
Ribuan peziarah mengikuti prosesi laut di Larantuka
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Prosesi prajurit laut ini merupakan salah satu bentuk dramatisasi proses penderitaan Tuhan Yesus di Larantuka, Flores.
JAKARTA, Indonesia – Ribuan peziarah Katolik dari berbagai daerah di Tanah Air memadati pesisir Kota Rewido Larantuka sejak Jumat pagi, 14 April, untuk mengikuti prosesi prajurit laut dari patung Yesus yang disalib. Kegiatan ini merupakan bagian dari tradisi Jumat Agung di kota yang sering disebut Reinha Rosari itu.
Rangkaian kegiatan diawali dengan umat Katolik yang mengadakan Jalan Salib bersama di depan gereja Tuan Meninu. Tepat pukul 12.00 WIB, umat Katolik kemudian berangkat menuju pantai Palo dengan membawa puluhan perahu dan sampan. Dengan membawa patung Yesus tersalib dan Bunda Maria, mereka berlayar menuju pantai Kuce.
Para biarawati terdengar menyanyikan doa kepada Bunda Maria, ibu Yesus. Sementara bagi umat Katolik di Larantuka, sosok Mater Dolorosa dianggap sebagai teladan hidup.
Kisah ibu penyayang yang berkorban dan merelakan anak tercintanya dirayakan para biarawati sepanjang prosesi laut Tuan Meninu.
Ada pantangan yang harus diingat oleh jamaah yang menggunakan kapal atau sampan. Mitos di Larantuka meyakini jika seseorang berada di depan kapal yang membawa para biarawati atau perahu yang membawa patung bayi Yesus, maka ia akan dirugikan.
Sore harinya, setelah patung Salib Yesus tiba di Pantai Kuce, di depan Istana Kerajaan Larantuka, dilakukan beberapa prosesi. Salah satunya memikul salib dari kapel menuju armida sebelum prosesi Jumat Agung dilaksanakan pada malam harinya.
Upacara tersebut merupakan bagian dari perayaan Semana Santa (pekan suci) yang berpuncak pada hari penyaliban dan kematian Yesus Kristus pada hari Jumat Agung. Patung Yesus yang disalib, patung Tuan Meninu, dan Tuan Ma, Perawan Maria sebagai pelindung Kota Larantuka, kemudian diarak keliling ibu kota Kabupaten Flores yang terletak di kaki Gunung (Ile) Mandiri.
Menurut budayawan Flores Timur, Bernard Tukan, prosesi yang dilakukan umat Katolik Larantuka pada Jumat Agung merupakan bentuk dramatisasi proses penderitaan Tuhan Yesus.
Oleh karena itu, sebelum pasukan TNI AL dibawa menggunakan perahu melalui selat sempit antara daratan Flores Timur dan Pulau Adonara, umat Katolik setempat dan peziarah mengikuti upacara jalan salib di Katedral dan Kapel Tuan Meninu di Kota Rewindo, kata Bernard. .
Itu menjadi pusat perhatian jamaah dan ribuan jamaah diam-diam mengikuti prosesi tersebut. Patung Yesus yang disalib dicuci lalu dikeluarkan dari kapelnya.
Tradisi Jumat Agung di Larantuka setiap tahunnya menarik banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Oleh karena itu tidak heran jika kegiatan ini masuk dalam kalender pariwisata pemerintah daerah setempat. Faktanya, hotel-hotel di kawasan tersebut sering kali sudah penuh dipesan.
Menurut panitia prosesi Semana Santa, jumlah jamaah tahun ini mencapai 5.500 orang. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com