Selama dua hari, Bobby-Kahiyang akan menjalani 15 upacara pernikahan adat Batak Mandailing
- keren989
- 0
JAKARTA, Indonesia – Mulai hari ini, Jumat, 24 November hingga Sabtu, 25 November, pasangan baru menikah Kahiyang Ayu dan Muhammad Bobby Afif Nasution akan menjalani rangkaian upacara pernikahan adat Batak Mandailing. Seluruh acara akan dilaksanakan di kediaman keluarga Bobby di kompleks TASBI I BHR no. 123 Medan.
(BACA JUGA: Kahiyang Ayu resmi mengusung marga Siregar)
Manopot Horja atau Ngunduh Mantu yang akan berlangsung selama 2 hari dan dilanjutkan dengan resepsi nasional pada Minggu, 26 November, terdiri dari 15 tahapan acara.
Mulai dari Manyambut Bayo Pangoli Dohot Boru Nadioli, Haroan Boru, Mangalehen Marga hingga Boru Nadioli, dan Manalpokkon Lahanan (penyembelihan kerbau). Kemudian, Manyantan Gordang Sambilan Dohot Gondang, Manortor, Mangalo-alo Mora, Manarimo Tumpak, Maralok-alok, Margalanggang, Mangulosi Bayopangoli Dohot Boru Nadioli, Tu Tapian Raya Gedung Namartua, Mangupa Dohot Manabalkon Goar Matobang, Borudi Nadioli dan Manabalkon terakhir Manyoda Gordang Dohot Gondang.
Dr. Darmin Nasution didampingi Erwan Nasution as Suhu Kahanggi dan H. Pandapotan, SH selaku pemangku adat menjelaskan rangkaian acara Manopot Horja.
(BACA JUGA: FOTO: Prosesi dan resepsi adat Kahiyang-Bobby di Medan)
Dalam kekerabatan di Mandailing, hubungan kekerabatan atau sistem sosial mempunyai kedudukan pada setiap keluarga atau orang, tergantung pada peristiwa siapa. Pihak pertama namanya Suhut Kahanggi atau yang mempunyai kesempatan. Pada acara Mangalehen Marga merupakan acara marga keluarga Siregar atau mertua Bobby, sedangkan keluarga Nasution merupakan pihak yang mengambil gadis tersebut sehingga diberi nama Anak Boru. Lalu yang ketiga adalah Mora atau mertuanya dari marga Siregar. Sistem kekerabatan ini disebut Dalian Na Tolu.
Darmin Nasution mengatakan sesuai urutan acara Horja Sirion atau pesta adat Mandailing, prosesi adat yang pertama kali diadakan Manalpokkon lahanan/pilungan atau horja. Acara ini merupakan penyembelihan hewan kurban berupa kerbau. Acara pernikahan adat Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu tergolong acara adat besar, sehingga tanah ni horja atau hewan yang disembelih adalah kerbau.
“Ada tiga tingkat pengorbanan yang bisa disesuaikan dengan besar kecilnya pesta. Bisa ayam untuk pesta sederhana, kambing untuk pesta menengah, dan kerbau untuk pesta besar. Karena acara adat pernikahan Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu merupakan acara adat yang mengundang banyak suku, tanahnya ni horja atau hewan yang disembelih kerbau, kata H. Pandapotan Nasution, SH yang bergelar Patuan Kumala Pandapotan. .
(BACA JUGA: Inilah rangkaian acara adat Batak Mandailing untuk pernikahan Kahiyang-Bobby)
Upacara Manalpokkon landan/pulungan ni horja dihadiri oleh Suhut, kahanggi, anakboru, namora narotas dan harajaon disaksikan para sesepuh adat ini terjadi pada hari Jumat, 24 November pagi.
Gordang manyantan, dohot gondang, merupakan prosesi adat selanjutnya yang dilakukan pada gladi bersih. Acara ini intinya melibatkan bunyi gondang atau gendang. Begitu pula dengan Gordang Sambilan, yaitu sembilan kendang besar yang juga difungsikan pada acara adat untuk memeriahkan acara dan memeriahkan hari raya besar. Gordang Sambilan merupakan alat musik khas Mandailing.
