Saatnya menghentikan blok Los Guaranies
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Selama tujuh tahun, Brasil tidak pernah mengalahkan Paraguay. Sudah saatnya Selecao mengakhiri kutukan tersebut.
JAKARTA, Indonesia – Meski berada di posisi tiga besar klasemen kualifikasi Piala Dunia Rusia 2018 zona CONMEBOL, posisi Brasil masih belum aman. Mereka disusul Paraguay yang mengoleksi angka sama dengan tim julukan tersebut Selecao itu: 8 poin.
Brasil berada di peringkat ketiga berkat produktivitas gol yang lebih baik dibandingkan Los Guaranies—julukan Paraguay. Namun, perolehan gol tersebut tidak menunjukkan dominasi juara Piala Dunia lima kali itu di kualifikasi ajang empat tahunan tersebut.
Neymar dan kawan-kawan harus bekerja keras untuk bisa masuk tiga besar. Dalam lima pertandingan mereka hanya meraih dua kemenangan. Hal ini dicapai oleh tim-tim yang secara tradisional bukan peserta Piala Dunia. Yakni Peru—yang mereka kalahkan 3-0—dan Venezuela (3-1).
Melawan lima tim teratas, Brasil tak berkutik. Mereka kalah 0-2 melawan Chile dan bermain imbang 1-1 melawan Argentina. Empat hari lalu mereka nyaris mengalahkan Uruguay 2-0. Namun, tim mencetak dua gol sebagai balasannya Biru muda itu menyelesaikan kemenangan yang sudah di depan mata. Brasil kembali bermain imbang melawan tim-tim besar.
Gabigol: “Bagaimana seharusnya Brasil menghadapi Paraguay? Sama seperti performa babak pertama melawan Uruguay, di mana kami tampil hebat. Kami punya kualitas untuk menang.”
— Tim Nasional Brasil (@BrazilStats2) 27 Maret 2016
Kali ini, negara penghasil talenta sepak bola terhebat kembali menghadapi tantangan yang sama: melawan Paraguay di laga keenam kualifikasi Piala Dunia pada Rabu, 30 Maret pukul 07.45 WIB.
Pasukan Ramon Diaz siap kembali memberikan mimpi buruk bagi Brasil dan merebut posisi ketiga klasemen.
Roque Santa Cruz dan kawan-kawan memang lebih unggul. Selain karena laga yang digelar di hadapan masyarakat Paraguay di Estadio Defensores del Chaco, Asuncion, Paraguay punya rekor unggul setiap kali melawan Brasil.
Sejak mengalahkan Paraguay 2-1 pada tahun 2009, Brasil tidak mampu melakukannya lagi. Mereka bermain imbang dua kali dan kalah sekali melalui adu penalti. Artinya, sudah tujuh tahun Brasil tak pernah mengalahkan Paraguay.
Upaya Brasil untuk mengamankan kemenangan semakin sulit karena andalan Neymar berhalangan tampil akibat akumulasi kartu. Kartu kuning yang didapatnya pada laga melawan Uruguay membuat ia harus absen pada laga berikutnya.
“Kartu kuning untuk Neymar benar-benar tidak pantas. Itu hanya pelanggaran biasa. Tapi karena Neymar melakukan itu, wasit menjadi sangat sensitif, kata Dunga mengungkapkan kekecewaannya.
Absennya Neymar membuat Dunga memutar otak. Pasalnya, stok pemain dengan level setara sayap Barcelona jelas minim. Meski masih ada Douglas Costa (Bayern Munich), Philippe Coutinho (Liverpool), dan Willian (Chelsea), peran Neymar jelas berbeda.
Masalahnya, peran Neymar di Brasil bukan sebagai penyerang sayap. Pemain berusia 24 tahun itu bisa memenuhi kebutuhan Brasil akan striker utama. Pada laga melawan Uruguay, pemain kelahiran Sao Paulo itu dipimpin oleh Dunga.
Pengganti Neymar memang bukan nama besar
Brasil menghadapi Paraguay malam ini (21:45 Brasília) untuk kualifikasi Piala Dunia, tanpa D.Luiz dan Neymar. Kemungkinan XI: pic.twitter.com/dXsGaPr41f
— Paulo Freitas (@Cynegeticus) 29 Maret 2016
Jika tidak ada Neymar, siapa yang akan menggantikannya? Dunga memanggil striker Santos Ricardo Oliveira.
Oliveira bukanlah nama besar Selecao. Dia berusia 35 tahun. Sepanjang kariernya bersama timnas, ia hanya mengoleksi topi 14 kali. Sejak pertama kali memperkuat timnas pada 2004, Oliveira hanya sebatas penyerang yang “tambal sulam”. Dia hanya dipanggil untuk melindungi bomber top Brasil di masa lalu seperti Adriano, Robinho dan Ronaldo.
Faktanya, dia belum pernah tampil di Piala Dunia. Pada Piala Dunia Jerman 2006, Oliveira masuk dalam skuad Brasil. Namun karena cedera, Carlos Alberto Parreira, pelatih Brasil saat itu, harus mencoret namanya.
Situasi ini jelas mendongkrak kepercayaan diri Paraguay. Ramon Diaz yakin timnya bisa kembali menjadi masalah Brasil.
Apalagi rekor mereka di kualifikasi juga lumayan. Mereka meraih dua kemenangan, dua kali imbang, dan satu kekalahan. Salah satunya hasil imbang saat melawan peringkat kedua Ekuador dengan skor 2-2.
“Kami menunjukkan bahwa kami adalah tim yang kompetitif. Kami bisa mengalahkan siapa pun. Saya tetap berharap tim ini terus berkembang, ujarnya.—Rappler.com
BACA JUGA: