• November 27, 2024
Saya tidak sependapat dengan komentar Fadli Zon

Saya tidak sependapat dengan komentar Fadli Zon

Wakil Ketua Dewan Rakyat (DPR) Fadli Zon menilai pidato Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo pada perayaan HUT ke-72 Tentara Nasional Indonesia (TNI) normatif dan biasa-biasa saja. Saya membaca pernyataan Fadli, politikus Partai Gerindra, di media massa.

Fadli Zon berasal dari partai politik pendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2014. Prabowo dikalahkan oleh Jokowi. Jadi, saya tidak kaget membaca komentar Fadli Zon.

Saya kurang setuju dengan isi komentar Fadli Zon. Untuk menilai suatu pidato tidak cukup hanya membaca teks yang tersedia, tetapi juga konteksnya. Bagaimana rangkaian kalimat yang dianggap normatif dan biasa saja dapat tersampaikan? Suasana spiritual seperti apa yang terjadi ketika Presiden Jokowi (dan jajarannya) mengutip perkataan Jenderal Besar Sudirman, tokoh panutan TNI, bahwa “politik tentara adalah politik negara, politik TNI adalah politik negara, dan kesetiaan tentara hanyalah kesetiaan terhadap kepentingan bangsa dan negara.”

Seperti yang diposting di situs web historia.id, Perkataan Jenderal Sudirman tersebut disampaikan dalam rangka menolak perjanjian Roem-Royen karena curiga dengan kelicikan Belanda.

Pemilihan topik yang dilakukan Jokowi pada peringatan yang dihadiri ribuan prajurit TNI dan disiarkan secara luas di media massa itu bersifat kontekstual. Hal ini perlu disampaikan sebagai pengingat, khususnya kepada unsur pimpinan TNI. Meningkatnya tensi politik masih terasa akibat komentar Panglima TNI Jenderal Gatot soal impor 5.000 pucuk senjata api ilegal.. (BACA: Senjata polisi membawa kontroversi, skenario politik yang gagal?)

Untuk meredam ketegangan dan mencegah potensi perpecahan antarlembaga negara, Jokowi dalam rapat kabinet penuh di Istana Negara awal pekan ini, menginstruksikan seluruh kementerian dan lembaga, termasuk TNI dan Polri, untuk fokus pada tupoksi masing-masing.

Saya sebagai kepala pemerintahan, negara, dan panglima angkatan darat, laut, dan udara, saya perintahkan fokus pada tugas kita masing-masing, kata mantan Wali Kota Solo itu, Senin, 2 Oktober 2017. Jokowi tak ingin anggota kabinet, termasuk Panglima TNI dan Kapolri, gaduh. (BACA: Kilas Balik Kinerja TNI 3 Tahun Terakhir)

Dalam sambutannya, Jokowi setidaknya sudah lima kali mengucapkan terima kasih kepada jajaran TNI. Nuansa mengapresiasi dan menyemangati pasukan TNI sangat kental. Pesan ini menurut saya penting disampaikan agar seluruh prajurit paham, jika ada yang menghina pimpinan, bukan berarti Jokowi meragukan institusi TNI. Tampak. Hal itu juga ditunjukkan dengan kehadiran Jokowi di acara nonton film tersebut Pengkhianatan G30S/PKI di markas Korem 061 Suryakencana Bogor.

Dua kali dalam pidatonya, Jokowi mengatakan TNI harus bersinergi, bersatu, dan solid dengan lembaga lain di pemerintahan. Tanpa menyebut secara khusus Instansi Polri. Sebab, Panglima TNI Gatot Nurmantyo pun mengatakannya secara terbuka Pendapat lain dari Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu. (BACA: Pernyataan Kontroversial Jenderal Gatot Nurmantyo)

Teks lengkap pidato Jokowi

Lebih tepatnya, berikut teks lengkap pidato Jokowi pada perayaan HUT TNI ke-72 yang digelar di Dermaga Pelabuhan Indah Kiat Cilegon, Banten.

