• August 28, 2025
Puluhan warga yang menentang referendum membakar bendera Bintang Kejora

Puluhan warga yang menentang referendum membakar bendera Bintang Kejora

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Kelompok penentang referendum meminta untuk tidak membangun opini publik dan menyebarkan separatisme di Tanah Papua.

JAYAPURA, Indonesia – Puluhan warga Papua yang berafiliasi dengan kelompok penentang referendum membakar bendera Bintang Kejora di kota Jayapura pada Rabu, 25 Mei. Bendera tersebut merupakan lambang kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Selain bendera Bintang Kejora, mereka juga membakar bendera Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang diketahui berafiliasi dengan OPM. Menurut Ketua Persatuan Perintis Kemerdekaan Indonesia (PPKRI), Stevanys Sebo Wetipo, pihaknya membakar bendera tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap segala bentuk pemberontakan terhadap pemerintah Indonesia.

“Kami menolak segala bentuk perlawanan dan pemberontakan terhadap negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Papua akhirnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Stefanus saat membacakan sikapnya.

Ia mengatakan pemberontakan bukan lagi keinginan masyarakat Papua. Yang dibutuhkan masyarakat Papua saat ini adalah sentuhan pembangunan.

Menurut Stevanus, pemerintah pusat melaksanakan pembangunan fisik dengan menerapkan Undang-Undang Otonomi Khusus (Otsus).

“Jadi, sekarang saatnya membangun, agar Papua tidak tertinggal,” ujarnya.

Pernyataan senada disampaikan Ketua Barisan Merah Putih sekaligus tokoh integrasi Papua di Indonesia, Ramses Ohee. Menurut Ramses, pemberontakan yang dilakukan OPM, KNPB dan organisasi lainnya dilakukan secara ilegal dan tidak mengatasnamakan rakyat Indonesia.

“Kami rakyat Indonesia hanya ingin membangun. Keberadaan Papua jelas merupakan bagian dari Indonesia dan tidak bisa ditawar lagi,” ujarnya.

Selain itu, Ramses juga meminta dunia internasional tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri Indonesia dan menjadikan Papua sebagai komoditas politik. Tokoh adat Papua lainnya, Alex Silos Nagoba, dengan tegas menolak segala bentuk radikalisme, terorisme, dan separatisme yang dikembangkan oleh kelompok dengan kepentingan tertentu. Menurut Alex, kelompok tersebut bermaksud memecah belah persatuan dan kesatuan Indonesia di negara Papua.

“Jangan membangun opini masyarakat dengan menyebarkan berbagai pandangan radikalisme, terorisme, dan separatisme di negara Papua yang berdampak pada disintegrasi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,” kata Alex.

Ia juga mendesak pemerintah pusat untuk segera mengambil tindakan terhadap diplomasi internasional. Hal ini menghambat upaya internasionalisasi isu Papua di berbagai forum internasional, terutama negara-negara yang mempunyai potensi strategis dan penting dalam menangani isu Papua dan kawasan Pasifik.

Di tempat yang sama, tokoh perempuan Papua, Waya Ayomi, juga menolak organisasi penentang pemerintah pusat seperti ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), PKI (Partai Komunis Indonesia), dan KNPB.

“Jangan mengatasnamakan masyarakat Papua, padahal mereka tidak pernah diketahui apa dan untuk siapa mereka berjuang,” kata Waya.

Usai membacakan deklarasi, mereka kemudian membakar Bendera Bintang Kejora dan KNPB. Aksi dilanjutkan dengan menyanyikan lagu “Vir jou die land”. – Rappler.com

BACA JUGA:

Hongkong Pools