• April 21, 2025

Rappler ikuti debat kedua di Pilkada DKI

JAKARTA, Indonesia – “Menurut saya, tiga segmen pertama sebenarnya bukan perdebatan. Lebih seperti kampanye yang bisa dilihat di website kampanye masing-masing pasangan calon,” kata Pangeran Siahaan.

Iman Shafei mengamini pernyataan Pangeran. Dia mengamini segmen awal perdebatan dua calon gubernur dan wakil gubernur di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta membosankan.

“Saya pikir itulah temanya teknis sungguh,” kata Iman.

Pangeran dan Iman merupakan duo YouTuber yang memiliki channel “Asumsi”. Di channel tersebut, kedua anak muda ini biasa berbincang tentang topik yang sedang hangat dibicarakan di Tanah Air.

Namun pada Jumat malam, 27 Januari, keduanya melakukan hal lain. Bekerja sama dengan Rappler Indonesia, Assumption mengadakan diskusi pasca debat yang disiarkan langsung melalui akun Facebook Rappler Indonesia.

Iman mengatakan, secara tidak langsung tema debat kedua – reformasi birokrasi dan pelayanan publik, serta tata kota – menyudutkan pasangan calon nomor urut 1, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

“Saya kira tema tersebut juga secara tidak langsung mengecewakan paslon 1. Misalnya pertanyaan pembuka yang menanyakan pendapat tentang acara Ahok,” kata Iman.

Ia merujuk pada kesempatan yang diberikan kepada pasangan nomor urut 3, Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Moderator mempersilakan Anies-Sandi melontarkan pertanyaan kepada Agus-Sylvi. Dalam kesempatan itu, Anies meminta Sylvi – yang merupakan mantan birokrat di Pemprov DKI Jakarta – mengomentari kinerja calon gubernur petahana, Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama.

Pangeran setuju. “Ini (pertanyaannya), kayak main bola, tinggal dipikir-pikir aja ya, tapi malah nggak dijawab (langsung oleh Sylvi).”

Agus kemudian menyindir cara Anies menyerang pasangan calon nomor urut 2 Ahok-Djarot Syaiful Hidayat yang dilakukan pasangan calon 1.

“Gunakan pada-menyebutkan lagi bersama Agus. “Itu taktik yang bagus sekali ya,” kata Prince menirukan Agus.

Momen lain yang membuat mereka senang adalah ketika Silvy dan Anies maju ke tengah panggung dan Ahok berpura-pura turun tangan. “(Momen) itu banyak tafsirnya,” ucapnya lagi.

Pangeran melanjutkan diskusi dengan bertanya kepada Iman siapa yang tampil paling impresif pada debat kedua tadi malam. Iman menjawab tegas, Agus, karena menurutnya, putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu tampil penuh kesabaran.

“Beliau (Agus) bisa menjaga kehati-hatian saat berdebat,” kata Iman.

Analisisnya kemudian tentang siapa yang paling populer setelah perdebatan tersebut. Keduanya sepakat, paslon 3 jelas berambisi mengkritik paslon 2. “Tapi itu memalukan. gambar “Yang dulunya sopan, kini hilang karena perbuatan mereka,” kata Iman.

“Persepsi saya terhadap paslon 3 sudah berubah. “Karena menurutku mereka sopan, tapi ternyata emosional,” ujarnya lagi.

Selain saling berdiskusi, Assumption juga menjawab pertanyaan langsung dari pembaca Rappler Indonesia. Berikut ringkasannya:

Pertanyaan 1: Bagaimana reaksi Anies mendekati Silvy?

“Kalau moderatornya galak seperti Ira Koesno mungkin bisa terselesaikan,” jawab Iman.

Duo ini kemudian menyoroti fungsi kedua moderator dalam debat tersebut. Menurut Pangeran, hal itu sepertinya tidak ada gunanya karena pertanyaan yang diajukan sudah disalin kartu gambar. Mereka berdua menyetujui hal ini.

