Singapura vs Indonesia: Misi Garuda melawan hal yang mustahil
- keren989
- 0
JAKARTA, Indonesia – Timnas Garuda hanya meraih satu poin dari dua pertandingan. Mereka membutuhkan 3 poin lagi pada laga terakhir Grup A melawan Singapura di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, pukul 19:00 WIB.
Namun, meski pasukan Alfred Riedl menang, mereka tidak serta merta lolos. Nasib mereka bergantung pada pertandingan lain yang digelar di waktu yang sama antara juara bertahan Thailand dan Filipina. Jika menang, Indonesia bisa lolos jika Filipina imbang atau kalah dari Thailand.
Namun jika negara pimpinan Rodrigo Duterte itu menang atas Thailand, maka kemenangan atas Singapura akan sia-sia. Sebab, perolehan 4 poin Indonesia tidak akan mampu mengejar performa Filipina yang meraih 5 poin.
Rekor Filipina di Piala AFF 2016 memang lebih baik dibandingkan Indonesia. Mereka meraih 2 poin dari 2 pertandingan.
Situasi ini mengulangi kondisi di Piala AFF 2014, dengan pelatih yang sama. Saat itu, Indonesia mengalami nasib tragis. Meski menang 5-1 atas Laos, mereka tetap gagal lolos karena Filipina kalah 3-1 dari Vietnam.
suku Azkal juga lolos ke babak kedua dengan mengambil slot penerus mendampingi juara grup Vietnam.
Ketergantungan pada pertandingan lain ini jelas akan mengganggu konsentrasi pasukan Merah Putih. Fokus mereka tak hanya di Singapura saja, tapi juga laga antara Thailand dan Filipina.
Situasi semakin kompleks karena Singapura juga mempunyai peluang. Bahkan lebih besar dari Indonesia. Pasukan Varadaraju Sundramoorthy akan lolos jika bermain imbang atau mengalahkan Indonesia dan Filipina kalah dari Thailand.
Dengan banyaknya rintangan yang harus dihadapi, sayap Timnas Andik Vermansah mengajak rekan-rekannya untuk membuang segala kekhawatiran terhadap pertandingan lainnya. Mereka harus fokus pada apa yang ada saat ini: Singapura.
“Yang paling penting adalah bagaimana kami bermain. Soal hasil Filipina-Thailand, jangan dipikirkan dulu. Yang penting maksimal dulu, harus menang, kata Andik.
Beruntungnya, di saat kondisi kritis, kondisi para pemain yang awalnya diragukan kondisinya kini mulai membaik. Padahal, pelatih Alfred Riedl mengatakan semuanya dalam kondisi bagus dan siap dimainkan.
“Semua pemain dalam kondisi fit,” kata Riedl singkat kepada awak media usai latihan memimpin, Kamis, 24 November.
Dikonfirmasi terpisah, dokter tim Syarif Alwi menjelaskan, kondisi pemain yang sempat ditanyai dan berlatih terpisah pada Rabu 23 November lalu, seperti Stefano Lilipaly dan Rizky Pora, kini sudah membaik.
“Bagus, kondisinya bagus. “Kalau sudah dilihat, sudah siap untuk dipajang,” jelasnya kepada Rappler melalui pesan singkat, Kamis malam.
Melawan Singapura, Riedl sendiri menegaskan bakal bermain ofensif. Ia yakin Singapura akan memainkan sepak bola menyerang, bukan bertahan seperti pada laga melawan Filipina dan Thailand.
Alasan pelatih asal Austria itu, situasi Singapura hampir sama dengan Indonesia, yakni membutuhkan poin untuk memperbaiki posisi dan lolos. Oleh karena itu, suka atau tidak suka, mereka akan berusaha mencetak gol dan menyerang.
“Saya yakin akan ada pertandingan terbuka. Kalaupun defensif ya, kami siap melayani, ujarnya.
Indonesia harus belajar dari pertandingan melawan Filipina. Pasukan Garuda terlihat lemah dalam transisi menyerang ke bertahan. Seolah-olah ada banyak ruang antara lini belakang dan lini tengah setelah pemain melakukan serangan.
