Sri Mulyani mengumumkan 21 BUMN belum membagikan dividen
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Perusahaan pelat merah itu sedang merugi
JAKARTA, Indonesia – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan nama-nama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang belum membagikan dividen, bagian keuntungannya, kepada negara.
Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI mewakili Menteri BUMN Rini Soemarno yang belum diterima DPR, Sri mengatakan ada 21 BUMN yang masih merugi dan belum membagikan dividen.
Kerugian yang dialami 21 BUMN tersebut antara lain kerugian dalam satu tahun dan akumulasi kerugian beberapa tahun terakhir.
“Kecuali BUMN yang kinerjanya positif, mereka membagikan dividen membayar hubungan kita Ada yang berbeda, ada juga yang tidak mampu membayar karena menghadapi situasi keuangan yang tidak membaik, kata Sri Mulyani.
Mantan Direktur Utama Bank Dunia ini mengatakan, kerugian yang dialami 21 perusahaan pelat merah tersebut disebabkan oleh persaingan dan efisiensi, seperti PT Garuda Indonesia Tbk dan Perum Bulog. Ada juga BUMN yang sudah lama merugi dan sedang dalam proses restrukturisasi, seperti PT Merpati Nusantara.
(MELIHAT: Video wawancara dengan Direktur Utama PT Garuda Indonesia Pahala N. Mansyuri)
“Kami berharap BUMN ini dapat terus berbenah, sehingga dalam hal optimalisasi keuangan negara dan manfaatnya bagi masyarakat dapat dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
Kementerian BUMN menargetkan laba 118 perusahaan pelat merah pada tahun 2017 sebesar Rp197 triliun, tumbuh 20,1% dibandingkan laba tahun 2016 yang diproyeksikan mencapai Rp164 triliun.
“Sinergi BUMN tetap menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi usaha agar perusahaan lebih berdaya saing tidak hanya di pasar lokal tetapi juga mampu bersaing di tingkat global,” kata Rini Soemarno kepada media dalam acara Rapat “Kinerja BUMN 2016 dan 2017 Proyeksi,” di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat, 3 Maret 2017.
Berikut ini BUMN yang diperkirakan tidak akan membagikan dividen pada akhir tahun 2017 karena mengalami kerugian berulang/akumulasi kerugian:
Kerugian operasional BUMN akibat hilangnya persaingan dan efisiensi:
- 1. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
- 2. Perum Bulog
- 3. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk
- 4. PT PAL
- 5. PT Dok Perkapalan Surabaya (Persero) Tbk
- 6. PT Infofarma (Persero) Tbk
- 7. PT Balai Pustaka (Persero)
- 8. PT Boma Bisma Indra (Persero)
- 9. Perusahaan PEN
- 10. PT Berdikari (Persero)
BUMN yang sedang dalam proses restrukturisasi antara lain:
- 1.PT Nindya Karya
- 2. PT Merpati Nusantara Maskapai (Persero)
- 3. PT Kertas Kraft Aceh (Persero)
- 4. PT Penas Survei Udara (Persero)
- 5. PT Industri Sandang Nusantara (Persero)
- 6. PT Iglas (Persero)
- 7. PT Kertas Leces (Persero)
- 8. PT Jakarta Lloyd (Persero)
- 9. PT Istana Karya (Persero)
- 10. PT Varuna Tirta Prakarsya (Persero)
- 11. PT Pertama (lanjutan)
Pemerintah menambah besaran dividen menjadi Rp43,69 triliun dalam RAPBN 2018 dari besaran dividen dalam APBNP 2017 sebesar Rp41 triliun.
Dalam rancangan nota keuangan dan RAPBN 2018 disebutkan dividen tersebut berasal dari pendapatan perbankan sebesar Rp10,94 triliun dan sektor non-perbankan sebesar Rp32,75 triliun. – Rappler.com