Debat kedua tadi malam menghadirkan dua moderator yaitu presenter Tina Talisa dan Profesor Eko Prasojo dari Universitas Indonesia. Meski pada debat pertama hanya ada satu moderator, mantan presenter Ira Koesno.

Pertanyaan 2: Pernyataan siapa yang menjadi argumen paling meyakinkan selama debat?

“Beberapa bagian dari (reaksi) Pak Anies saat menyoroti angka-angka pembangunan di Jakarta, dan di-menangkal oleh Ahok. Atau ketika Mpok Silvy membicarakan kebijaksanaan, kata Pangeran.

Mereka berdua sepakat bahwa perdebatan yang baik itu seperti itu. Ada proses saling menyikapi pendapat dan tidak mengedepankan visi misi.

Pertanyaan 3: Apakah Anda mempunyai pendapat mengenai kedatangan Antasari Azhar?

Mereka berdua tidak keberatan dan mengatakan memang begitu perang psikologi. “Kenapa? Bisa cari tahu sendiri,” kata Iman.

Sebelumnya, lokasi Hotel Bidakara diguncang kedatangan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar. Antasari yang baru bebas bersyarat dari penjara duduk di bagian pendukung Ahok-Djarot. Saat ditanya wartawan apakah mendukung Ahok, Antasari hanya menjawab: “Saya mendukung Pak (Presiden) Jokowi”.

Pertanyaan 4: Bagaimana pendapat Anda mengenai perdebatan data yang disampaikan masing-masing pasangan calon?

Keduanya menganggap hal itu sensitif karena menurut Pange, “setiap orang sudah punya datanya masing-masing”.

Namun data yang “berlebihan” ini tidak membuat uraiannya menjadi lebih jelas, malah membingungkan masyarakat. “Mungkin kalau begitu (setiap paslon).menangkal dengan data dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) atau BPS (Badan Pusat Statistik), mereka tidak akan menerimanya. “Dan kitalah yang pada akhirnya menjadi kacau,” kata Iman.

Pertanyaan 5: Mengapa Anies begitu menekankan pada data?

“Sebenarnya bukan Anies saja, calon lain juga banyak yang membeberkan datanya,” jawab Pangeran.

Pertanyaan 6: Siapakah yang terbaik dari masing-masing pasangan calon untuk berdebat?

Bagi keduanya, tidak ada satu pun yang baik untuk berdebat. “Siswa yang pandai berdebat bisa mengalahkan mereka semua.” Namun menurut mereka, beberapa tokoh masih patut diapresiasi. “Kalay yang menyampaikan programnya, Agus. Kalau debat, Djarot yang terbaik. Dia bisa tersenyum, tapi dia bisa…menangkal juga,” kata Iman.

Analisis memasuki sesi terakhir, Pangeran dan Iman saling bertanya tentang harapan mereka pada debat ketiga.

Iman berharap para calon memperdalam materi secara teknis, khususnya Ahok. Ahok harus mampu menunjukkan kompetensi dalam hal teknis, ujarnya.

Di sisi lain, Pangeran berharap debat kedua bisa lebih langsung dan tegas. “Saya berharap pada debat ketiga tidak banyak waktu yang terbuang untuk kampanye. Dan mengarahkan kandidat bertukar pikiran dari awal,” kata Pange.

Yang terpenting, mereka berharap janji-janji yang disampaikan dalam kampanye itu masuk akal.

“Saya berharap (dalam debat berikutnya) para kandidat tidak memberikan janji-janji yang mustahil. “Masyarakat menengah ke bawah ya, makan saja (iming-imingnya), meski tidak mungkin,” kata Iman.

Pertanyaan terakhir: Kalau pilkada digelar sekarang, kira-kira siapa yang menang?

“Kami tidak akan menjawab karena jika menjawab maka keduanya akan protes dan mengatakan itu kampanye,” kata Pangeran.

Analisanya diakhiri dengan ajakan untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS) pada hari pemilu.

Jangan lupa, kalau punya KTP DKI pastikan memilih pada 15 Februari, kata Pangeran. —Rappler.com

BACA JUGA:

uni togel