Yang saya hormati Wakil Presiden Republik Indonesia dan Ibu. Mufidah Jusuf Kalla,

Pimpinan terkemuka dan anggota lembaga tinggi negara, menteri kabinet kerja

Yang saya hormati Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan

Hormat saya, kepala polisi

Yang saya hormati dan banggakan adalah seluruh prajurit TNI dan seluruh keluarga besar TNI, tamu undangan dari negara sahabat, kalian semua adalah tamu yang luar biasa.

Di hari yang berbahagia ini, dengan penuh kebanggaan kita berkumpul disini untuk merayakan HUT TNI yang ke 72. Dengan penuh kebanggaan kita menyaksikan kehebatan angkatan bersenjata kita dihadapan kita semua, dan dengan penuh optimisme saya sampaikan bahwa TNI akan menjadi angkatan bersenjata yang semakin disegani oleh negara lain (tepuk tangan), akan menjadi kekuatan yang besar. di kawasan, di Asia, dan dengan penuh keyakinan saya yakin TNI akan selalu menjadi yang pertama, terdepan dalam menjaga persatuan dan kesatuan negara kesatuan Republik Indonesia.

Oleh karena itu, pada kesempatan yang membanggakan ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas profesionalisme TNI yang semakin meningkat, dan terima kasih yang sebesar-besarnya atas komitmen seluruh jajaran TNI dalam menjunjung tinggi sumpah prajurit. Terima kasih banyak atas dedikasi para prajurit dalam menjalankan tugas sulit penuh risiko. Dan terima kasih yang sebesar-besarnya atas peran sentral TNI dalam menjaga NKRI, menjaga Pancasila, dan menjaga kewibawaan negara.

Prajurit TNI yang saya banggakan, penonton yang saya hormati. Saya teringat pesan Jenderal Sudirman tentang jati diri TNI yang saya yakini sangat relevan dan relevan untuk masa kini dan masa depan, bahwa politik tentara adalah politik negara, politik TNI adalah politik negara, dan kesetiaan tentara hanyalah kesetiaan pada kepentingan rakyat. bangsa dan negara (bertepuk tangan)

Politik dan kesetiaan terhadap bangsa dan negara berarti kesetiaan memperjuangkan kepentingan rakyat, kesetiaan menjaga keutuhan daerah dan NKRI, dan kesetiaan terhadap pemerintah yang sah.

TNI adalah milik negara yang berada di atas segala golongan, tidak terpecah belah oleh kepentingan politik yang sempit dan tidak masuk dalam kancah politik praktis. Yang selalu menjamin netralitas politik di era demokrasi sekarang, yang selalu menjamin keutuhan wilayah negara dan membangun persatuan dan solidaritas antar anak bangsa, antar komponen bangsa.

Saya bangga dan takjub mendengar sumpah prajurit, sumpah kalian semua, untuk setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, tunduk pada hukum dan menjaga disiplin prajurit, menjaga dan menjaga ketertiban. mematuhi atasan. tanpa bertentangan dengan perintah atau keputusan, melaksanakan segala kewajiban dengan penuh rasa tanggung jawab. bertanggung jawab kepada militer dan Negara Republik Indonesia serta menjaga segala rahasia militer seketat mungkin.

Merupakan sebuah sumpah yang membanggakan, betapa besar dedikasi dan komitmen prajurit TNI terhadap bangsa dan negara sehingga membawa kehormatan bagi negara, kehormatan bagi bangsa Indonesia.

