• November 23, 2024
Puskesmas salah memberikan obat, seorang gadis berusia 19 tahun menjadi buta

Puskesmas salah memberikan obat, seorang gadis berusia 19 tahun menjadi buta

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Elisia Santika diberi obat tetes telinga oleh Puskesmas Waykandis karena keluhan sakit mata

BANDARLAMPUNG, Indonesia – Elisia Santika, gadis 19 tahun asal Labuhan Dalam, Bandarlampung, Lampung, mengalami kebutaan pada mata kanannya akibat salah pengobatan di Puskesmas Way Kandis.

Kepala Dinas Kesehatan Bandarlampung Edwin Rusli mengatakan, kejadian yang menimpa Elisia merupakan kesalahan petugas pembaca resep, seharusnya ia diberi obat sakit mata, namun malah diberi obat telinga.

“Obat telinga dan obat mata hampir sama skripnya, sehingga petugas kami salah memberikan obat,” kata Edwin, Jumat, 25 Februari..

Dinas Kesehatan Bandarlampung telah membentuk tim untuk menyelidiki masalah ini.

Wali Kota Bandarlampung Herman HN menyayangkan kinerja pegawai Puskesmas Way Kandis yang dinilai kurang teliti. “Namanya tidak hati-hati, kok bisa salah obat? “Hal seperti ini harus ditindak tegas,” kata Herman di Elisia, Jumat.

Dalam kunjungan tersebut, Wali Kota Herman menyerahkan bantuan tunai sebesar Rp5 juta dari Wali Kota Bandarlampung Herman HN.

“Saya sudah meminta Kementerian Kesehatan untuk menanggung seluruh biaya pengobatan Elisia dan jika dinas tidak mampu maka saya akan membiayai pengobatannya,” kata Herman.

Samiah, 41 tahun, ibu Elisia, mengatakan Elisia sebelumnya dalam keadaan sehat sebelum berobat ke Puskesmas Waykandis. Namun, setelah mendapat obat tetes mata dari Puskesmas, anak tersebut tidak bisa lagi melihat mata kanannya.

“Ternyata anak saya diberi obat tetes telinga di Puskesmas Waykandis sekitar sebulan yang lalu,” ujarnya.

Ia mengatakan, putranya mengalami sakit mata saat pulang kerja di pasar malam. Keesokan harinya, Elisia dibawa berobat dan diperiksa di Puskesmas Waykandis hingga diberikan obat tetes telinga.

“Saya kurang hati-hati saat itu, tanpa sadar yang diteteskan ke mata Elisia adalah obat tetes telinga, dan dia menyadarinya setelah matanya dirawat tiga kali dengan obat tetes telinga,” kata ibu lima anak ini.

Kini mata kanan anaknya sudah tidak bisa melihat lagi. “Anak saya awalnya memang akan dirujuk ke RS, tapi karena tidak punya biaya, saya hanya diberi obat tetes yang saya tidak tahu sebenarnya obat tetes telinga,” ujarnya.

Ayah korban, Eli Mandala, 43 tahun, berharap pihak Puskesmas Waykandis bisa mempertanggungjawabkan kejadian tersebut.

“Saya mohon pihak puskesmas bertanggung jawab karena karena kesalahan ini anak saya tidak bisa lagi melihat mata kanannya,” ujarnya.

Ia menyatakan, sebagai kuli bangunan dengan penghasilan yang tidak menentu, keluarganya tidak bisa berbuat apa-apa meski disarankan untuk membawanya ke rumah sakit.

Usai kejadian, kata Eli, ia mendatangi Puskesmas Waykandis dan meminta obat tetes telinga ke Puskesmas setempat.

“Waktu itu pihak puskesmas merujuk kami ke RS Imanuel, namun karena sudah tutup maka kami lanjutkan ke RS Graha Husada, namun karena tidak mempunyai dana maka kami tidak bisa melanjutkan pengobatan anak saya,” ujarnya.

Ia juga berharap, selain puskesmas, pemerintah setempat juga bisa memberikan bantuan agar anaknya bisa berobat, sehingga bisa melihat kembali seperti semula. – dengan laporan Antara/Rappler.com

BACA JUGA

Live HK