Para pemainnya tak hanya lamban turun, namun juga terlihat enggan memberikan tekanan kepada pemain lawan yang berada di end zone Indonesia.
Stefano Lilipaly yang memiliki stamina dan kemampuan umpan silang lebih baik dari Evan Dimas Darmono seharusnya mendapat peran lebih besar. Dia bisa menjadi penghubung antara lini belakang dan lini tengah. Berkurangnya kontribusi Evan juga bisa dimaklumi karena pemain asal Surabaya itu sempat mengalami kendala kebugaran sebelum melawat ke Filipina.
Di lini depan, Riedl patut mencoba kombinasi pemain cepat. Pemain seperti Bayu Gatra, Andik Vermansah, Boaz Salossa, plus Ferdinand Sinaga patut diberi ruang untuk bereksplorasi. Ferdinand mampu membuktikan dirinya melawan Filipina.
Ia menciptakan 2 peluang emas, meski masih bisa diantisipasi oleh kiper Roland Muller. Bandingkan dengan Zulham Zamrun yang minim kontribusi dan beberapa kali melakukan blunder.
Di lini pertahanan, Riedl harus memberi kesempatan kepada kiper kedua Andritany Ardhyasa. Namun entah apa yang ada di pikirannya, ia justru memberi kesempatan pada Kurnia Meiga.
Dengan memainkan Andritany, Riedl juga tak perlu khawatir dengan miskomunikasi seperti yang terjadi antara bek Yanto Basna dan Kurnia Meiga. Pasalnya Andritany bisa dipasang bersamaan dengan bek Gunawan Dwi Cahyo, rekan setimnya di Persija.
Dibandingkan dengan kimia antara Yanto dan Kurnia Meiga, Gunawan dan Andritany jelas lebih baik. Pasalnya, Gunawan merupakan bek tertinggi di tim ini, 185 cm. Basna hanya 182 cm.
Bek jangkung akan memberikan skema alternatif bagi Indonesia. Terutama ketika bagian tertentu . Gunawan bisa menyerang di depan gawang lawan untuk menguasai duel udara.
Riedl juga harus menginstruksikan para pemain di lini depan untuk lebih eksplosif. Para pemain sayap yang biasanya bertugas menyodok ke kotak penalti dan hanya memberikan umpan, kali ini harus lebih berani dalam menembak. Tujuannya untuk mendapatkan mental bola yang bisa dimanfaatkan duo ujung tombak Boaz Solossa dan Lerby Eliandry.
Upaya ini sebenarnya efektif karena melawan Filipina tujuan kedua tercapai dengan skema ini. Melawan Singapura yang cenderung menumpuk pemain di kotak penalti, harus berani mengubah taktik dan meningkatkan intensitas menembak.
Boaz Salossa masuk radar Singapura
Varadaraju Sundramoorthy, pelatih Singapura, tak tinggal diam. Dia memperkirakan situasi ini akan terjadi. Duel terpanas di Grup A bukanlah perebutan juara grup, melainkan perebutan posisi penerus.
Karena itu dia mempersiapkan diri sejak lama. Saat Indonesia mengawali Piala AFF 2016 melawan Thailand, Sundramoorthy termasuk di antara penontonnya. Ia mengamati langsung pertandingan Indonesia melawan Thailand yang berakhir 2-4.
Ia menilai kinerja Indonesia cukup baik. Terutama di lini depan. Sebab mampu memberikan perlawanan dan persaingan ketat kepada Thailand, juga Filipina.
Namun pelatih asal India itu menyiapkan taktik khusus setelah melihat kelemahan Indonesia di laga sebelumnya.
“Kami sudah tahu cara bermainnya. “Indonesia tim bagus, tapi punya kelemahan yang bisa dimanfaatkan,” jelasnya.
Sundramoorthy menyebut satu nama yang punya kualitas bagus dan patut diwaspadai. Dialah Boaz Salossa, kapten sekaligus striker yang sejauh ini sudah mencetak 2 gol untuk Indonesia di Piala AFF 2016.
“Dia adalah pemain yang bagus. dia cepat dan berbahaya,” katanya. —Rappler.com