Ridwan Kamil membantah menampar sopir omprengan tersebut
- keren989
- 0
BANDUNG, Indonesia – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dilaporkan warganya atas dugaan penganiayaan.
Warga Kota Bandung bernama Taufik Hidayat, melaporkan Ridwan ke Polda Jabar pada Sabtu 19 Maret dengan nomor laporan Lp.B/277/III/2016/jabar.
Kasus ini bermula saat Taufik masih menjabat sebagai manajer terbalik (kendaraan pribadi yang digunakan untuk mengangkut penumpang berbayar) menurunkan penumpang di Halte Alun-Alun Bandung, Jalan Asia Afrika pada Jumat, 18 Maret.
Kemudian, berdasarkan keterangan kuasa hukum Taufik, seseorang yang diduga ajudan Ridwan menghampiri kliennya dan langsung mengeluarkan kunci mobil. Ia pun meminta kepada Taufik yang melayani jalur Cicaheum – Alun-Alun Bandung agar melengkapi dokumen pengelolaannya.
“Kemudian Ridwan Kamil mendatangi mobil klien saya dengan sepedanya. Dia bertanya dengan menggunakan bahasa Sunda, ‘Lagi (Dari mana asalmu?’ “Klien saya menjawab dia dari Bandung,” kata pengacara Taufik. Saya membuat Rediyudana untuk Rappler pada hari Minggu tanggal 20 Maret.
‘Lalu Ridwan bertanya lagi pada Kamil dalam bahasa Sunda,’Kamu keras kepala, tidak (TIDAK) memahami.’ “Saya langsung menamparnya dengan keras sebanyak tiga kali, plok-plok-plok, lalu memukul perutnya sebanyak dua kali,” kata Made.
Selain menganiaya kliennya, Made menuduh, Ridwan juga menantang kliennya berkelahi dengan tetap menggunakan bahasa Sunda.
“Dia (Ridwan Kamil) pun menegakkan kepala klien saya yang tertunduk sambil berkata: ‘Lihat wajah saya, IIPA (menghafal) bukan SAYA?’ “Terus klien saya bilang dia tahu itu Wali Kota Bandung,” kata Made.
Mobil Taufik kemudian dibawa petugas Satpol PP Kota Bandung menuju Pendopo atau rumah dinas Wali Kota Bandung di Jalan Dalem Kaum yang letaknya tak jauh dari lokasi kejadian perkara.
Jumat malam, Taufik didampingi dua pengacaranya datang ke Pendopo untuk mengambil mobilnya.
“Setelah Maghrib kami sampai di sana (Pendopo). Kalau Emil (Ridwan Kamil) baik, dia orang yang salah, bisa minta maaf. “Tapi kami tidak ditemukan, kami hanya ditemui asistennya yang mengatakan mobilnya diambil,” kata Made.
Ia mengatakan, kliennya melaporkan Ridwan ke polisi karena mengalami luka-luka, meski awalnya ia mengatakan kliennya tak ingin memperparah masalah.
Menurut Made, pada Sabtu pagi Taufik merasakan telinga dan sakit di bagian perut yang terkena pukulan. Terakhir, pria berusia 34 tahun itu menjalani pemeriksaan visum di RS Santo Yusuf Bandung.
“Dari hasil pemeriksaan visum ditemukan adanya tanda-tanda benda tumpul. “Kalau perbuatannya memenuhi unsur penindakan pasal 351 KUHP,” kata Made.
Made kemudian melaporkan hal tersebut ke Polda Jabar. Pihaknya mengaku memiliki sejumlah alat bukti yakni visum dan saksi.
Pasca penganiayaan, Made mengatakan kliennya masih merasa takut. Taufik saat ini ditahan di tempat penampungan.
“Kami khawatir terjadi sesuatu,” kata pengacara LBH Panglima Bandung itu.
Made mengatakan kliennya memang bersalah melanggar aturan dengan mengangkut penumpang tanpa izin, namun menurut Made, cara kekerasan juga tidak dibenarkan.
“Memang benar dia salah, tapi jangan lakukan seperti itu. Forum harus diciptakan, masyarakat harus diajak bicara bersama untuk mencari solusi. Di kuil “Bukan solusi,” kata Made yang mengaku penggemar Ridwan Kamil.
Versi Ridwan Kamil
Saat kabar tersebut beredar di media, Dinas Komunikasi Pemerintah Kota Bandung membantah Ridwan memukul pengelola angkutan kota.
“Pada Jumat pagi, Wali Kota Bandung mengendarai sepeda dengan didampingi ajudan dan pengawalnya. Saat Anda berada di depan BRI Tower Jl. Asia Afrika (depan Alun-Alun Bandung), terdapat beberapa komplotan pelanggar hukum yaitu mobil berpelat hitam yang digunakan sebagai angkutan umum memotong,” tulis rilis dari Diskominfo Bandung yang diterima Rappler.
“Sopir yang melihat kemunculan Wali Kota langsung kabur. “Satu mobil berhasil dihentikan Wali dengan menyilangkan sepedanya di depan mobil.”
Ridwan kemudian meminta sang pengemudi untuk turun dengan maksud memberi peringatan, namun sang pengemudi tidak mau turun dari mobil.
Ridwan kemudian menghampiri pengemudi tersebut dan “menghajar” pengemudi tersebut.
“Wali itu berbicara kepada yang bersangkutan bahwa dia berulang kali memperingatkan mereka untuk tidak bertemu di tempat itu. Namun sepertinya masih membandel, demikian keterangan Diskominfo.
Karena tidak menyerahkan dokumen, kendaraan kemudian dibawa ke pendopo dan kemudian diserahkan ke petugas polisi.
Sementara itu, Ridwan juga membantah melalui akun Twitter pribadinya bahwa dirinyalah yang melakukan pengeroyokan. Berikut penjelasannya:
tidak ada ketukan. Di sini ada preman yang memaksa warga masuk ke mobilnya, Walikota memperhatikan mereka dan ingin melarikan diri. Saya akan melakukannya begitu saja? https://t.co/dzoMteZgm6
— Ridwan Kamil (@ridwankamil) 20 Maret 2016
Kalau preman memaksa orang seperti itu, saya pasti akan bersikap kasar. mendukung kota yang tertib. https://t.co/fdcFDDjcIr
— Ridwan Kamil (@ridwankamil) 20 Maret 2016
1. Ia bukan sopir angkutan umum, melainkan anggota komplotan pelanggar hukum rutin. 2. Dia ingin kabur seperti biasa, lalu saya hentikan. https://t.co/zlHvZoJesW
— Ridwan Kamil (@ridwankamil) 20 Maret 2016
3. Saya mengingatkan geng ini secara lisan puluhan kali. 4. Skogar berkali-kali digerebek karena ada petugas yang berperan sebagai pendukung. sekarang bermain sebagai korban
— Ridwan Kamil (@ridwankamil) 20 Maret 2016
—Rappler.com