• April 29, 2025
Tanggung Jawab Moral Tika Bravani di Film ‘Nyai Ahmad Dahlan’

Tanggung Jawab Moral Tika Bravani di Film ‘Nyai Ahmad Dahlan’

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Selama 3 bulan, Tika Bravani melakukan observasi dan riset mendalam terhadap pemeran tokoh Nyai Ahmad Dahlan

JAKARTA, Indonesia —Aktris Tika Bravani sepertinya akrab dengan produksi film bertema sejarah Indonesia. Setelah sebelumnya sukses memerankan Fatmawati di film tersebut soekarno, Kini perempuan berusia 27 tahun itu siap menjajal akting di film Nyai Ahmad Dahlan produksi Iras Film.

Sebagai pemeran utama, Tika akan memerankan tokoh Nyai Ahmad Dahlan, tokoh emansipasi wanita dan istri pendiri muhammadiyah, Ahmad Dahlan.

Untuk mempersiapkan dirinya berperan sebagai Nyai Ahmad Dahlan, Tika rajin membaca buku sejarah kehidupan Nyai Ahmad Dahlan. “Perempuan jaman dulu memang begitu, meski Kartini dan Nyai Ahmad Dahlan berbeda keluarga, tapi mereka punya nafas perjuangan yang sama, memperjuangkan hak-hak perempuan,” kata Tika yang pekan lalu hadir dalam konferensi pers film Nyai. Ahmad Dahlan di Iras Film, Mampang, Jakarta Selatan.

Mereka (perempuan) dulunya sangat terbatas. Mulailah berbicara dengan orang lain, keluar rumah. Keluarga Kauman hanya bisa mengenyam pendidikan sendok tapi saya tidak bisa sekolah, saya bisa belajar matematika dan hal-hal lain seperti itu. “Padahal perempuan madrasah itu untuk anak-anaknya.”

Tika beruntung bisa memerankan Nyai Ahmad Dahlan karena semakin memahami dan memahami posisi perempuan dalam keluarga dan masyarakat. “Saya kira perempuan masa kini harus mengingat perjuangan Nyai di masa lalu. Sebagai seorang istri dan ibu sungguh sangat menginspirasi. Dia mendirikan madrasah untuk anak-anaknya dan mendukung perjuangan suaminya. Ibarat tangan, tangan kanan laki-laki adalah tangan kirinya. Dia mencoba menghidupi keluarganya dari zona nyamannya sebagai seorang wanita.”

Memainkan karakter yang hidup di tahun 1800an tentu tidak mudah. Apalagi di film ini Tika Nyai memerankan Ahmad Dahlan dalam 3 fase kehidupan yang berbeda. “Ibarat mengekspresikan emosi di usia 50 tahun, seperti apa dan apa bedanya saat remaja. Dimensinya berbeda dan banyak hal yang perlu saya perhatikan. Saya mencoba yang terbaik.”

Tika mengaku sulit memerankan peran Nyai Ahmad Dahlan. Bahkan lebih berat dari perannya sebagai Fatmawati. “Karena Fatmawati bukan tokoh sentral, ia berada pada fase usia 21 hingga 23 tahun dan tidak sesulit ini. Ini adalah karakter sentral. Saya memainkan karakter yang lebih tua dan lawan main saya lebih tua dari saya. “Yah, aku harus lebih baik dari dia,” kata istri Dhimas Aditya itu.

Berbekal materi dari buku dan rekonstruksi logika serta brainstorming dari data sejarah yang ada, Tika mencoba kemampuan akting terbaiknya di film ini. “Kemarin sekitar 3 bulan saya mengamatinya dengan intens,” kata Tika yang mengaku tidak mengkhususkan diri untuk terlibat dalam biopik.

“Tidak, sebenarnya filmku bukanlah film biografi. Tapi mereka mengenalku di film biografi pertama, jadi film berikutnya akan lebih dari itu. Aku ditawari Kartini, tapi aku tolak, ayo Nyai Ahmad Dahlan Makanya saya ambil, saya baru tahu betapa hebatnya dia setelah saya membacanya. Menurutku ini film yang bagus dan bagus, aku ingin menjadi bagian dari film ini.” —Rappler.com

Singapore Prize