
Siap menghilangkan kekhawatiran di penghujung tahun
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Setelah sempat tertunda, film ‘Trapped in Nostalgia’ akhirnya siap rilis pada 1 Desember 2016.
JAKARTA, Indonesia – Kepastian tersebut didapat usai Oreima Films dan Kaninga Pictures menggelar acara konferensi pers rilis film Terjebak dalam nostalgia disutradarai oleh Rako Prijanto, hari ini, Kamis 27 Oktober di The Goods Dinner, Fairground, SCBD.
“Kami merasa bersyukur karena antusiasme para penggemar film ini yang sedang kebingungan karena terjebak nostalgia sangat tinggi,” kata Willawatu. Produser eksekutif Gambar Kelinci.
Selain mengumumkan tanggal pasti perilisan film tersebut, poster resmi film tersebut juga diluncurkan pada hari ini Terjebak dalam nostalgia.
“Saya kira 1 Desember tidak lama lagi mereka bisa menemukan jawaban perjalanan cerita para karakter baik lembaga kota Jakarta dan New York,” tambah Reza Hidayat selaku produser Oreima Films.
Terjebak dalam nostalgia mengungkap polemik tentang cinta, keajaiban dan perjalanan tiga karakter yaitu Raisa (Raisa Andriana), Reza (Chicco Jerikho), Sora (Maruli Tampubolon) dan didukung oleh Obin (Khiva Iskak).
Proses syutingnya dilakukan di Jakarta dan sebagian besar di New York. Film ini dijamin akan membawa penontonnya pada perjalanan romantis yang menawan dengan jalan cerita yang manis dan hangat.
Penonton juga akan diajak menikmati keindahan kota Apel Besar dari sudut pandang sinematografi Rako Prijanto.
Sebelumnya, jadwal rilis Terjebak dalam nostalgia memang mengalami kemunduran karena permasalahan perizinan dan hak milik. Namun akhirnya, sekitar dua setengah bulan lalu, semua permasalahan telah teratasi dan film siap dirilis.
“Ini sebenarnya mengingatkan saya pada delapan bulan lalu. Kisah ini dihadirkan sebagai tontonan masyarakat Indonesia. Kami menyajikan kisah unik bersama kisah cinta. “Akan berbeda dengan kisah cinta di film lain,” kata Rako, sang sutradara.
Meski sempat tertunda, Maruli Tampubolon salah satu aktor yang turut serta dalam film ini mengaku tak kecewa. “Tentu saja ada tujuan Tuhan. Apalagi film ini sangat bagus karena dibuat di dua negara. Kami juga tidak menembak usus besar, izinnya cukup sulit. Semoga bisa menjadi berkah bagi penontonnya.”
Penonton sangat menantikan duet akting Raisa dan Maruli. Apalagi kedua sosok ini belum pernah berakting dalam film yang sama sebelumnya.
“Tim produksi mengakomodasi kami sehingga kami bisa berlatih dan berdiri kimia. Aku dan Raisa sama-sama menyukai musik sehingga mudah untuk bangun tidur kimia– miliknya. “Dari awal syuting hingga akhir berjalan lancar,” kata Maruli
Salah satu adegan tersulit menurut Maruli adalah saat ia dan Raisa berada di depan piano dan siap berpisah.
Lantas, apakah Maruli berencana beralih profesi sebagai aktor usai berakting di film ini? “Mereka saling berhubungan satu sama lain. Film ini juga mengekspresikan akting dan nyanyian. Seru, mendesah.” –Rappler.com.