• November 18, 2024

Tarif Tol Suramadu turun, nasib operator tongkang pertambangan terkatung-katung




Tarif Tol Suramadu turun, nasib operator tongkang pertambangan terkatung-katung



















Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Pemprov Jatim turunkan tarif tol Suramadu 50 persen menjadi Rp 15.000

SURABAYA, Indonesia – Jembatan Surabaya-Madura atau lebih dikenal dengan Suramadu mengalami penurunan tarif sebesar 50 persen sejak dua hari lalu. Kalau dulu tarif mobil Rp 30.000, kini tarifnya Rp 15.000

PT. Jasa Marga selaku operator awalnya akan mulai menurunkan tarif mulai 2 Maret. Namun rupanya terjadi kesalahan persepsi. Berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang ditandatangani pada 25 Februari, penurunan tarif harus dilaksanakan seminggu setelah keputusan ini dikeluarkan.

Oleh karena itu, kami mempercepat penurunan tarif mulai 1 Maret mulai pukul 00.00 WIB, kata Kepala Pengelola Tol Suramadu, Suharyono.

Ia mengatakan penurunan tarif tol tidak berdampak langsung terhadap pendapatan PT Jasa Marga selaku pengelola tol. Pasalnya, PT. Jasa Marga memperoleh pendapatan dari nilai tender pemerintah saat Jembatan Suramadu akan dioperasikan. Sedangkan pendapatan rata-rata dari Jembatan Suramadu berkisar Rp 500.000. “Dari pendapatan yang masuk, setiap hari langsung kita setorkan ke kas negara. Kami tidak mengutip pendapatan itu. “Karena kami hanya operator,” jelas Haryono.

Meski tarif mengalami penurunan yang signifikan, menurut PT. Jasa Marga, dalam dua hari terakhir tidak terjadi peningkatan signifikan jumlah kendaraan yang melintasi Jembatan Suramadu.

“Madura belum mempunyai daya tarik yang kuat. Sehingga arus kendaraan masih normal meski tarif sudah turun, kata Suharyono.

Dalam sehari, diperkirakan 5-16 ribu kendaraan melewati Jembatan Suramadu.

Operator kapal merugi

Penurunan tarif Jembatan Suramadu diperkirakan akan semakin menambah beban operator kapal yang melintasi Surabaya-Madura. Sebab, konsumen disinyalir lebih memilih Jembatan Suramadu karena lebih murah.

Sebagai perbandingan, jika mobil melintasi Jembatan Suramadu tarifnya hanya Rp 15.000, sedangkan jika menggunakan kapal feri sekitar Rp 46.500.

Salah satu operator penyeberangan Surabaya-Madura, PT. Dharma Lautan Utama berharap pemerintah memperhatikan nasib operator kapal.

Dampaknya kemungkinan besar adalah berkurangnya jumlah penumpang akibat peralihan ke Suramadu, kata Rakhmatika Ardianto, Direktur Operasi dan Bisnis PT Dharma Lautan Utama.

Ia mengatakan, perusahaannya sudah merugi bahkan sebelum Jembatan Suramadu menurunkan tarif. Setiap bulan perusahaan merugi Rp 200 juta. Jika hal ini terus terjadi, bukan tidak mungkin kapal feri tersebut akan berhenti beroperasi. Oleh karena itu, mereka berharap pemerintah memberikan subsidi melalui bantuan tersebut kewajiban pelayanan publik (PSO).

Untuk menghindari kerugian yang dialami operator penyeberangan, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan Kementerian Perhubungan akan memindahkan kapal penyeberangan tersebut ke penyeberangan Ketapang-Gilimanuk Bali. Menurut Soekarwo, jumlah kapal feri yang beroperasi di penyeberangan Surabaya-Madura dinilai terlalu banyak. Apalagi pemerintah tidak bisa memberikan subsidi.

Solusinya pindahkan ke Ketapang Gilimanuk agar tidak rugi, kata Soekarwo.

Kebijakan pemerintah pusat untuk mengurangi tol Jembatan Suramadu bermula dari usulan Soekarwo. Awalnya, dia ingin Jembatan Suramadu digratiskan. Tujuannya agar wilayah Madura semakin berkembang. Sebab selama ini biaya transportasi ke Madura dinilai masih terlalu mahal.

Namun usulan tersebut tidak sepenuhnya disetujui oleh pemerintah pusat. Mereka hanya mampu menahan penurunan tarif sebesar 50 persen. – Rappler.com

BACA JUGA:








Keluaran Sydney