Beberapa dekade yang lalu, pemuda adalah awal mula pergerakan bangsa. “Tetapi sekarang sepertinya generasi muda dan pelajar sedang terlelap dan tidak peduli pada negara,” kata Said.
Dia mengatakan negara ini saat ini berada di ambang krisis demokrasi. Sementara itu, pelajar masa kini lebih mementingkan diri sendiri dan prestasi akademiknya.
“Tugas pemuda dan pelajar seharusnya mengendalikan pelanggaran yang dilakukan oleh pemerintah. Mahasiswa sepertinya sudah tidak peduli lagi dengan negaranya. Padahal jelas salah satu tugas mahasiswa adalah memperbaiki negeri ini untuk menjadikan Indonesia lebih baik lagi, ujarnya. – Rappler.com