Rizieq Shihab akhirnya sepakat untuk tidak menggelar salat Jumat di Jalan Sudirman-Thamrin
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Salat Jumat dipindahkan ke Lapangan Monas
JAKARTA, Indonesia – Pemimpin Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI) Rizieq Shihab akhirnya siap membatalkan rencananya menggelar salat Jumat di sepanjang Jalan Sudirman hingga MH Thamrin pada 2 Desember.
Sebagai gantinya, salat Jumat akan dilaksanakan di lapangan Monumen Nasional (Monas). “Masing-masing pihak beritikad baik,” kata Rizieq dalam konferensi pers di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta Pusat, Senin, 28 November 2016.
Rizieq bersedia pindah lokasi salat Jumat usai bertemu dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di kantor MUI, Senin sore. Pertemuan tersebut difasilitasi oleh Ketua MUI Maruf Amin.
Pertemuan tersebut berlangsung secara tertutup. Namun Kapolri dalam beberapa kesempatan mengatakan, aksi unjuk rasa tidak boleh dilakukan di jalanan, apalagi di jalan protokol seperti Jalan Jenderal Sudirman dan MH Thamrin.
Sebab tindakan tersebut pasti akan mengganggu pengguna jalan lainnya. Alhasil, Kapolri mengancam akan membubarkan massa jika berani menggelar salat Jumat di jalan protokol.
Dalam pertemuan itu, menurut Rizieq Shihab, Polri menyarankan agar salat Jumat digelar di Masjid Istiqlal. Namun usulan tersebut ditolak GNPF MUI karena kapasitas Masjid Istiqlal dipastikan tidak mampu menampung para pengunjuk rasa.
“Dari Istiqlal tidak mengakomodir. Saat salat Jumat usai, terjadi penyempitan dan begitu keluar membahayakan nyawa peserta aksi. Saya tidak menolak karena saya keras kepala, kata Rizieq.
Polri akhirnya mengusulkan agar salat Jumat digelar di Monasplein. GNPF MUI menyetujui usulan ini dengan syarat yaitu Semua pintu di Monas harus dibuka, ada pos logistik, toilet, dan pintu evakuasi harus dibuat. Ini solusinya, kata Rizieq.
Selain lokasi salat Jumat dipindahkan ke Monasplein, disepakati juga aksi unjuk rasa akan berlangsung damai. Aksi beragenda menuntut segera penahanan Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama ini rencananya akan dimulai pukul 08.00 WIB dan berakhir setelah salat Jumat.
“Usai salat Jumat, pimpinan GNPF MUI akan menyambut mereka di sepanjang jalan dan memulangkannya dengan tertib,” demikian salah satu poin kesepakatan.
Dalam poin-poin kesepakatan juga disebutkan bahwa apabila ada gerakan yang tidak sesuai dengan agenda perdamaian yang telah disepakati, gerakan tersebut tidak berasal dari GNPF MUI, maka Kepolisian dipersilakan menggunakan kewenangannya.
Kapolri Tito Karnavian mengatakan Polri siap menyediakan perlengkapan salat Jumat jika pengunjuk rasa ingin menggelar salat Jumat di lokasi Monumen Nasional.
“Kita akan atur tempat parkirnya, kita bantu akomodasi panggung zikirnya, kita juga akan atur kiblatnya bersama ulama, tempat wudhu, toilet, arus masuk dan keluar,” kata Tito. —Rappler.com