Seorang pria di Bandung menciptakan hijab yang mengandung ekstrak minyak alpukat
- keren989
- 0
BANDUNG, Indonesia – Inovasi baru dalam industri fashion hijab bermunculan di Bandung. Hijab diproduksi dengan bahan alami yang mengandung ekstrak minyak alpukat. Produk dengan merek Dejilbab ini diklaim oleh pemiliknya sebagai satu-satunya dan pertama di dunia.
Menyanyi pemilik yang juga menciptakan Dejilbab, Khoirul Anwar mengatakan, produk tersebut diciptakan untuk memberikan pilihan hijab yang aman dan sehat bagi para hijabers. Idenya muncul saat mendengar beberapa keluhan istrinya berhijab.
“Istri saya mengalami kerontokan rambut. Kemudian, saat Anda bepergian, Anda menjadi kepanasan, berkeringat, baunya tidak enak. Meski pakai parfum, tetap saja baunya apek, kata Khoirul saat berbincang dengan Rappler akhir pekan lalu di kediamannya di Ciwastra, Kota Bandung.
Dari situlah Khoirul meneliti berbagai kendala yang dihadapi perempuan berhijab. Ternyata bukan hanya rambut rontok dan bau apek saja, tapi masih banyak masalah lain seperti ketombe, iritasi kulit, dan penyakit jamur.
Masalah yang dihadapi pemakai hijab antara lain rambut rontok, bau apek, ketombe, iritasi kulit, dan jamur
Berbekal pengalaman di bidangnya pengecer Busana muslim selama puluhan tahun, pria berusia 43 tahun itu pun menemukan penyebab berbagai permasalahan hijab ada pada bahan tekstil yang digunakan. Setelah itu ia melakukan penelitian di pabrik tekstil selama 6 bulan.
Khoirul juga berkonsultasi dengan dokter kulit di klinik kecantikan ternama di Bandung.
“Ternyata hijabnya kurang bersih saat proses pencucian. Saya konsultasi ke pabrik tekstil, ada bahannya bahan kimia berbahaya untuk digunakan. Beberapa menggunakan bahan berbahaya, seperti merkuri dan senyawa halogen, kaya akan yodium, klor, dan brom. “Bahan-bahan tersebut, bahkan yang ekstrim sekalipun, dapat menyebabkan kanker,” kata Khoirul.
Berbekal hasil penelitian tersebut, Khoirul kemudian menciptakan bahan tekstil bernama MFICool. Bahan kain yang dipatenkan dipintal dari serat kawat serat mikro yang sangat baik dalam menyerap keringat sekaligus mengeluarkan panas.
“Sedang dalam proses pembulatanKami menggunakan bahan kimia ramah lingkungan dengan standar Eropa. “Kami ekspor dari Jerman,” ujarnya.
Dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan, Khoirul mengklaim produk Dejilbab aman dan sehat untuk muslimah. Selain itu produk hijabnya anti bakteri dan anti jamur.
Hal ini dibuktikan dengan sertifikasi dari Rudolf Group, perusahaan asal Jerman yang memproduksi bahan tekstil ramah lingkungan. Ia yakin produknya bisa menghilangkan keluhan yang biasa dialami para hijabers.
“Karena bahan tekstil yang kami gunakan bisa menyerap keringat dan memiliki sirkulasi udara yang baik sehingga rambut bisa bernafas. Rambut rontok terjadi karena kurangnya asupan oksigen pada rambut. Kulit juga tidak akan bersentuhan dengan bahan kimia berbahaya, kata Khoirul.
Hijab dengan ekstrak minyak alpukat merupakan salah satu inovasi hijab anti bakteri dan anti jamur yang dikembangkan oleh Khoirul. Alpukat dipilih karena memiliki manfaat melembapkan dan melembutkan.
“Hijab ini menggunakan ekstrak minyak alpukat, bahannya lembut dan nyaman dipakai. Saat terkena sinar matahari, tidak terasa kering dan panas, namun lembut dan melembapkan, terasa sejuk. Rencananya akan melakukan inovasi dari buah-buahan lainnya. Jadi memang begitu kembali ke alam“Kami tidak menggunakan bahan kimia berbahaya, tapi bahan kimia alami,” kata Khoirul.
Pada bulan Januari 2015, Khoirul mulai memasarkan produknya. Menurutnya, respon pasar cukup positif dengan omzet penjualan yang terus meningkat. Dalam sebulan, produk Dejilbab mampu terjual hingga 10 ribu unit.
Produk Dejilbab terdiri dari: gunungkerudung, chip, peletakanDan pashmina. Perusahaan mulai berkembang dengan dibukanya toko dan kemitraan di sejumlah daerah di Indonesia.
Namun Khoirul merasa puncak kesuksesannya adalah ketika keluh kesah istrinya tak lagi muncul. Ia pun mendapat pengakuan dari sejumlah konsumen yang merasa nyaman menggunakan produk Dejilbab.
“Ada konsumen dari Bali yang mengaku migrainnya hilang setelah menggunakan ciput Dejilbab. Bahkan sang ibu datang ke Bandung untuk membeli 3 Kodi Ciput, kata Khoirul.
Ada juga konsumen yang mengaku hijabnya tidak berbau meski dipakai terus menerus selama seminggu tanpa dicuci. Untuk itu, Khoirul juga memberikan garansi satu bulan untuk produk hijab Dejilbab.
“Kalau hijabnya bau apek dalam sebulan, uang saya kembali,” ujarnya.
Dalam menjalankan usahanya, Khoirul mengaku tak hanya untung saja. Namun ia memiliki visi dan misi untuk mengedukasi konsumen tentang produk tekstil yang aman dan sehat.
“Cobalah mengedukasi konsumen khususnya hijabers untuk berhati-hati dalam berhijab. Jangan hanya tampil murahan dan modis, tapi perhatikan juga kesehatan Anda. “Karena hijab bisa jadi tidak sehat, bisa merusak rambut, wajah, dan yang berbahaya, kanker,” katanya.
“Muslimah boleh berhijab seharian, kalau hijabnya tidak sehat, alangkah sakitnya muslimah.”
Jadi hijabers, apakah hijabmu sehat? —Rappler.com
BACA JUGA: