• October 2, 2024

Raungan sengit elang emas

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Termasuk pesawat generasi 4 plus. Mampu bertarung siang, malam dan dalam segala cuaca

Jakarta, Indonesia Jatuhnya pesawat T-50i di Yogyakarta sungguh mengejutkan. Pertama tentu saja karena kecelakaan itu sendiri menimbulkan korban jiwa dan materil yang cukup besar. Mengejutkan juga karena pesawat naas ini masih banyak terdapat di sana periuk.

Pesawat buatan Korea Selatan ini pertama kali mendarat di Indonesia pada akhir tahun 2013. Mereka datang secara gelombang dan pada awal tahun 2014 berjumlah 16 pesawat (dua skuadron).

Sebanyak delapan dari 16 unit T-50i Golden Eagle tergabung dalam Jupiter Aerobatic Team (JAT) yang pernah dimiliki TNI AU, yakni ‘Elang Biru’. JAT berbahan dasar Golden Eagle berwarna biru bergaris kuning.

Kehadiran pesawat ini merupakan bagian dari kebijakan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI. Khususnya, pesawat buatan Korea Selatan ini menggantikan pesawat tempur Skyhawk buatan Amerika Serikat yang sudah tua.

Kedatangannya merupakan hasil implementasi kontrak yang ditandatangani pada 25 Mei 2011 senilai US$400 juta. Mereka ditempatkan di Skadron Udara 15, di Lanud Iswahjudi TNI AU, Madiun, Jawa Timur.

Sekilas tampilan T-50i mirip dengan jet tempur F-16 Fighting Falcon milik Amerika Serikat. Pesawat besutan Korea Aerospace Industry (KAI) ini memiliki panjang 43 kaki, lebar sayap 31, dan tinggi 16 kaki.

Dilengkapi dengan sistem avionik digital, senjata, dan penerima peringatan radar (RWR), memungkinkan pilot mendeteksi keberadaan musuh dari segala arah. Kecanggihan teknologi yang dibenamkan membuat pesawat berjuluk Golden Eagle ini bisa mengubah misinya dari jet trainer, dan bisa langsung digunakan untuk segala misi operasional, baik air-to-air maupun air-to. -Misi darat, siang atau malam dalam segala cuaca.

Elang Emas juga akan dilengkapi dengan senjata yang dapat digunakan dalam berbagai misi. Ini termasuk AIM-9 Sidewinder, bom MK-82, BDU-33, AGM-65 Maverick, Unit Bom Cluster MK-20 dan bom pintar JDAM.

Pesawat ini termasuk dalam pesawat tempur canggih generasi terbaru. Salah satunya ditandai dengan kecepatan pesawat yang melebihi kecepatan suara (1 mach), yaitu 1,4 mach. KAI juga mengklaim Golden Eagle termasuk dalam jet tempur generasi 4 plus. Salah satunya ditandai dengan kemampuannya menyerap (bukan memantulkan) gelombang radar.

Spesifikasi Elang Emas bukan T-50 biasa melainkan “ditingkatkan” ke level pesawat tempur KAI lainnya yang lebih canggih, FA-50 (ditandai dengan huruf “i” di belakang T-50). Itu hanya minus radar udara.

Dengan penampilannya yang mengesankan, tak heran jika kedua presiden RI ini sangat bangga dengan elang emas. Setibanya di sana, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyempatkan diri mengunjungi pangkalan udara utama Halim Perdanakusuma, Februari 2014. Oktober lalu, Presiden Joko Widodo disuguhi pertunjukan akrobatik udara Elang Emas JAT yang terbang melintasi langit Istana Negara.

Dengan segala kemampuan yang dimilikinya, tempat nongkrong marah-marah Elang Emas bisa memberikan efek ini bersih untuk negara lain. ̶ Rappler.com

BACA JUGA

Data Sydney