• September 23, 2024

Sampai kapan mau membuang sampah plastik sembarangan?

JAKARTA, Indonesia – Meski terus menerus digembar-gemborkan oleh banyak pihak, namun nampaknya belum semua lapisan masyarakat benar-benar memahami bahaya dan dampak buruk dari kebiasaan membuang sampah sembarangan. Apalagi jika sampahnya terbuat dari plastik lalu dibuang begitu saja ke sungai atau badan air lainnya.

Kebetulan hari ini, Selasa 5 Juni, setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Saat yang tepat untuk introspeksi diri terhadap kebiasaan-kebiasaan kecil kita yang berdampak besar terhadap keutuhan lingkungan di bumi tempat kita tinggal ini.

Mengapa plastik populer?

Plastik memang merupakan musuh bersama dan terbesar dari banyak upaya untuk menghindari kerusakan lingkungan. Namun kehadiran plastik di sisi lain mampu memberikan banyak kemudahan dalam segala aspek kehidupan masyarakat. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga dunia.

Setiap tahunnya, angka konsumsi plastik di banyak industri terus meningkat. Pada tahun 2014 saja, tercatat seluruh penduduk bumi mengonsumsi lebih dari 300 juta ton plastik per tahun!

Bukan tanpa alasan, karena plastik diklaim memudahkan masyarakat dalam menjalani hidupnya. Namun karena bahannya tahan lama namun tidak ramah lingkungan dan ditambah dengan pengelolaan sampah yang buruk, maka keberadaan sampah plastik akan terus mengancam lingkungan, termasuk badan air dunia.

Pernahkah Anda mengetahui ke mana berakhirnya sampah plastik yang dibuang ke selokan, saluran air, dan sungai? Ke laut tentunya. Dampaknya ekosistem laut juga akan terancam. Bukan hanya terancam akibat material plastik yang terapung di laut, tapi juga plastik mikro yang telah terdeteksi di banyak wilayah perairan di seluruh dunia.

Bayangkan jika kita biasa mengkonsumsi ikan-ikan di laut yang kita makan setiap hari plastik mikro di habitatnya?

Berapa jumlah sampah plastik saat ini?

Menurut penelitian yang dirilis dalam jurnal tersebut Komunikasi alam, setiap tahunnya terdapat 1,15 hingga 2,41 juta ton sampah plastik yang membanjiri perairan dunia. Jumlahnya sangat fantastis dan mencengangkan.

Penelitian serupa juga menemukan bahwa terdapat 20 sungai di dunia yang sebagian besar berada di Asia terkontaminasi sampah plastik dalam jumlah besar. Faktanya, sampah ini menyumbang sebanyak 67% dari total produksi sampah plastik dunia.

Sungai Yangtze di Tiongkok, yang memiliki kandungan sampah plastik terbesar di dunia, teridentifikasi ‘mengalirkan’ limbahnya ke Laut Cina Timur. Di peringkat kedua ada Sungai Gangga di India, disusul Sungai Xi dan Huangpu di Tiongkok yang menempati posisi ke-3 dan ke-4, serta Sungai Cross di Nigeria dan Kamerun yang menempati posisi 5 besar.

Bagaimana dengan sungai di Indonesia?

Sayangnya, dari 20 sungai di dunia dengan kandungan sampah plastik terbesar di dunia, Indonesia diwakili oleh 4 sungai yang semuanya terletak di Pulau Jawa. Fakta tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu penyumbang utama penyebaran sampah plastik di perairan benua Asia.

Sungai-sungai tersebut adalah Sungai Brantas di Jawa Timur (jumlah sampah plastik mencapai 38.900 ton per tahun), Sungai Bengawan Solo (32.500 ton), Sungai Serayu (17.100 ton) dan Sungai Progo (12.800 ton). Tiga sungai terakhir ini terletak di Jawa Tengah.

Total jumlah sampah plastik yang dibuang ke 4 sungai ini ditambah sungai kecil dan saluran air di seluruh Indonesia mencapai 200.000 ton setiap tahunnya! Angka tersebut merupakan 14,2% dari total jumlah sampah plastik di seluruh dunia.

Hal ini bukan saja disebabkan karena konsumsi pribadi masyarakat terkesan tidak terkendali, namun juga karena kebijakan pengelolaan sampah di berbagai daerah terkesan tidak diterapkan dengan baik.

Bagaimana dengan kantong plastik?

Salah satu penyumbang sampah plastik terbesar adalah kantong plastik. Dan penggunaannya seperti kita ketahui sudah menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat di Indonesia.

Meskipun beberapa kampanye telah dilakukan untuk mengurangi konsumsi kantong plastik, namun masyarakat masih belum bisa lepas dari ketergantungan terhadap penggunaan kantong plastik.

Menurut data yang dirilis YLKI, terdapat sekitar 9,8 juta kantong plastik yang dikonsumsi masyarakat Indonesia setiap tahunnya. Penelitian selesai Penghijauan Indonesia dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga mengindikasikan terdapat sekitar 32 ribu toko anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) yang berpotensi menjual 9,6 juta lembar kantong plastik per hari atau 11,68 juta lembar per hari. untuk menyebar.

SAMPAH PLASTIK.  Salah satu tempat pembuangan sampah yang didominasi sampah plastik di Kota Bandung.  Foto oleh Yuli Saputra/Rappler

Tidak mungkin kantong plastik ini hilang begitu saja bukan?

Sebelumnya ada angin segar dengan adanya peraturan kantong plastik berbayar yang ditetapkan pemerintah. Namun kini, aturan itu sudah menguap dan tidak ada lagi. Pemerintah masih plin-plan dengan peraturannya sendiri. Padahal, aturan ini diharapkan bisa sedikit menurunkan laju konsumsi kantong plastik.

Apa yang harus dilakukan?

Mulailah dari diri Anda sendiri. Tidak perlu menunggu orang lain mulai berubah dan peduli terhadap lingkungan, terutama dalam hal konsumsi plastik. Hal yang paling mudah dilakukan adalah dengan membawa tas belanjaan sendiri saat bepergian kemana pun. Hal ini akan mengurangi jumlah kantong plastik yang Anda konsumsi.

Atau bahkan jika Anda tidak bisa secara drastis meninggalkan kebiasaan menggunakan kantong plastik, mulailah memikirkan cara untuk menggunakan kembali kantong tersebut.

KANTONG PLASTIK.  Saatnya berkontribusi mengurangi konsumsi kantong plastik dengan menggunakan kembali.  Foto oleh Rappler

(BACA JUGA: 4 cara memanfaatkan kembali kantong plastik)

Hal lainnya, biasakan membawa botol minuman sendiri. Ini akan mencegah Anda membeli minuman kemasan. Selain menghemat uang, hal ini juga dapat membantu menghentikan konsumsi plastik. Tentu saja hal yang sama juga berlaku pada persediaan makanan.

Tren positif yang saat ini sedang menjadi tren juga bisa ditiru, dengan tidak lagi menggunakan sedotan plastik saat menikmati minuman. Banyak produk ramah lingkungan yang menjual sedotan yang terbuat dari bahan yang lebih ramah lingkungan seperti bambu. Selain ramah lingkungan, sedotan jenis ini juga bisa digunakan berulang kali. Lagi pula, tidak ada salahnya untuk tidak minum dengan sedotan plastik, bukan?

Kalau bukan kita yang mulai menjaga bumi ini, siapa lagi?

—Rappler.com

Result SGP