Serangan bom di gereja Santo Yosep Medan, pendeta terluka
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Pendeta Albert S. Pandingan, mengalami luka ringan di lengan kiri.
JAKARTA, Indonesia – Serangan bom terjadi di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Medan, Sumatera Utara pada Minggu pagi, 28 Agustus.
Namun pelaku tidak mampu meledakkan bom tersebut. Pendeta di gereja tersebut, Pendeta Albert S. Pandingan, mengalami luka ringan di lengan kiri.
Beberapa saksi mengatakan, kejadian tersebut terjadi saat Pendeta Albert hendak berkhotbah di atas mimbar namun tiba-tiba seorang pria yang diduga berinisial IAH (18 tahun) menghampiri pendeta tersebut sambil membawa bom rakitan yang dibawa dalam tas.
Beberapa jemaat gereja langsung menghubungi polisi yang menurunkan tim penjinak bahan peledak dari Satuan Brigade Mobil (Brimob Polda Sumut) Polda Sumut.
Selain mengamankan pelaku teroris, polisi juga melakukan sterilisasi di gereja yang dilakukan tim penjinak bahan peledak dari Satuan Brimob Polda Sumut.
Kronologi kejadian
Menurut Kapolrestabes Medan Komisaris Mardiaz Kusin Dwihananto Pelaku yang diketahui berinisial IAH duduk di samping saksi bernama Nana Manulang (23 tahun).
Nana menuturkan, ia menduga pelaku sedang merakit sesuatu yang diduga bom setelah melihat aki dan pipa yang ada di dalam jaket berwarna emas tersebut.
Pelaku kemudian berdiri dan keluar asap dari tas punggungnya dan terdengar suara seperti kembang api yang meledak, namun tidak terlalu keras. IAH kemudian menghampiri pendeta di mimbar dengan kapak dan memukul pendeta tersebut sambil berlari – Pendeta Albert juga terluka di tangan kirinya.
Jemaah serentak bergerak mengamankan pelaku dan menyelamatkan pendeta.
Penanganan polisi
Kini anggota Polrestabes Medan sudah mengamankan tempat dan tengah menginterogasi pelaku.
Menurut pengakuan IAH, awalnya dia disuruh orang yang tidak disebutkan namanya untuk melakukan ledakan di Gereja Santo Yosep, Medan.
Tim Polsek Medan kemudian membawa pelaku ke kediamannya untuk melakukan penggeledahan untuk mengetahui apakah masih ada benda diduga bom atau peralatan lain yang tersisa untuk merakit bom.
Polrestabes Medan juga meminta seluruh Polsek se-Indonesia memperketat pengamanan dan penjagaan di gereja lain.—Melalui laporan Antara/Rappler.com