Inilah landasan yang harus dijunjung tinggi oleh institusi TNI dan prajurit TNI. Inilah landasan yang harus diikuti oleh seluruh masyarakat Indonesia. Fondasi itulah yang membuat kita tetap teguh menghadapi gelombang zaman yang kerap bergejolak. Landasan inilah yang menguatkan Indonesia menghadapi dan memenangkan persaingan global

Prajurit TNI yang saya sayangi, dan penonton yang berbahagia

Kapan pun kita harus waspada terhadap upaya-upaya pihak luar yang merusak keutuhan wilayah Indonesia, kita harus waspada terhadap subversi dari dalam yang mengganggu Pancasila sebagai dasar negara kita. Dan kita juga harus mewaspadai peperangan nyata di bidang budaya dan ekonomi di era perdagangan bebas dan perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini. Tidak ada jalan lain kita harus terburu-buru membangun fondasi perekonomian nasional kita, kita harus Indonesia-sentris seperti yang disyaratkan oleh doktrin pertahanan semesta yang dipegang teguh oleh TNI, kita harus menjaga stabilitas politik dan keamanan, kita harus menumbuhkan perekonomian. kepercayaan masyarakat internasional terhadap negara kita, Indonesia.

Di dunia yang semakin transparan saat ini, tidak ada lagi yang bisa kita sembunyikan. Insiden sekecil apa pun di sudut negara ini akan diberitakan secara internasional. Tidak ada pilihan lain, namun kita harus memberikan pesan bahwa Indonesia adalah negara yang stabil. Sinergitas antara TNI dengan institusi lain di pemerintahan, serta dengan seluruh komponen anak bangsa, adalah hal yang mutlak dan harus dijaga dan ditingkatkan.

Prajurit TNI yang saya banggakan, selamat hadirin,

Saya teringat teks ikrar yang kita baca pada setiap upacara Hari Raya Pancasila di Lubang Buaya, 1 Oktober. Bahwa sejak kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan banyak terjadi subversi baik dari dalam maupun luar negeri. Bahwa subversi ini mungkin terjadi karena kelalaian kita, kurangnya kewaspadaan, dan janji utama kita, maka kita putuskan untuk mempertahankan dan mengamalkan Pancasila sebagai sumber kekuatan untuk menggalang solidaritas dalam perjuangan dan pemeliharaan kebenaran dan keadilan demi keutuhan NKRI. Indonesia. Sekali lagi kita tidak boleh acuh, kita harus bersatu, TNI dan lembaga-lembaga lain di pemerintahan serta seluruh komponen bangsa, harus sinergis dan solid, harus bersatu dan bekerja sama.

Sekali lagi terima kasih atas dedikasi dan komitmennya menjadi patriot sejati yang melindungi NKRI dan mendukung Ibu Pertiwi.

TNI yang diberkati,

Dirgahayu Bhayangkari Negara,

Bersama rakyat, TNI Kuat.

Selain kalimat-kalimat yang sengaja dilontarkan, Jokowi juga mengingatkan dampak era digital yang membuat segala informasi, termasuk perbedaan pendapat, langsung menjadi viral. Dan segera hal itu ditangkap sebagai bagian dari pemberitaan oleh media massa. Termasuk melalui media asing. Kegaduhan di kalangan pembantunya akan mengikis kepercayaan diri yang masih cukup tinggi akibat semangat Jokowi membangun infrastruktur.

Diduga pertengkaran antar menteri menjadi penyebab sikap tersebut tunggu dan lihat untuk investor. Jokowi pun heran mengapa investor tidak datang. Apalagi jika keributan itu melibatkan institusi yang punya senjata.

Oleh karena itu penting untuk mengingat keteladanan Jenderal Sudirman. Termasuk ketika Panglima akhirnya memilih untuk menunjukkan sikap setia terhadap keputusan pemerintahan Sukarno-Hatta yang kemudian memilih jalur perundingan perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Kita tentu lega karena pesan Jokowi langsung dibalas Panglima TNI Gatot. “SSaya juga menegaskan bahwa politik TNI adalah politik negara. Politik yang didedikasikan untuk mempertahankan NKRI yang meliputi ketaatan terhadap hukum, sikap yang selalu mendahulukan kepentingan rakyat di atas kepentingan lainnya. Dan taatilah atasan anda yaitu Presiden Republik Indonesia yang dipilih secara sah sesuai dengan konstitusi. Dan sekali lagi, jangan ragukan kesetiaan TNI.”

Dingin. Bisakah kita berharap ketegangan politik akan mereda? – Rappler.com

link sbobet