Siswa TK terluka saat dianiaya oleh bayi harimau Bengal di Taman Jawa Timur
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Traian Ayu Putri, 5 tahun, mengalami luka di dada, bahu, leher, dan luka cakar di perut dan punggung akibat dicakar bayi harimau Bengal.
MALANG, Indonesia – Siswa Taman Kanak-Kanak (TK) Dharma Wanita Dhoko, Kabupaten Kediri menjadi korban cakaran bayi harimau Bengal asal India pada Rabu, 15 Maret di Secret Zoo, Jatim Park II, Oro Oro Ombo, Junrejo, Kota Batu. Akibatnya, korban berusia 5 tahun tersebut mengalami luka sayat di dada, bahu, leher, serta luka cakar di perut dan punggung.
Korban yang diketahui bernama Traian Ayu Putri menjalani operasi dan perawatan di RS Baptis Batu. Putri dicakar harimau Bengal saat sedang sesi pemotretan grup. Hewan buas yang terlihat lucu dan menggemaskan itu menjadi ganas dan langsung mencakar korbannya. Saat itu, ibunda Putri, Ajeng Sulistyowati berfoto bersama bayi harimau tersebut.
Namun, siswa lain berteriak dan membuat keributan, yang membuat anak harimau ketakutan dan mulai bertindak di luar kendali. Pawang harimau berusaha menghentikannya, namun tidak berdaya ketika melihat mamalia tersebut mencabik-cabik tubuh anak tersebut.
Mengetahui putrinya terluka, Ajeng kemudian memberikan pertolongan dengan membawanya ke klinik di Secret Zoo. Namun petugas medis tak kuasa mengatasinya dan merujuk Putri untuk menjalani operasi di RS Baptis. Kini Putri masih dalam masa pemulihan.
Nenek Putri, Trin Nurdiana, saat menjaga rumah sakit, menyatakan tidak akan menggugat atas kejadian tersebut. Apalagi, pihak Jatim Park berjanji akan memberikan pengobatan hingga sembuh.
“(Luka) terparah ada di leher. Beruntung dia tidak (langsung) pingsan saat kejadian itu terjadi. Yang penting Putri sehat kembali, kata Trin berharap cucunya bisa kembali ke rumahnya di Kediri.
Sementara itu, Polres Batu menurunkan tim untuk menyelidiki tempat kejadian perkara. Mereka pun menyelidiki dan mencari informasi dari saksi mata yang mengetahui langsung kejadian tersebut. Saat kejadian, ada dua orang pawang atau penjaga hewan yang bertanggung jawab.
“Penyelidikan terus dilakukan, jika ada kelalaian akan ada sanksi hukum,” kata Juru Bicara Polsek Batu, Wakil Kompol Waluyo.
Kecelakaan murni
Sementara itu, Juru Bicara Grup Jatim Park Titik Ariyanto S mengaku pihak manajemen akan bertanggung jawab penuh. Mereka berkomitmen seluruh biaya pengobatan akan ditanggung manajemen Jatim Park Group. Sang putri akan dirawat sampai sembuh.
“Kejadian ini hanyalah sebuah kecelakaan. “Tidak ada yang menyangka hal ini akan terjadi,” kata Titik.
Menurut dia, harimau Bengal berusia enam bulan itu sudah terbiasa berfoto dengan pengunjung. Setelah kejadian ini, manajemen akan mengevaluasi kesempatan berfoto dengan hewan.
Tergantung keputusan BKSDA (Badan Konservasi Sumber Daya Alam) apakah foto dengan satwa masih diperbolehkan atau tidak, ujarnya lagi.
Masih liar
Sementara itu, organisasi Perlindungan Hutan dan Fauna (PROFAUNA) meminta agar foto bersama satwa di kebun binatang dihentikan. Karena harimau merupakan hewan yang masih menunjukkan sifat liarnya, namun masih berpotensi menjadi liar dan tidak terkendali.
“Foto bersama binatang di kebun binatang bukanlah tindakan yang bijaksana. “Ada potensi bahaya bagi pengunjung,” kata Ketua PROFAUNA Rosek Nursahid.
Jika satwa liar mengalami stres, kata dia, bisa melukai pengunjung. Meski hewan liar seperti harimau terlihat jinak dan lucu, namun tetap saja mereka memiliki sifat liar dan liar.
“Hewan juga cenderung menularkan penyakit zoonosis dari hewan ke manusia dan sebaliknya,” ujarnya.
Rosek juga menjelaskan bahwa penggunaan hewan di kebun binatang untuk berfoto mengabaikan standar kesejahteraan hewan. Oleh karena itu, PROFAUNA dan Indonesian Society for Animal Welfare (ISAW) mendesak agar pengambilan gambar satwa secara langsung di kebun binatang dihentikan. – Rappler.com