Pawai selanjutnya adalah pembukaan galanggang siriaon. Acara ini merupakan prosesi pembukaan lintasan atau arena dengan panorama.
Usai pembukaan panorama lengkuas, acara gladi bersih dilanjutkan dengan agenda selanjutnya berupa Mangalo-alo Mora atau penyambutan kedatangan Mora. Dalam budaya Mandailing, Mora adalah kelompok yang mengawinkan anak perempuan, atau orang tua dan saudara kandung perempuan tersebut. Mora yang akan disambut adalah kakak dan adik dari ibu Bobby Nasution, Ny. Ade Hanifah Siregar.
Setelah diselingi istirahat, prosesi adat dilanjutkan pada Jumat, 24 November dengan Manarimo Tumpak/Marlongit. Prosesi ini merupakan kesempatan untuk menyambut kedatangan kahanggi (kerabat satu marga), anak boru dan kelompok masyarakat etnik yang akan memberikan bantuan adat sebagai tanda keikutsertaan dalam kegembiraan tersebut, sebagai perwujudan masyarakat yang berbasis gotong royong.
Rapat Adat atau Maralok Alok yang diawali dengan pemberian sirih oleh pemilik Horja (Suhut) kepada seluruh tokoh adat yang hadir. Selanjutnya Suhut yang disusul oleh Kahanggi, Anakboru dan Namora Natoras menyampaikan maksud dan tujuan acara hari itu yaitu menginformasikan kepada para pemuka adat bahwa Bobby dan Kahiyang Ayu telah menikah sekaligus berharap agar upacara pernikahan juga dilakukan sesuai adat. ,” jelas H. Pandapotan Nasution, SH, selaku penguasa adat Mandailing.
Acara adat pada hari Jumat akan diakhiri dengan Margalanggang atau Manortor Tingkat Kedua. Pada kesempatan ini diharapkan seluruh tokoh adat dan juga jajaran Ibu-Ibu turut serta dalam pendampingan dan remaja (Aku ingin Dan Nauli Bulung) sebagai tanda kegembiraan atas kedatangan Kahiyang Ayu.
Sabtu (25/11) merupakan Mata Ni Horja atau puncak acara adat tersebut. Prosesi yang akan dilakukan antara lain penyambutan mertua Joko Widodo, Ibu Iriana dan keluarga.
Usai acara penyambutan Jokowi dan Ny. Iriana, prosesi pengantin dilanjutkan ke Tapian Raya Na Martua. Ada upacara khusus “marpangir” untuk membenamkan diri pada masa remaja dan mendoakan keselamatan hidup baru serta kelahiran putra-putri. Kedua mempelai dibawa dalam prosesi adat kembali ke arena tempat acara dilangsungkan dan dilanjutkan dengan upacara Penabaian atau pemberian gelar adat kepada Bobby dan Kahiyang.
Setelah itu akan diadakan Upacara Mangupa (Pemberian Upa-upa atau Pemberkatan), berupa upacara adat berupa doa, pesan dan petunjuk kepada kedua mempelai, yang dalam bahasa adatnya berupa sastra Mandailing. dikirimkan. , dan dibawakan oleh seseorang bernama Datu Pangupa.
(BACA JUGA: Martabak tetap menjadi menu utama resepsi Kahiyang-Bobby di Medan)
Prosesi ini dilanjutkan dengan Ajar Poda atau nasehat kepada kedua mempelai sebagai persiapan pernikahan oleh orang tua dan raja adat. Setelah Ajar Poda (nasihat) selesai, dilanjutkan dengan Tor-Tor Somba, dimana kedua mempelai rumah besar atau menari di hadapan orang tuanya, sebagai tanda terima kasih dan hormat kepada orang tua dan raja adat.
“Program Manopot Horja “akan ditutup oleh Manyoda Gondang yang mengucapkan Horas sebanyak tiga kali,” tambah Pandapotan yang bertindak sebagai raja Pasununan. —Rappler.com