Sifat bangsa Indonesia terlahir beragam
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Saat ini rasa keberagaman sedang diuji karena ada sebagian pihak yang ingin mengusung ideologi selain Pancasila
JAKARTA, Indonesia – Presiden Joko “Jokowi” Widodo memperingati hari lahir Pancasila dengan menggelar upacara di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri pada Kamis, 1 Juni. Lokasi yang dipilih Jokowi memiliki arti tersendiri karena Gedung Pancasila dulunya merupakan tempat diadakannya rapat Badan Pemeriksa Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Tahun ini peringatan Hari Lahir Pancasila juga menjadi hari libur nasional. Selain itu, mantan Gubernur DKI ini juga resmi mengumumkan pembentukan satuan kerja presiden untuk memajukan ideologi Pancasila melalui Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 2017.
“Lembaga baru ini merupakan kepanjangan tangan saya bersama seluruh komponen bangsa untuk memantapkan pengamalan Pancasila yang merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi sosial politik dan budaya,” kata Jokowi saat membuka sambutannya.
Pembentukan satuan kerja tersebut merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk terus mengembangkan pendidikan, etika dan moral, serta berbagai program pengamalan nilai-nilai Pancasila. Jokowi juga mengajak para tokoh agama, pendidik, tokoh budaya, seniman, pelaku media, dan pejabat pemerintah untuk berperan aktif dalam menjaga Pancasila.
“Harus kita ingat hakikat bangsa Indonesia adalah keberagaman, takdir Tuhan bagi kita adalah keberagaman dari Sabang sampai Merauke. Dari Miangas hingga Rote ada keberagaman. Berbagai suku, berbagai bahasa daerah, berbagai adat istiadat, berbagai agama, kepercayaan dan golongan, bersatu membentuk Indonesia, ujarnya.
Menurut Jokowi, Pancasila sendiri merupakan serangkaian proses. Awal mula rumusan Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945 yang diturunkan oleh Insinyur Soekarno bapak proklamator bangsa, kemudian ke Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945 dan rumusan terakhir dikeluarkan pada tanggal 18 Agustus 1945.
“Itu adalah jiwa yang hebat anggota pendiri “Kami para ulama, tokoh agama, dan pejuang kemerdekaan dari seluruh nusantara bisa membangun kesepakatan yang bisa mempersatukan bangsa Indonesia,” ujarnya.
Tetany, sayangnya, kata Jokowi, rasa keberagaman sedang diuji. Adanya pandangan, tindakan, dan sikap intoleran yang justru ingin mengusung ideologi selain Pancasila. Situasi ini diperparah dengan penyebaran informasi palsu melalui media sosial. Pada akhirnya, kebencian menyebar ke seluruh warga negara Indonesia.
“Padahal itu bukan budaya bangsa kita. “Justru kita harus belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dilanda radikalisme dan konflik sosial,” kata mantan Wali Kota Solo itu.
Ia mengatakan dengan mengedepankan Pancasila dan UUD 1945, Indonesia bisa terhindar dari ketakutan yang saat ini menghantui negara lain. Dengan adanya Pancasila, Indonesia menjadi rujukan dunia internasional untuk membangun kehidupan yang damai, adil, dan sejahtera di tengah keberagaman dunia. – Rappler.com