• November 24, 2024

Strategi Indonesia menghadapi MEA 2015: Defensif

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Menteri Perindustrian Saleh Husin menjawab pertanyaan mengenai kesiapan Indonesia memasuki pasar terpadu ASEAN. Industri mana saja yang siap? Siapa yang tertabrak?

JAKARTA, Indonesia – Hari ini dimulai penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC). Perjanjian ini menjadikan kawasan ASEAN dengan 10 negara anggotanya sebagai pasar terpadu dan basis produksi bersama. MEA juga merupakan pasar bagi 630 juta penduduk atau pasar terbesar keempat di dunia. Ada lima hal penting yang perlu diketahui tentang MEA dan konsekuensinya.

Apakah Indonesia siap?

Hal tersebut ditanyakan Rappler kepada Menteri Perindustrian Saleh Husin pada Rabu (30/12). Berikut adalah jawaban tertulis atas pertanyaan yang kami ajukan:

1.Bagaimana pemerintah mempersiapkan industrinya menyambut MEA?

Kementerian Perindustrian telah menyiapkan langkah-langkah dalam menghadapi MEA, yang secara umum dapat dibagi menjadi 2 (dua) bidang, yaitu: (1) bidang Perdagangan barang (Perdagangan barang), dan (2) bidang Perdagangan jasa (Perdagangan jasa). Kementerian Perindustrian telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan daya saing industri dan mendorong investasi di sektor industri. Peningkatan daya saing industri dilakukan dengan memperkuat struktur industri dengan menyelesaikan struktur industri yang kosong dan menyiapkan strategi ofensif dan defensif untuk akses pasar.

2. Apakah industri lokal siap menghadapi MEA?

Secara keseluruhan, siap atau tidak, industri harus siap menghadapi penerapan MEA pada akhir Desember 2015. Secara keseluruhan, industri telah mempersiapkan diri untuk bersaing dengan serbuan produk dan jasa dari luar. Ada beberapa catatan:

Industri mana yang belum siap?
Beberapa industri yang belum siap menghadapi persaingan MEA antara lain: industri komponen elektronika, industri Teknologi Informasi (IT) dan peralatan elektronik rumah tangga, industri bahan baku (manufaktur dasar) dan industri lainnya.

Industri mana yang paling siap?
Industri yang paling siap menghadapi persaingan MEA adalah 9 (sembilan) sektor, yaitu: (1) Industri berbasis pertanian (CPO, kakao, dan karet), (2) perikanan dan produk olahannya, (3) tekstil dan produk tekstil, ( 4) sepatu (sepatu olahraga) dan barang-barang dari kulit, (5) mebel, (6) makanan dan minuman, (7) pupuk dan petrokimia, (8) mesin dan peralatan, dan (9) logam dasar besi dan baja.

Apa industri andalan Indonesia?
Beberapa industri andalan Indonesia antara lain: industri tekstil dan produk tekstil, industri mebel dan industri berbasis pertanian.

3. Berlakunya MEA akan berdampak pada industri mana yang paling besar? Apa yang paling terancam?

Pada dasarnya dengan diberlakukannya MEA maka seluruh sektor industri akan terkena dampaknya, namun yang paling terancam adalah industri komponen elektronik, industri IT dan peralatan elektronik rumah tangga, industri bahan baku (manufaktur dasar) dan industri lainnya.

4. Apakah terdapat instrumen peraturan untuk melindungi industri lokal dari serangan industri asing?

Untuk melindungi industri lokal dari serangan industri asing, dilakukan melalui strategi pertahanan, yaitu dengan menyiapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk manufaktur.

5. Menurut perkiraan Kemenperin, negara dan jenis industri manakah yang tertarik menyasar pasar Indonesia?

Negara yang berpeluang menyerang pasar Indonesia antara lain Malaysia, Thailand dan Singapura dengan industri komponen elektronik, industri IT dan peralatan elektronik rumah tangga, industri bahan baku. (manufaktur dasar) dan industri lainnya.

6. Apa peluang kita di MEA? Bisakah kita mendominasi? Ataukah kita akan didominasi?

Peluang industri untuk memenangkan persaingan menghadapi MEA cukup terbuka lebar. Kementerian Perindustrian telah melakukan berbagai upaya dan strategi untuk menghadapi pasar persaingan bebas di ASEAN. Selain perdagangan barang dengan meningkatkan daya saing industri dan mendorong investasi di sektor industri, di sektor jasa dengan meningkatkan sumber daya manusia industri.

Saat ini telah disiapkan 50 surat keputusan SNI untuk sektor industri, serta 25 lembaga sertifikasi profesi (PBO) dan tempat uji kompetensi (PTO). Secara bertahap dilakukan upaya penambahan 15 SKKNI dan 10 LSP sektor industri setiap tahunnya dengan mengutamakan sektor industri prioritas.

Jika semua strategi berjalan dengan baik, bukan tidak mungkin kita mampu menguasai pasar MEA. Semua kembali ke pasar ASEAN karena pada akhirnya pasarlah yang menentukan siapa yang mampu mendominasi persaingan di ASEAN. ΜΆ Rappler.com

BACA JUGA

Angka Sdy