• October 14, 2024
Terancam Disegel, Kediaman Islam Waria Yogyakarta Dijaga Polisi

Terancam Disegel, Kediaman Islam Waria Yogyakarta Dijaga Polisi

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

“Kami tidak akan hitung berapa hari kami amankan (kediaman Islam ini). Kami akan jaga sampai kondisi aman.”

YOGYAKARTA, Indonesia— Polisi bersenjata lengkap dari Sektor Banguntapan, Yogyakarta masih menjaga ketat pesantren tersebut Al Fatah di Yogyakarta setelah puluhan anggota Front Jihat Islam (FJI) mengunjungi satu-satunya pesantren transgender di Indonesia. Kabar FJI akan menyambangi kediaman Islam pun santer terdengar pagi ini.

“Laporannya sudah kami terima, lalu saya langsung tindak lanjuti dengan pengecekan lapangan. “Ini wilayah saya, jadi harus saya jaga,” kata Kapolsek Banguntapan Kompol Suharno saat ditemui, Jumat, 19 Februari.

Ia mengatakan, polisi akan menjaga kediaman Islam tersebut selama diperlukan.

“Kami tidak akan menghitung berapa hari kami amankan (pondok pesantren ini). “Kami akan jaga sampai kondisi aman,” kata Suharno.

Rina, salah satu warga yang masuk ke dalam kompleks perumahan Islam waria, mengatakan, ancaman diterima pada Jumat pagi. Begitu mendapat pesan singkat itu, Shinta Ratri, pengurus pondok pesantren itu langsung kabur.

“Nyonya. Shinta sudah dievakuasi sejak pagi tadi. “Ini hanya pesan untuk menutup pintu, aku khawatir ada pembobolan,” kata Rina.

Polisi masuk ke kediaman Islam tersebut melalui pintu belakang bersama beberapa warga.

Puluhan massa FJI tiba di pesantren waria tersebut sekitar pukul 14.00 WIB. Mereka berkumpul di sebuah gang sempit yang menuju ke pesantren. Mereka bubar 10 menit kemudian setelah bertemu dengan petugas polisi.

“Kami di sini untuk mengklarifikasi karena kami mendapat informasi bahwa kediaman Islam transgender ini ingin menciptakan yurisprudensi transgender. “Karena kalau benar tidak sesuai syariah,” kata Abdulrahman, koordinator FJI.

Ia juga mengatakan FJI ingin memastikan asrama Islam transgender yang didirikan pada tahun 2008 ini tidak menjadi kedok. untuk melakukan aktivitas rahasia.

“Kami sudah melakukan penyelidikan, kami ingin memastikannya. Kalau untuk pertobatan, itu baik. “Tapi kalau covernya jadi masalah,” ucapnya.

Pernyataan memutarbalikkan

Shinta Ratri, Pengasuh Pondok Pesantren Waria, sebelumnya menjelaskan, tersebarnya isu yurisprudensi waria berawal dari artikel yang ditulis oleh media daring panjimas.com.

Katanya ada seorang jurnalis Panjima yang datang kepadanya dan mewawancarainya. Namun, ia kaget saat membaca artikel dari wawancara yang dipublikasikan terkait yurisprudensi transgender.

“Itu memutarbalikkan, saya tidak pernah berbicara seperti itu. Saya percaya mereka karena ketika datang ke wawancara mereka baik dan sopan. “Tapi pemberitaannya justru menyimpang,” kata Shinta.

Protes terhadap kelompok lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) telah menyebar dalam beberapa minggu terakhir setelah menteri riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir melarang sejumlah aktivitas lesbian dan gay masuk kampus pada akhir Januari lalu. – Rappler.com

BACA JUGA:

Sidney siang ini